MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“ISLAM DAN
KESEJAHTERAAN UMAT”
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas
kehadiran tuhan yang maha esa dimana atas karunianya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT” ini tepat pada waktunya.
Salawat beriringkankan salam kita panjatkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
saw yang telah membimbing kita dari alam kebodohan dan kegelapan kepada alam yang
terang benderang seperti saat ini.
Makalah ini awalnya kami susun hanya
sebagai tuntutan untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing, yang pada ahirnya kami
harapkan mampu untuk memberi sedikit pengetahuan bagi para pembacanya tentang
bagaimana cara islam dalam mensejahterakan umatnya.
Ucapan terimakasih juga kami berikan
kepada Bapak M.RIDHWAN, S.Ag., M.ESy selaku dosen pembimbing dan atas dukungan baik
moral maupun materi juga kepada teman teman semua sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan semestinya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna, oleh karna itu saran dan kritik yang membangun dari rekan rekan
semua sangat dibutuhkan untuk meyempurnakan makalah ini.
JAMBI,24 NOVEMBER 2014
F AKUNTANSI 2014
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...……………………………………………………………………. ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………….. iii
BAB I :
PENDAHULUAN………………………………………………………………………. 4
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH………………………………………… 4
1.2
IDENTIFIKASI MASALAH………………………………………………… 4
1.3
PERUMUSAN MASALAH……………………………..…………………. 4
1.4
MAKSUD DAN TUJUAN………………………………………………….. 4
1.5
METODE PENELITIAN…………………………………………………….. 5
BAB II:
PEMBAHASAN………………………………………………………………………… 5
2.1KONSEPSI
MASYARAKAT MADANI………………………………….. 5
2.2HAKIKAT
DAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI…… 6
2.3MASYARAKAT
MADANI DI INDONESIA……………………………. 8
2.4PERAN
UMAT ISLAM DALAM
MEWUJUDKAN
MASYARAKAT MADANI……………………….... 9
2.5SISTEM
EKONOMI ISLAM DAN PEMBERDAYAAN UMAT….. 10
BAB III:
KESIMPULAN………………………………………………………………………….. 11
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………….. xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam memenuhi tugas membuat Makalah tentang Islam
dan kesejahteraan umat, maka kami susun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami
bermaksud agar pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan Masyarakat Madani.
Dari keinginan itu kami penulis membuat Makalah ini smaksimal mungkin mulai
dari pengertian Masyarakat Madani, ciri – cirinya, Hakikat dan karakteristik
masyarakat madani,Peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani,Sistem
ekonomi islam dan pemberdayaan umat. Lalu kami juga ingin membuka wawasan
tentang contoh – contoh dan apa saja yang dapat disebut sebgai Masyarakat
Madani., bab ini membahas tentang masyarakat madani yang umumnya dikenal dengan
istilah masyarakat sipil (civil society), pengertiannya, ciri-cirinya, sejarah
pemikiran, karakter dan wacana masyarakat sipil di Barat dan umat islam serta
masyarakat di Indonesia serta unsur-unsur di dalamnya.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Dari
latar belakang yang telah disampaikan, maka identifikasi masalah yang dapat
penulis sampaikan antara lain :
a. Konsep Masyarakat Madani.
b. Hakikat dan Karakteristik dari Masyarakat
Madani.
c. Nomenklatur Masyarakat Madani
d. Peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat
madani.
e. Sistem ekonomi islam dan pemberdayaan umat
1.3 PERUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi
masalah, maka perumusan masalahnya adalah :
1. Apa
yang disebut dengan masyarakat madani ?
2. Bagaimana ciri dan karakteristik
masyarakat madani?
3. Bagaimana peran umat islam dalam
mewujudkan masyarakat madani?
4. Bagaimana sistem ekonomi islam dan
pemberdayaan umat?
1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menyelesaikan
kewajiban dari tugas mata kuliah pendidikan agama islam universitas jambi yang
diberikan oleh Bapak M.RIDHWAN, S.Ag., M.ESy selaku dosen pembimbing.
Tujuan
dari karya tulis ini adalah untuk menyampaikan bahwa masyarakat madani ditandai
dengan karakteristik masyarakat madani, diantaranya wilayah publik yang bebas,
demokrasi, toleransi, kemajemukan dan keadilan sosial dan kaitannya dengan umat islam.
1.5 Metode Penelitian
Metode
penelitian yang penulis gunakan yaitu metode Studi Pustaka yaitu penulis
mencari bahan – bahan dalam karya ilmiah ini mencari di Buku, artikel di
internet dan sumber-sumber lainnya yang telah ada.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 KONSEP
MASYARAKAT MADANI
Masyarakat
madani adalah istilah yang akhir akhir ini ramai dibicarakan. Civil society yang berkembang di
dunia barat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan sebutan masyarakat
sipil atau masyarakat madani oleh Dr. Anwar Ibrahim yang pertama kali
memperkenalkan istilah ini di Indonesia saat menyampaikan ceramah dalam rangka
Festifal istiqlal II tahun1995 di Jakarta, kemudian almarhum Nurcholish Madjid
cendikiawan muslim kenamaan, secara gigh memperjuangkan terbentuknya masyarakat
madani di indonesia. Masyarakat madani lebih kurang dapat dipahami sebagai
sebuah tatanan masyarakat yang ideal,adil,makmur dan berketuhanan. Oleh karena
itu banyak pihak yang menaruh harapan dan cita cita yang besar bagi terbentuk
nya kehidupan masyarakat seperti ini.
Istilah Civil
society menemukan padanannya dalam islam yang disebut masyarakat madani. Kata
madani berasal dari kata Madinah yang sebelumnya bernama yatsrib, yaitu
kehidupan yang berlaku di kota madinah. yaitu sebuah kota tempat hijrah Nabi
Muhammad SAW. Madinah berasal dari kata “madaniyah” yang berarti peradaban yang
dibangun nabi Muhammad SAW. Beliau membangun masyarakat yang adil, terbuka dan
demokratis dengan landasan takwa kepada allah swt dan taat kepada ajarannya.
Oleh karena itu secara ringkas masyarakat madani berarti masyarakat yang
beradap. Masyarakat yang berbudi luhur atau berakhlak mulia itulah yang disebut
masyarakat berperadaban,masyarakat madani, atau civil society. Di bawah ini adalah beberapa
definisi masyarakat madani :
Kami lampirkan
pengertian Masyarakat madani menurut sejumlah para ahli
1. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, masyarakat madani adalah masyarakat yang
menjunjung tinggi norma, nilai-nilai, dan hukum yang ditopang oleh penguasaan
teknologi yang beradab, iman dan ilmu.
2. Menurut Syamsudin
Haris, masyarakat madani adalah suatu lingkup interaksi sosial yang
berada di luar pengaaruh negara dan model yang tersusun dari lingkungan
masyarakat paling akrab seperti keluarga, asosiasi sukarela, gerakan
kemasyarakatan dan berbagai bentuk lingkungan komunikasi antar warga
masyarakat.
3. Menurut Nurcholis
Madjid, masyarakat madani adalah masyarakat yang merujuk pada
masyarakat Islam yang pernah dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah, sebagai
masyarakat kota atau masyarakat berperadaban dengan ciri antara lain :
egaliteran(kesederajatan), menghargai prestasi, keterbukaan, toleransi dan
musyawarah.
4. Menurut Ernest
Gellner, Civil Society (CS) atau Masyarakat Madani (MM)merujuk pada
mayarakat yang terdiri atas berbagai institusi non pemerintah yang otonom dan
cukup kuat untuk dapat mengimbangi Negara.
5. Menurut Cohen dan Arato,
CS atau MM adalah suatu wilayah interaksi sosial diantara wilayah ekonomi,
politik dan Negara yang didalamnya mencakup semua kelompok-kelompok
sosial yang bekerjasama membangun ikatan-ikatan sosial diluar lembaga resmi,
menggalang solidaritas kemanusiaan, dan mengejar kebaikan bersama (public
good).
6. Menurut Muhammad
AS Hikam, CS atau MM adalah wilayah-wilayah kehidupan sosial yang
terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary),
keswasembadaan (self-generating), keswadayaan (self-supporing),dan
kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan
norma-norma dan nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
7. Menurut M.
Ryaas Rasyid, CS atau MM adalah suatu gagasan masyarakat yang mandiri yang
dikonsepsikan sebagai jaringan-jaringan yang produktif dari kelompok-kelompok
sosial yang mandiri, perkumpulan-perkumpulan, serta lembaga-lembaga yang saling
berhadapan dengan negara.
2.2 HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK
MASYARAKAT MADANI
Berdasarkan pengertian diatas, maka
madinah itu merupakan “suatu model untuk bangunan masyarakat rasional modern
yang lebih baik daripada yang diimajinasikan dan menjadi contoh sebenarnya bagi
nasionalisme partisipatoris dan egaliter.
Jadi ciri mendasar masyarakat
madani yang di bangun nabi Muhammad saw di madinah itu adalah
1. Egalitarianisme (kesepadanan)
2.penghargaan kepada orang berdasarkan
prestasi (profesionalisme)
3.keterbukaan dan partisipasi aktif
seluruh masyarakat (demokrasi)
4.penegakan hokum dan keadilan
5.toleransi dan pluralism (faham
kemajemukan)
6.musyawarah
Karakteristik masyarakat
madani :
a. Menjunjung
tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang oleh iman dan teknologi.
b. Mempunyai
peradaban yang tinggi ( beradab ).
c. Mengedepankan
kesederajatan dan transparasi ( keterbukaan ).
d. Free
public sphere (ruang publik yang bebas)
Ruang publik yang diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, warga negara berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul serta mempublikasikan pendapat, berserikat, berkumpul serta mempublikasikan informasi kepada publik.
Ruang publik yang diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, warga negara berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul serta mempublikasikan pendapat, berserikat, berkumpul serta mempublikasikan informasi kepada publik.
e. Demokratisasi
Menurut Neera Candoke,
masyarakat sosial berkaitan dengan wacana kritik rasional masyarakat yang
secara ekspisit mensyaratkan tumbuhnya demokrasi., dalam kerangka ini hanya
negara demokratis yang mampu menjamin masyarakat madani. Demokratisasi dapat
terwujud melalui penegakkan pilar-pilar demokrasi yang meliputi :
1) Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM)
2) Pers
yang bebas
3) Supremasi
hokum
4) Perguruan
Tinggi
5) Partai
politik
f. Toleransi
Toleransi adalah kesediaan
individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang
berbeda. Toleransi merupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat madani
untuk menunjukan sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta
aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok masyarakat yang lain yang
berbeda.
g. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap mengakui
dan menerima kenyataan disertai sikap tulus bahwa masyarakat itu majemuk.
Kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan rahmat tuhan.
h. Keadilan
Sosial (Social justice)
Keadilan yang dimaksud adalah
keseimbangan dan pembagian yang proporsional antara hak dan kewajiban setiap
warga dan negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan.
i. Partisipasi
sosial
Partisipasi sosial yang
benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik bagi terciptanya
masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi apabila
tersedia iklim yang memunkinkan otonomi individu terjaga.
j. Supermasi
hukum
Penghargaan terhadap supermasi
hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan, keadilan harus diposisikan secara
netral, artinya tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas
hukum.
2.3 MASYARAKAT
MADANI DI INDONESIA
Indonesia
memiliki tradisi kuat civil society (masyarakat madani) bahkan jauh sebelum
negara bangsa berdiri, masyarakat sipil telah berkembang pesat yang diwakili
oleh kiprah beragam organisasi sosial keagamaan dan pergerakan nasional dalam
dalam perjuangan merebut kemerdekaan, selain berperan sebagai organisasi
perjuangan penegakan HAM dan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial, organisasi
berbasis islam, seperti Serikat Islam (SI), Nadlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah,
telah menunjukan kiprahnya sebagai komponen civil society yang penting dalam
sejarah perkembangan masyarakat sipil di Indonesia.Terdapat beberapa strategi
yang ditawarkan kalangan ahli tentang bagaimana seharusnya bangunan masyarakat
madani bisa terwujud di Indonesia :
Pertama,
pandangan integrasi nasional dan politik. Pandangan ini menyatakan bahwa sistem
demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam kenyataan hidup sehari-hari dalam
masyarakat yang belum memiliki kesadaran dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Kedua,
pandangan reformasi sistem politk demokrasi, yakni pandangan yang menekankan
bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah terlalu bergantung pada pembangunan
ekonomi, dalam tataran ini, pembangunan institusi politik yang demokratis lebih
diutamakan oleh negara dibanding pembangunan ekonomi.
Ketiga,
paradigma membangun masyarakat madani sebagai basis utama pembangunan
demokrasi, pandangan ini merupakan paradigma alternatif di antara dua pandangan
yang pertama yang dianggap gagal dalam pengembangan demokrasi, berbeda dengan
dua pandangan pertama, pandangan ini lebih menekankan proses pendidikan dan
penyadaran politik warga negara, khususnya kalangan kelas menengah.
Bersandar
pada tiga paradigma diatas, pengembangan demokrasi dan masyarakat madani selayaknya
tidak hanya bergantung pada salah satu pandangan tersebut, sebaliknya untuk
mewujudkan masyarakat madani yang seimbang dengan kekuatan negara dibutuhkan
gabungan strategi dan paradigma, setidaknya tiga paradigma ini dapat dijadikan
acuan dalam pengembangan demokrasi di masa transisi sekarang melalui cara :
1. Memperluas golongan menengah
melalui pemberian kesempatan bagi kelas menengah untuk berkembang menjadi
kelompok masyarakat madani yang mandiri secara politik dan ekonomi, dengan
pandangan ini, negara harus menempatkan diri sebagai regulator dan fasilitator
bagi pengembangan ekonomi nasional, tantangan pasar bebas dan demokrasi global
mengharuskan negara mengurangi perannya sebagai aktor dominan dalam proses
pengembangan masyarakat madani yang tangguh.
2. Mereformasi sistem politik
demokratis melalui pemberdayaan lembaga-lembaga demokrasi yang ada berjalan
sesuai prinsip-prinsip demokrasi, sikap pemerintah untuk tidak mencampuri atau
mempengaruhi putusan hukum yang dilakukan oleh lembaga yudikatif merupakan
salah satu komponen penting dari pembangunan kemandirian lembaga demokrasi.
3. Penyelenggaraan pendidikan
politik (pendidikan demokrasi) bagi warga negara secara keseluruhan. Pendidikan
politik yang dimaksud adalah pendidikan demokrasi yang dilakukan secara
terus-menerus melalui keterlibatan semua unsur masyarakat melalu prinsip
pendidikan demokratis, yakni pendidikan dari, oleh dan untuk warga negara.
2.4 PERAN UMAT ISLAM
DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI
Banyak hal yang harus dilakukan oleh umat islam untuk
mewujudkan masyarakat madani. Cara yang terpenting adalah meningkatkan sumber
daya manusia (SDM) melalui jalur pendidikan. Tidak disangkal lagi pendidikan
memegang peranan yang paling utama karena disinilah SDM unggul yang berakhlak,
berilmu dan berwawasan, serta professional dapat terbentuk.
Dalam sejarah islam, realisasinya keunggulan normative
atau potensial umat islam -terutama- terjadi pada masa daulah abbasiah. Pada
masa itu islam berkembang ilmu pengetahuan dan bidang lainnya dengan pesat.
Umat islam menjadi kelompok umat yang terdepan dan terunggul. Nama nama ilmuan
besar dunia lahir pada masa itu seperti ibnu sina, ibnu rusyd, imam al gazhali,
al farabi dan yang lain. Kemunduran umat islam pada awal abad 13 setelah dinasti
bani abbas dijatuhkan oleh hulagu khan, cucu jengis khan pada tahun 1258M.
Allah swt menyatakan bahwa umat islam adalah umat yang
terbaik dari semua kelompok manusia yang allah ciptakan. Diantara aspek
keunggulannya itu adalah keunggulan kualitas SDMnya dibanding umat non-islam.
Tentu saja keunggulan umat islam dalam al-quran itu sifatnya
normative,potensial,bukan real. Makdudnya secara ideal seharusnya umat islam
lebih maju. Namun secara realitasnya itu tergantung dari umat islam sendiri
untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Dalam sura ali imron ayat 110
allah swt berfirman:
“kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang ma’ruh, dan mencegah
dari yang munkar, dan beriman kepada allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang orang yang fasik’.
SDM umat islam saat ini belum mampu menunjukan
kualitas yang unggul. Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang
politik, ekonomi, militer, ilmu pengetahuan dan teknologi belum mampu
menunjukan perannya yang signifikan. Padahal dari segi jumlahnya umatnya islam
cukup besar dan dari segi sumber daya alamnya umat islam diberi SDA yang
melimpah.
Oleh karena itu, semangat untuk maju
berdasarkan nilai nilai islam telah mulai dibangkitkan melalui pemikiran
islami kelembagaan ekonomi melalui
kelembagaan ekonomi dan perbankan syariah, dan lain lain.
2.5 SISTEM EKONOMI ISLAM DAN PEMBERDAYAAN UMAT
Islam
merupakan agama yang mengajarkan dan mengatur segala macam hal. Salah satunya
adalah prinsip prinsip ekonomi dan jalan menuju kesejahteraan umat. Prinsip
ekonomi islam memuat dua prinsip utama,
yakni pertama tidak seorangpun atau sekelompok orangpun berhak mengeksploitasi
orang lain , kedua tidak ada sekelompok orangpun boleh memisahkan diri dari
orang lain sengan tujuan untuk membatasi kegitan sosial ekonomi dikalangan mereka saja.
Akan
tetapi konsep keadilan islam dalam distribusi pendapatan dan kekayaan serta
konsepsinya tentang keadilan keadilan sosial tidaklah menuntut bahwa semua
orang harus mendapatkan upah yang sama tanpa memandang kontribusinya kepada
masyarakat. Islam mentoleransi ketidaksamaan sampai pada tingkatan tertentu,
karena setiap orang tidaklah sama sifat, kemampuan dan pelayanannya dalam
masyarakat.
Dalam surah annahl/26 ayat 71 disebutkan:
“dan allah
melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi
orang orang yang di lebihkan(rezekinya itu )tidak mau memberikan rezekinya
kepada budak budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu.
Maka mengapa mereka mengingkari nikmat allah?”
Dalam ukuran tauhid, seseorang boleh menikmati
kebutuhannya. Kelebihan kelebihan penghasilana tau kekayaannya harus
dibelanjakan sebagai sedekah karena allah swt, atau diinvestasikan kembali
dalam suatu usaha yang akan mendatangkan suatu keuntungan, lapangan kerja dan
penghasilan bagi orang lain.
BAB
III KESIMPULAN
Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang
subur berdasarkan prinsip-prinsip moral yang menjamin kesimbangan antara
kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat, inisiatif dari individu dan
masyarakat akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan
undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu. Umat islam akan terus
berusaha mewujudkan masyarakat ini karena setelah peninggalan nabi Muhammad
banyak presepsi yang berbeda yang terjadi di kalangan umat islam dengan
berbagai cara seperti meningkatkan SDM dan lain sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim dosen PAI universitas
jambi,(2014),pendidikan agama islam berbasis karakter,Jakarta, gaung persada
press group
Tim Penyusun puslin IAIN Syahid,(2000),
pendidikan kewarganegaraan Demokrasi,HAM & Masyarakat Madani, Jakarta ,
IAIN Jakarta press
Suryadi,(1980), kamus besar bahasa
Indonesia,Surabaya,usaha nasional
Syamsuri,(2004), Pendidikan Agama islam SMA
Jilid 1 untuk kelas X.jakarta, Penerbit Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar