Organizing
is a process of structuring the organization in accordance with the objectives,
resources, and environment. Thus the results of the organization is the
organizational structur.
Pengorganisasia
dalam fungsi manajemen adalah salah satu fungsi manajemen yang berperan penting
seperti fungsi perencanaan. Dengan adanya fungsi pengorganisasian maka seluruh
sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manfaat
pengorganisasian, dengan pengorganisasian yang baik maka anda sebagai seorang
pemimpin organisasi akan dapat mengetahui :
1. Pembagian tugas untuk
perorangan dan kelompok secara jelas.
2. Tugas pokok staf dan
produser kerja yang digunakan staf.
3. Hubungan organisator antar
manusia yang menjadi anggota atau staf sebuah organisasi. Hubungan ini akan
terlihat dalam sebuah struktur organisasi.
4. Pendelegasian wewenang,
anda sebagai seorang pimpinan organisasi akan melimpahkan wewenang kepada staf
sesuai dengan tugas tugas pokok yang diberikan kepada mereka.
5. Pemanfaatan staf dan
fasilitas fisik yang dimiliki organisasi. Tugas staf dan pemanfaatan fasilitas fisik
harus diatur dan diarahkan semaksimal mungkin untuk membantu staf, baik secara
individu maupun kelompok mencapai tujuan organisasi.
Untuk memudahkan kita dalam membuat
pengorganisasian maka ada 5 langkah penting dalam menyusun fungsi
pengorganisasian, yaitu :
1. Tujuan organisasi harus
dipahami oleh staf. Tujuan organisasi sudah disusun pada saat perencanaan.
2. Membatasi habis pekerjaan
dalam bentuk kegiatan – kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
3. Mneggolongkan kegiatan
pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis.
4. Menetapkan kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas pendukung yang
diperlukan untuk melaksanakantugasnya. Misalnya pengaturan ruangan alat – alat
kerja.
5. Penguasaan dan menempatkan
staf yang dipandang mampu melaksanakan tugas.
Semakin berhasil kegiatan
pengorganisasian, maka semakin menonjol proses hubungan informal yang menyertai
kegitan formal dalam sebuah pengorganisasian perlu memperhatikan hal – hal
sebagai berikut :
1. Ada dua orang atau lebih.
2. Tata hubungan yang jelas.
3. Mempunyai maksud tertentu.
4. Mempunyai tujuan tertentu.
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi
adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada
suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan. Struktur Organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan
yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur
organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada
siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan.
Tipe – Tipe
struktur organisasi :
1. ORGANISASI
GARIS
Organisasi
kecil dan tujuan organisasi sederhana, jumlah karyawan sedikit, dan saling
mengenal dekat, tetapi spesialisasi kurang.
Kebaikan
:
Komando
dan garis kepemimpinan terjamin mudah dan tegas, proses pengambilan keputusan
cepat, segera ketahuan karyawan dengan kinerja baik, rasa solidaritas yang
tinggi.
Kekurangan
:
Seluruh
orang bergantung pada satu orang, kecenderungan bertindak otoriter, kesempatan
karyawan berkembang terbatas.
2. ORGANISASI GARIS DAN STAF
Organisasi besar dan
kompleks, jumlah karyawannya banyak dan daerah kerja luas, pimpinan dan
karyawan berhubungan tidak langsung, spesialisasi pekerjaan beraneka ragam.
Kebaikan :
Dapat dipergunakan untuk jenis
organisasi apapun, ada job deskripsi, staffing, dan spesialisasi kerja
diutamakan, pengambilan keputusan diambil secara mufakat, koordinasi mudah.
3. ORGANISASI FUNGSIONAL
Pembagian tugas jelas,
dalam proses organisasi tidak memerlukan banyak koordinasi, pembagian tugas berdasarkan
spesialisasi pegawai, para pemimpin memiliki kewenangan dan tanggung jawab.
Kebaikan :
Pembagian tugas jelas
sehingga tidak overlapping, spesialisasi karyawan dapat dikembangkan atau
dimaksimalkan, solidaritas dan koordinasi antar karyawan mudah terjadi.
Kekurangan :
Karyawan sering terlalu
berfokus kepada spesialisasinya, sering terjadi egosection, sestem koordinasi
tidak jelas jika terjadi masalah mendadak.
4. ORGANISASI KEPANITIAAN
Tugasnya tertentu dan
waktunya terbatas, ketua bias merangkap anggota, tugas bias dilaksanakan secara
bersamaan, tugas dan tanggung jawab tidak mencolok.
Kebaikannya :
Pengambilan keputusan
cepat tapi harus musyawarah, kemungkinan seorang bertindak otoriter kecil,
kerjasama mudah dilakukan.
Kekurangan :
Pengambilan keputusan bias
lambat karena perbedaan cara pandang, tiap individu sulit bertanggung jawab,
perintah sering lintas pimpinan, daya kreasi perseorangan tidak menonjol.
PROSES PENYUSUNAN SUMBERDAYA MANUSIA
Proses penyusunan sumberdaya manusia
dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang dilaksanakan setiap waktu
untuk menjaga pemenuhan kebutuhan sumberdaya manusiaorganisasi dengan orangyang
tepat dalam posisinya dan pada waktu yang tepat. Fungsi ini diterapkan pada
lingkungan eksternal dan internal.
Skema
proses penyusunan sumberdaya manusia
PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA
Sumber
daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang
dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya,
sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi
kepuasannya. Andrew E. Sikula (1981;145) mengemukakan bahwa:
“Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana organisasi”. George Milkovich dan Paul C. Nystrom (Dale Yoder, 1981:173) mendefinisikan bahwa
“Perencanaan tenaga kerja adalah proses peramalan, pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan yang menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai secara benar, waktu yang tepat, yang secara otomatis lebih bermanfaat”.
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tersedianya kebutuhan akan sumber daya manusia sehingga organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya.
1. Kepentingan Perencanaan SDM
2. Ada tiga kepentingan dalam
perencanaan sumber daya manusia (SDM), yaitu:
Kepentingan Individu.
Kepentingan Individu.
Kepentingan Organisasi.
Kepentingan Nasional.
3. Komponen-komponen Perencanaan SDM
Terdapat beberapa komponen yang
perlu diperhatikan dalam perencanaan SDM, yaitu:
Tujuan
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
Perencanaan Organisasi
Perencanaan Organisasi merupakan
aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif
bagi perkembangan organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis oleh
tingkat produksi. Tingkat produksi dari perusahaan penyedia (suplier) maupun
pesaing dapat juga berpengaruh. Meramalkan SDM, perlu memperhitungkan perubahan
teknologi, kondisi permintaan dan penawaran, dan perencanaan karir. Kesimpulannya,
PSDM memberikan petunjuk masa depan, menentukan dimana tenaga kerja diperoleh,
kapan tenaga kerja dibutuhkan, dan pelatihan dan pengembangan jenis apa yang
harus dimiliki tenaga kerja. Melalui rencana suksesi, jenjang karier tenaga
kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan perorangan yang konsisten dengan
kebutuhan suatu organisasi.
Syarat – syarat perencanaan SDM Harus
mengetahui secara jelas masalah yang akan direncanakannya.
Harus mampu mengumpulkan dan menganalisis
informasi tentang SDM. Harus mempunyai pengalaman luas tentang job analysis,
organisasi dan situasi persediaan SDM. Harus
mampu membaca situasi SDM masa kini dan masa mendatang. Mampu memperkirakan
peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
Mengetahui secara luas peraturan
dan kebijaksanaan perburuhan pemerintah.
Proses perencanaan SDM
Strategi SDM adalah alat yang
digunakan untuk membantu organisasi untuk mengantisipasi dan mengatur penawaran
dan permintaan SDM. Strategi SDM ini memberikan arah secara keseluruhan
mengenai bagaimana kegiatan SDM akan dikembangkan dan dikelola. Pengembangan
rencana SDM merupakan rencana jangka panjang. Contohnya, dalam perencanaan SDM
suatu organisasi harus mempertimbangkan alokasi orang-orang pada tugasnya untuk
jangka panjang tidak hanya enam bulan kedepan atau hanya untuk tahun kedepan.
Alokasi ini membutuhkan pengetahuan untuk dapat meramal kemungkinan apa yang
akan terjadi kelak seperti perluasan, pengurangan pengoperasian, dan perubahan
teknologi yang dapat mempengaruhi organisasi tersebut.
Prosedur perencanaan SDM
Menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM yang dibutuhkan. Mengumpulkan data dan informasi tentang SDM. Mengelompokkan data dan informasi serta menganalisisnya. Menetapkan beberapa alternative. Memilih yang terbaik dari alternative yang ada menjadi rencana. Menginformasikan rencana kepada para karyawan untuk direalisasikan. Metode PSDM ,dikenal atas metode nonilmiah dan metode ilmiah. Metode nonilmiah diartikan bahwa perencanaan SDM hanya didasarkan atas pengalaman, imajinasi, dan perkiraan-perkiraan dari perencanaanya saja. Rencana SDM semacam ini risikonya cukup besar, misalnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Akibatnya timbul
mismanajemen dan pemborosan yang
merugikan perusahaan. Metode ilmiah diartikan bahwa PSDM dilakukan berdasarkan
atas hasil analisis dari data, informasi, dan peramalan (forecasting) dari
perencananya. Rencana SDM semacam ini risikonya relative kecil karena segala
sesuatunya telah diperhitungkan terlebih dahulu.
4. Pengevaluasian Rencana SDM
Jika perencanaan SDM dilakukan
dengan baik, akan diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
Manajemen puncak memiliki
pandangan yang lebih baik terhadap dimensi SDM atau terhadap
keputusan-keputusan bisnisnya. Biaya SDM menjadi lebih kecil karena manajemen
dapat mengantisipasi ketidakseimbangan sebelum terjadi hal-hal yang dibayangkan
sebelumnya yang lebih besar biayanya.Tersedianya lebih banyak waktu untuk
menempatkan yang berbakat karena kebutuhan dapat diantisipasi dan diketahui
sebelum jumlah tenaga kerja yang sebenarnya dibutuhkan. Adanya kesempatan yang
lebih baik untuk melibatkan wanita dan golongan minoritas didalam rencana masa
yang akan datang. Pengembangan para manajer dapat dilaksanakan dengan lebih
baik.
Kendala-kendala PSDM
1. Standar kemampuan SDM
Standar
kemampuan SDM yang pasti belum ada, akibatnya informasi kemampuan SDM hanya berdasarkan
ramalan-ramalan (prediksi) saja yang sifatnya subjektif. Hal ini menjadi
kendala yang serius dalam PSDM untuk menghitung potensi SDM secara pasti.
2. Manusia (SDM) Mahluk Hidup
Manusia
sebagai mahluk hidup tidak dapat dikuasai sepenuhnya seperti mesin. Hal ini
menjadi kendala PSDM, karena itu sulit memperhitungkan segala sesuatunya dalam
rencana. Misalnya, ia mampu tapi kurang mau melepaskan kemampuannya.
3. Situasi SDM
Persediaan,
mutu, dan penyebaran penduduk yang kurang mendukung kebutuhan SDM perusahaan.
Hal ini menjadi kendala proses PSDM yang baik dan benar.
4. Kebijaksanaan Perburuhan
Pemerintah Kebijaksanaan perburuhan pemerintah, seperti kompensasi, jenis
kelamin, WNA, dan kendala lain dalam PSDM untuk membuat rencana yang baik dan
tepat.
KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN
A. KOORDINASI
Adalah proses
pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah pada suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien
Koordinasi penting bagi
manajer karena melakukan secara bersamaan hal- hal sbb :
a. Membagi pekerjaan secara
spesialisasi dan departementalisasi agar tercapai produktifitas dan effisiensi
tinggi.
b. Mengkoordinasikan bermacam-macam
kegiatan yang ada dan telah effisien dan produktif itu agar tercapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Tanpa koordinasi maka
mereka akan memaksimalkan effisiensi bidang mereka tanpa perduli bagian lain.
B.
MACAM
KETERGANTUNGAN
a. Saling ketergantungan yang menyatu
b. Saling ketergantungan yang berurutan
c. Saling ketergantungan timbal-balik
C.
MASALAH
DALAM KOORDINASI
Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu
b. Perbedaan dalam orientasi waktu
c. Perbedaan dalam orientasi antar waktu
d. Perbedaan dalam formalitas struktur
D.
PENDEKATAN
a. Teknik manajemen dasar
b. Meningkatkan koordinasi potensial
c. Mengurangi kebutuhan akan koordinasi
RENTANG MANAJEMEN
Prinsip
rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan
secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentang manajemen dan
koordinasi saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakin besar
jumlah rentangan semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahan secara
efektif.
A.
PENENTUAN
RENTANG YANG TEPAT
Rentang manajemen
mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari
bawahan mereka. Jika terlalu banyak anak buah maka ,anak buah akan semakin
kurang terkontrol dan kurang arahan. Kalau terlalu sedikit
maka ,manajer yang kurang dimanfaatkan tenaganya dan para bawahan terlalu
diawasi.
Ada hubungan antara rentang manajemen di
seluruh organisasi dan struktur organisasi. Jika rentang terlalu sempit, yaitu
anak buahnya sedikit, maka organisasi jadi terlalu tinggi dan berjenjang
sehingga efiktifitas manajer ditiap tingkatan akan terpengaruh. Jika anak buah
merasa frustasi dan ada kecurangan maka dapat disimpulkan bahwa rentang
organisasi terlalu lebar, jadi tak effisien dan banyak tenaga yang tak
termanfaatkan dengan baik.
B.
PENDEKATAN
GRACIUNAS
Dalam memilih suatu rentangan, manajer harus
mempertimbangkan tidak hanya hubungan satu dengan satu secara langsung dengan
bawahan yang diawasi tetapi juga hubungan mereka dengan bawahan dalam kelompok
dua atau lebih.
Rumus: R=n{2(n-1)+(n-1)}
dalam hal ini:
R :
jumlah hubungan
n :
jumlah bawahan
C.
PILIHAN
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KARYAWAN
a. Rentang manajemen naik
b. Hirarki tingkatan manajemen naik
c. Kombinasi keduanya
Menurut Lockheed‘s tujuh faktor yang mempengaruhi manajer
dalam penentuan rentang manajemen adalah :
1) Kesamaan fungsi diawasi: sejauh mana fungsi atau tugas bawahan yang manajer bertanggung
jawab adalah sama atau berbeda.
2) Kedekatan geografis fungsi diawasi: seberapa
dekat terletak kepada pengelola fungsi atau bawahan.
3) Kompleksitas fungsi diawasi: sifat fungsi atau tugas yang bertanggung
jawab manajer.
4) Arah dan kontrol yang
diperlukan oleh bawahan: derajat pengawasan yang dibutuhkan bawahan.
5) Koordinasi yang diperlukan pengawas: sejauh mana manajer harus mencoba untuk mengintegrasikan fungsi atau tugas
dalam subunit atau di antara subunitdan bagian
lain dari organisasi.
6) Perencanaan yang diperlukan pengawas: sejauh mana manajer harus meninjau programdan kegiatan subunit nya.
7) Bantuan
pada atasan atas adanya organisasi berapa banyak membantu dalam hal asisten dan personil
pendukung dapat diandalkan manajer.
wewenang ,delegasi ,
dan desentralisasi
WEWENANG, DELEGASI, DESENTRALISASI
Saat ini penting bagi kita untuk mengetahui
lebih jauh tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi. Hal ini disebabkan
dalam suatu organisasi kita diharuskan untuk beradaptasi dan menghadapi
berbagai macam watak dan tingkah laku seseorang. Untuk itu, pemahaman dalam
masalah di atas diperlukan untuk menjalin kerjasama dalam menjalankan suatu
organisasi secara efektif dan efisien.Terkadang banyak orang salah mengartikan
posisi atau jabatannya dalam suatu organisasi yang tentunya dapat merugikan
orang lain. Hal ini dapat menimbulkan masalah antar individu ataupun antar
organisasi. Tentunya hal tersebut tidak diinginkan oleh kita, sehingga kita
dapat mengetahui batasan-batasan yang tidak dapat dilanggar serta cara
berkomunikasi dengan baik.Sehingga penyusun menyuguhkan berbagai macam hal
dalam berinteraksi dengan orang-orang di dalam suatu organisasi, serta hal-hal
seputar wewenang dan kekuasaan yang dimiliki oleh setiap orang atau pemimpin
yang tentunya berbeda-beda cakupan luasnya.
A.WEWENANG (authority)
Adalah hak untuk melakukan sesuatu atau
memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar
tercapai tujuan tertentu. Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan
wewenang dari atasan ke bawahan dalam suatu organisasi.Dua
pandangan yang saling berlawanan tentang sumber wewenang, yaitu:
1.
Teori formal
(pandangan klasik)
Wewenang
merupakan anugrah, ada karena seseorang diberi atau dilimpahi hal tersebut.
Beranggapan bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi. Jadi
pandangan ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber
terakhir, dimana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang
saham.
2.
Teori penerimaan
(acceptance theory of authority)
Wewenang timbul hanya jika dapat diterima
oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan.
Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang dipengaruhi
(influencee) bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang tergantung
pada penerima (receiver), yang memutuskan untuk menerima atau menolak. Kekuasaan sering dicampur
adukkan dengan wewenang, padahal keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak
untuk melakukan sesuatu, maka kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak
tersebut. Kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau kejadian.
Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik
dalam organisasi.
WEWENANG LINI DAN
STAF
Lini mempunyai fungsi untuk bertanggung jawab
langsung atas tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.Staf
adalah individu atau kelompok (terdiri para ahli) dalam struktur organisasi
yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan kepada fungsi lini.
Ada dua tipe staf, yaitu:
1.
Staf pribadi
(personal staf )
Staf pribadi
dibentuk untuk memberikan saran, bantuan dan jasa kepada seorang manajer. Staf
pribadi biasa disebut asisten atau asisten staf yang mempunyai banyak tugas
untuk atasan dan biasanya generalis.
2.
Staf spesialis.
Memberikan saran,
konsultasi, bantuan, dan melayani seluruh lini dan unsur organisasi.
Bertanggung jawab ke tingkatan-tingkatan organisasi yang bermacam-macam,
seperti tingkatan divisi, tingkatan bagian, ataupun tingkatan cabang yang
berdiri sendiri.
B.DELEGASI
Adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Jadi delegasi
wewenang adalah:
1. Adalah proses manajer mengalokasikan wewenang
ke bawah yaitu pada orang-orang yang melapor kepadanya.
2. Adalah pemberian
otoritas atau kekuasaan formal dan tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan
tertentu kepada orang lain. Pelimpahan otoritas oleh atasan kepada bawahan
diperlukan agar organisasi dapat berfungsi secara efisien karena tak ada atasan
yang dapat mengawasi secara pribadi setiap tugas-tugas organisasi.Alasan
perlunya pendelegasian, yaitu:
a. Memungkinkan manajer dapat
mencapai lebih dan bila mereka menangani setiap tugas sendiri
b. Agar organisasi dapat
berfungsi lebih efisien
c. Manajer dapat memusatkan tenaganya pada
tugas-tugas prioritas yang lebih penting
d. Bawahan dapat tumbuh, berkembang dan alat
untuk belajar dari kesalahan
Delegasi
dibutuhkan karena manajer mungkin hanya menguasai “the big picture”,
tidak cukup mengerti secara terperinci dan tidak selalu mempunyai semua
pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Sehingga untuk
mengefisienkan penggunaan sumber daya, pelaksanaan tugas tertentu didelegasikan
kepada tingkatan organisasi yang serendah mungkin di mana terdapat cukup
kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.
Prinsip-prinsip klasik yang dapat dijadikan
dasar untuk delegasi yang efektif adalah:
1.
Prinsip Skalar
Menyatakan harus
ada garis otoritas yang jelas yang menghubungkan tingkat paling tinggi dengan
tingkat paling bawah. Garis otoritas yang jelas ini memudahkan anggota
organisasi untuk megetahui:a.kepada siapa dia dapat mendelegasikanb.siapa yang dapat melimpahkan
wewenang kepadanyac.kepada siapa dia bertanggungjawabDalam proses penyusunan
garis otoritas diperlukan kelengkapan pendelegasian wewenang, yaitu semua tugas
yang diperlukan dibagi habis. Hal ini digunakan untuk menghindari:a.gaps, yaitu
tugas-tugas yang tidak ada penangung jawabnyab.overlaps, yaitu tanggung jawab
untuk satu tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu orangc.splits,
yaitu tanggung jawab atas tugas yang sama diberikan kepada lebih dari
satu-satuan organisasi
2.
Prinsip kesatuan
perintah (unity of command)
Menyatakan setiap
orang dalam organisasi harus melapor pada satu atasan. Melapor pada lebih dari
satu orang akan menyulitkan seseorang untuk mengetahui kepada siapa ia harus
bertanggung jawab dan perintah siapa yang harus diikuti. Bertanggung jawab
kepada lebih dari satu atasan juga akan membuat bawahan dapat menghindari
tanggungjawab atas pelaksanaan tugas yang jelek dengan alasan banyaknya tugas
dari atasan lain.
3.
Tanggungjawab,
wewenang dan akuntabilitas
Prinsip-prinsip ini menyatakan bahwa:
a. dapat menggunakan
sumber dayanya secara efisien
b. masing-masing orang dalam
organisasi dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya secara efektif
c. akuntanbilitas
penerimaan tanggungjawab dan wewenang
Ada 4 kegiatan terjadi ketika delegasi
dilakukan:1. Pendelegasian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
2. Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai ujuan atau tugas.
3. Penerimaan delegasi, yang menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab.
4. Pendelegasi menerima
pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.Manfaat pendelegasian
wewenang, yaitu:
1. Manajer memiliki banyak kesempatan untuk
mencari dan menerima peningkatan tanggungjawab
dari tingkatan manajer yang tinggi
2. Memberikan keputusan yang lebih baik
3. Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan
keputusan
4. Melatih bawahan memikul tanggungjawab,
melakukan penilaian dan meningkatkan keyakinan diri
serta kesediaan untuk berinisiatif
Hambatan terhadap
pendelegasian yang efektif, yaitu:
a.
Keengganan untuk
mendelegasikan wewenang
Penyebab
keengganan untuk mendelegasikan wewenang adalah:a.perasaan tidak aman. Manajer
enggan mengambil resiko untuk melimpahkan tugas atau mungkin takut kehilangan
kekuasaan bila bawahannya terlalu baik melaksanakan tugas.
b. ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer
bisa sangat tak teratur dalam membuat perencanaan ke depan.
c. ketidak percayaan kepada bawahan
d. manajer merasa bahwa bawahan lebih senang
tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas
Untuk jangka
pendek, ketiadaan keyakinan ini dapat dibenarkan bila bawahan memang tidak
memiliki pengetahuan dan keahlian. Untuk jangka panjang, tak ada alasan untuk
membenarkan kegagalan melatih bawahan.
Keengganan untuk
menerima pendelegasian wewenang
Penyebab keengganan untuk menerima
pendelegasian wewenang adalah:a. perasaan tidak aman bagi bawahan untuk menghindari tanggungjawab dan resiko.
b. bawahan takut dikritik atau dihukum karena membuat kesalahan.
c. bawahan tidak mendapat cukup rangsangan untuk beban tanggungjawab tambahan.
d. bawahan kurang
peracaya diri dan merasa tertekan bila dilimpahi wewenang pembuatan keputusan
yang lebih besarSyarat untuk delegasi yang efektif adalah:
a. kesediaan manajer
untuk memberi kebebasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas yang
dilimpahkan.
b. komunikasi yang
baik antara manajer dan bawahan.c.meningkatkan kompleksitas tugas yang
dilimpahkan dan derajat pelimpahan dalam suatu jangka waktu tertentu.Bila tidak ada kemajuan di dalam suatu
jangka waktu yang direncanakan, maka beberapa hambatan dalam hubungan antara
atasan dengan bawahan mungkin sudah bisa ditemukan (misalnya latihan yang tidak
cukup, tidak adanya kepercayaan satu sama lain, komunikasi yang buruk).
Louis Allen mengemukakan teknik untuk
membantu manajer melakukan delegasi dengan efektif:1.Tetapkan tujuan.
2.Tegaskan tanggung jawab dan wewenang.
3.Berikan motivasi kepada bawahan.
4.Meminta penyelesaian kerja.
5.Berikan latihan.
K. Sentralisasi Dan Desentralisasi
Sentralisasi berarti ada pemutusan dalam pendelegasian
wewenang pada tingkat atas, sedangkan desentralisasi berhubungan dengan
sampai dimana manajer melimpahkan wewenangnya kepada bawahan, apakah hanya
sampai kepala bagian, kepala devisi atau kepala cabang dan lain sebagainya. Ternyata dengan desentralisasi tugas dan wewenang semua kegiatan
dimonitor secara cepat dan tepat.
Ada faktor yang mempengaruhi derajat desentralisasi yaitu
:
1. Filsafat manajemen
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
3. Startegi dan lingkungan organisasi
4. Penyebaran geografis organisasi
5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
6. Keanekaragaman produk dan jasa
7. Karakteristik organisasi lainnya.
8. Kualitas manajer
1. Filsafat manajemen
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
3. Startegi dan lingkungan organisasi
4. Penyebaran geografis organisasi
5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
6. Keanekaragaman produk dan jasa
7. Karakteristik organisasi lainnya.
8. Kualitas manajer
0 komentar:
Posting Komentar