|
Planning is a process of gathering to produce a plan.
Apa
yang Anda pikirkan ketika mendengar ketika mendengar kata Perencanaan kerja?
Apakah Anda merasa malas? atau
merasa membuang waktu? Ada orang yang merasa bahwa perencanaan itu penting tapi
tidak mau membuatnya, ada juga yang memulai membuat perencanaan tapi tidak
selesai atau merasa terbeban ketika perencanaan telah disusun dengan baik ada
yang tidak tercapai dan ada juga yang menganggap hal ini tidak perlu dilakukan
karena menyukai spontanitas atau berpendapat bahwa perencanaan hanya menghabiskan
waktu. Sadarilah semua butuh proses.
Mengapa
ada orang yang tidak percaya dengan perencanaan?
Karena, tidak mengerti perencanaan.
Tidak tahu pentingnya perencanaan. Tidak memiliki motivasi dan obsesi untuk
meraih yang terbaik. Terlalu optimis. Kurang sabar dan tidak
kuat menanggung beban. Tidak fleksibel. Selalu berada pada zona
nyaman.
Mengapa
Perencanaan penting?
Perencanaan penting untuk mencapai
goals atau tujuan kita. Perencanaan membutuhkan proses. Nah, proses awal pada
perencanaan dimulai dengan memikirkan gambaran besar terlebih dahulu. Proses
selanjutnya, mulai untuk memecahkan hal yang besar menjadi langkah-langkah
kecil.
Tentu saja untuk memulai perencanaan
kita memikirkannya dengan matang. Membuat alur kegiatan yang kita lakukan
menjadi lebih spesifik, efektif, jelas dan bisa mengukur produktivitas dalam
bertindak. Perencanaan perlu dimulai diawal karena akan membuat kita fokus pada
tujuan serta mengabaikan hal-hal yang tidak perlu dilakukan untuk mencapai
produktivitas kerja maksimal.Setiap orang pasti pernah melakukan perencanaan,
Tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita sudah sering membuat
Perencanaan dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh perencanaan singkat
ketika ingin tidur kita berkata besok ingin bangun pukul lima pagi,
Langkah kelima adalah mengenali
ancaman dan kesempatan strategis. Kesempatan dan ancaman dapat timbul dari
banyak faktor. Bahan lingkungan yang sama dalam organisasi merupakan ancaman
bagi suatu organisasi dapat menjadi kesempatan bagi organisasi lain. Karena
perencanaan itu, mengenali kesempatan dan ancaman strategis merupakan keharusan
dalam penyusunan strategis.
Langkah keenam yaitu menentukan
menentukan sejauh mana perubahan strategi dibutuhkan. Langkah ini adalah
langkah untuk mengantisipasi jika terjadi perubahan kondisi lingkungan atau
situasi organisasi berubah saat melakukan kegiatan. Ini untuk mencegah terjadi
kekacauan dalam organisasi dan dapat menjadi alternatife untuk mencapai tujuan
organisasi.
PERENCANAAN
YANG EFEKTIF
1. Rencana harus masuk akal
2. Rencana harus realistis
3. Simpel dan mudah
disesuaikan
4. Sistematik dan ilmiah
5. Objektif
6. Fleksibel
PENETAPAN
MISI DAN TUJUAN
Misi
adalah suatu pernyataan umum tentang maksud organisasi. Misi suatu organisasi
merupakan maksud yang mendasar srta membedakan antara organisasi yang satu
dengan organisasi yanglain, derta mendifinisikan ruang lingkup kegiatan sebuah
organisasi.
Tujuan
organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan sebuah
organisasi serta mewujudkannya dalam waktu yang akan datang, ada dua unsur
penting dalam tujuan yaitu :
1. Hasil akhir yang dinginkan
di masa mendatang.
2. Usaha atau kegiatan
sekarang diarahkan untuk mencapai sesuatu di masa mendatang.
Tujuan tujuan dapat berupa
tujuan umum atau tujuan khusus, tujuan akhir atau tujuan antara. Tujuan umum
sering disebut tujuan strategik, secara operasional belum dapat berfungsi
sebelum dijabarkan terlebih dahulu ke dalam tujuan – tujuan khusus yang lebih terperinci
sesuai dengan jenjang manajemen.
A.
FUNGSI DARI TUJUAN
Tujuan organisasi memiliki beberapa fungsi di dalam pelaksanaan sebuah
organisasi, yaitu :
1. Sebagai sebuah pedoman
dalam kegiatan organisasi
Tujuan berfungsi sebagai
pedoman bagi kegiatan sebuah organisasi dan untuk mengarahkan kegiatan
organisasi.
2. Sumber kebenaran
Tujuan berfungsi sebgagai
wujud kebenaran – kebenaran sebuah organisasi, kepada masyarakat, pemegang
saham, karyawan, dan semua pihak yang terlibat di dalam kegiatan organisasi.
3. Standar pelaksanaan
Dengan adanya tujuan maka
berfungsi sebagai standar pelaksanaan sebuah organisasi.
4. Sumber motivasi
Dengan adanya tujuan maka
berfungsi sebagai motivasi bagi semua pihak yang telibat dalam kegiatan
organisasi.
5. Dasar pengorganisasian
Dengan adanya tujuan maka
berfungsi sebagai dasar pengelolaan organisasi serta sebagai dasar perencanaan
organisasi.
B.
TIPE TIPE TUJUAN
Tujuan dalam sebuah
organisasi dapat diklasifikasikan kedalam lima tipe sudut pandang, yaitu :
1. Tujuan kemasyarakatan
2. Tujuan keluaran ( output )
3. Tujuan sistem
4. Tujuan produk
5. Tujuan turunan
C.
PROSES PENETAPAN TUJUAN
Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu
melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. 6 Unsur dasar yang
melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi adalah :
1.
Barang dan jasa yang diproduksi organisasi
akan dapat memberikan berbagai manfaat, paling sedikit sama dengan harganya.
2.
Barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan
konsumen / langganan.
3.
Teknologi yang digunakan dalam proses produksi
akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.
4.
Kerja keras dan dukungan seluruh
sumberdayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik.
5.
Pelayanan manajemen akan memberikan public
image yang menguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modal dan
menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses organisasi.
6.
Perusahaan mempunyai konsep diri yang dapat
dikomunikasikan dan ditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham
organisasi
D.
BIDANG –
BIDANG TUJUAN
Peter Drucker dan GE, mengidentifikasikan 8 bidang pokok
di mana perusahaan harus menetapkan tujuan :
1. Posisi Pasar.
2. Produkivitas / Efesiensi, adalah rasio antara masukkan
(tenaga kerja, peralatan dan keuangan) dengan keluaran organisasi.
3. Sumber Daya Phisik dan Keuangan, tujuan harus
ditetapkan dengan memperhatikan mesin dan peralatan serta penyediaan bahan
baku.
4.
Profitabilitas.
5. Inovasi.
6. Prestasi dan Sikap Karyawan.
7. Prestasi dan Pengembangan Manajer.
8. Tanggung Jawab Sosial dan Publik.
5. Inovasi.
6. Prestasi dan Sikap Karyawan.
7. Prestasi dan Pengembangan Manajer.
8. Tanggung Jawab Sosial dan Publik.
E. KEBUTUHAN PENYEIMBANG TUJUAN
Hampir semua organisasi mempunyai serangkaian tujuan yang
berganda untuk memnihi permintaan “trade off” dari berbagai pihak
berkepentingan yang terlibat dalam operasi organisasi. Akibatnya, sering
menimbulkan konflik antara pihak-pihak tersebut. Dalam proses pencapaian
tujuan, manajemen harus menentukan keseimbangan / campuran optimum
tujuan-tujuan dam memadukan berbagai kepentingan pihak-pihak yang terlibat
dalam organisasi.
F. PERUMUSAN TUJUAN
Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat dalam operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan untuk memuaskan semua pihak / himpunan berbagai tujuan individu dan organisasi.
Agar
perumusan tujuan efektif manajer perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagai
berikut :
1.
Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan
individu-individu yang bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan.
2.
Manajer puncak (sebagai perumus tujuan umum)
hendaknya bertanggung jawab untuk menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan yang
lebih rendah.
3.
Tujuan harus realistic, diselaraskan dengan lingkungn
internal dan eksternal.
4.
Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat
menantang anggota organisasi.
5.
Tujuan umum hendaknya dinyatakan secara
sederhana agar mudah dipahami dan. diingat oleh pelaksana.
6.
Tujuan bidang fungsional organisasi harus
konsisten dengan tujuan umum.
7.
Manajemen harus selalu meninjau kembali
tujuan telah ditetapkan.
PEMBUATAN
KEPUTUSAN
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci
kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer
melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan
sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam proses
perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai,
sumber daya-sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan
setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses peerenacanaan itu melibatkan
manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas
keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencanan yang akan
disusun
Pembuatan
keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian
kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber
membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan ( choice making) dan dari
pemecahan masalah ( problem solving). Dipihak lain, banyak penulis dan manajer
menggunakan istilah “pembuatan keputusan dan pemecahan masalah” sebagai istilah
yang dapat dipertukarkan, Menurut G. R.
Terry Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif
kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
A.
TIPE TIPE
KEPUTUSAN
a. Keputusan Auto Generated
Keputusan semacam ini diambil dengan cepat dan kurang
memperthatikan., mepertimbangkan data, informasi, fakta, dan lapangan
keputusannya. Keputusan auto generated ini kurang baik, sebab resikonya tinggi.
b. Keputusan Induced
Keputusan induced diambil berdasarkan scientific managemen atau
managemen ilmiah, sehingga keputusan itu logisk, ideal, rasional untuk
dilaksanakan dan resikonya relative kecil; cuma proses pengambilan keputusan
lebih lambat.
Pengambilan
keputusan adalah manajer (pemimpin) baik secara “individual decision maupun
group decision” yang mempunyai kewenangan untuk memutuskannya.
Individual decision, keputusan “hanya” ditetapkan oleh seorang manajer; sedang para bawahan hanya dapat berpartisipasi memberikan saran-saran, pendapat-pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk ikut memutuskannya.
Individual decision, keputusan “hanya” ditetapkan oleh seorang manajer; sedang para bawahan hanya dapat berpartisipasi memberikan saran-saran, pendapat-pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk ikut memutuskannya.
Kebaikannya:
1. keputusan dapat diambil secara cepat
2. penanggungjawab keputusan itu jelas
3. biaya pengambilan keputusan relative kecil
4. kecakapan seorang manajer dapat dimanfaatkan
Keburukannya:
1. keputusan itu kurang baik, sebab kemampuan decision maker terbatas
2. prestise manajer akan berkurang, jika keputusannya ternyata salah
3. realisasi keputusan mengalami kesulitan, sebab para bawahan kurang meresapinya
4. pembinaan bawahan kurang diperhatikan, karena mereka tidak diikutkan dalam menetapkan keputusan, akibatnya kesinambungan pimpinan oganisasi kurang terjamin
Group decision, keputusan itu ditetapkan oleh para anggota grup, baik atas hasil mufakat dan musyawarah, maupun atas voting. Dalam proses pengambilan keputusan anggota grup ikut berperan aktif membicarakan tujuan dari “keputusan, resiko, dan dampak keputusan serta ikut menetapkan keputusan tersebut”.
Kebaikannya:
1. keputusan relatif lebih baik,
logis, ideal, sebab merupakan hasil pemikiran dari beberapa orang
2. kecenderungan untuk bertibdak
otoriter dapat dihindarkan
3. kerjasama relative akan dapat
ditingkatkan diantara sesama anggota grup
4. resiko dan dampak negative
dari keputusan semakin kecil
5. pembinaan para annggota grup
akan lebih baik
Keburukannya:
1. pengambilan keputusan
relative lama, bahkan sering bertele-tele
2. biaya pengambilan keputusan
relative lebih banyak
3. penanggungjawab keputusan
kurang jelas
4. minoritas kadang-kadang
terpaksa menyetujui keputusan karena kalah suara
Group decision ini hanya dapat
ditetapkan dalam organisasi komite dan dalam pimpinan presidium saja, dimana
para anggota mempunyai hak suara yang sama, misalnya dalam MPR, DPR, dan
Koperasi.
B.
BASIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Basis
pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh manajer (decision maker)
biasanya didasarkan atas:
a. keyakinan
b. intuisi
c. fakta-fakta
d. pengalaman
e. kekuasaan
b. intuisi
c. fakta-fakta
d. pengalaman
e. kekuasaan
Keyakinan;
manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision making)-nya
didasarkan atas keyakinan bahwa “keputusan” (decision) inilah yang terbaik
setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal
serta dampak positif dan negative dari keputusan tersebut.
Intuisi;
manajer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi)-nya,
bersifat ilham dan perasaan-perasaan (good feeling)-nya. Sasaran-sasaran,
pengaruih, preferensi, dan psikologis individu pengambil keputusan memegang
peranan penting. Disini ilmu subjektif sangat vital. Pengambilan keputusan
secara intuitif ini sacara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu,
latihan-latihan, dan latar belakang. Biasanya ia seorang aktivis, dinamis, dan
senantiasa bertanya tentang situasi-situasi dan ia menemukan pemecahan atas
problem-problem sulit.
Pengambilan
keputusan berdasarkan intuisi biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi,
kemampuan mental, tetapi setiap situasi dihadapinya dengan sikap realistis dan
memutuskannya menurut perasaan saja.Fakta-fakta; pengambilan keputusan
didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan fakta-fakta, serta didukung
oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir
untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan. Dalam hal ini manajer
jangan menjadi robot analisis data informasi, dan fakta yang komplet. Keputusan
(decision) yang ditetapkan berdasarkan fakta-fakta ini relative baik, logis,
rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta bisa diterapkan pada setiap
situasi dan kondisi.
Pengalaman;
manajr dalam pengambilan keputusannya didasarkan kepada pengalamannya dan
pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan
petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan “apa yang harus
dilakukan dalam situasi dan kondisi ini?”
Kekuasaan;
decision maker dalam pengambilan keputusan (decision maker) harus berpedoman
atas kekuasaan (autority) yang dimilikinya, supaya keputusan (decision) itu sah
dan legal untuk diberlakukan. Hal ini disebabkan autority merupakan dasar hukum
untuk bertindak dfan berbuat sesuatu.
C.
TEHNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Manajer dalam pengambilan keputusan dapat melakukannya dengan
tehnik-tehnik :
1) operation riset; yaitu dengan
menggunakan metode-metode scientific (yang meliputi tehnik-tehnik matematis)
dalam analisis dan pemecahan suatu masalah tertentu—penerapan tehnik ini adalah
usaha inventarisasi.
2) Linear programming; yaitu dengan menggunakan
rumus-rumus matematik yang disebut juga factor analysis.
3) Gaming war games; yaitu dengan
teori yang biasanya digunakan untuk menentukan strategi.
4) Probability; yaitu dengan teori
kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal yang
tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang dipertimbangkan dan diperhitungkan
5) Ranking and statistical
weighting; yaitu dengan cara :
(a) melokalisasi berbagai factor yang akan mempengaruhi keputusan terakhir. (b) menimbang factor-faktor yang dapat dibandingkan dan yang tercakup didalam setiap alternative.
(a) melokalisasi berbagai factor yang akan mempengaruhi keputusan terakhir. (b) menimbang factor-faktor yang dapat dibandingkan dan yang tercakup didalam setiap alternative.
Scientific management adalah
suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang mengarah
kepada keputusan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan
berdasarkan scientific management menurut pendapat :
G. R. Terry
1. merumuskan problem yang bersangkutan
2. menganalisis problem tersebut.
3. menetapkan sejumlah alternative.
4. mengevaluasi masing-masing alternative.
5. memilih alternative yang akan menjadio keputusan dan yang akan dilaksanakan.
Prosedur pengambilan keputusan harus dilakukan dengan baik dan cermat, supaya resiko keputusan itu relative kecil. Harus dihayati bahwa setiap keputusan selalu menghadapi resiko, dan resiko ini menjadi tanggung jawab decision maker.
Aspek-aspek pengambilan keputusan, yaitu :
1) pribadi dan kepribadian decision maker
2) sifat masalah yang dihadapi.
3) Pandangan dan kecakapan factual decision maker terhadap masalah yang dihadapi.
4) Kondisi institusional (lembaga) bersangkutan.
5) Situasi umum yang menjadi lingkungan sekitar.
Faktor-faktor penolong pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) harus diperhatikan emosi dan aturan-aturan,baik yang tangibles maupun intangibles
2) setiap keputusan harus mendorong tercapainya tujuan
3) suatu keputusan tidak selalu memuaskan semua pihak
4) hanya ada satu pilihan yang paling memuaskan atau terbaik
5) pengambilan keputusan adalah mental action dan harus di transfer ke dalam physical action
6) pengambilan keputusan yang efektip memerlukan waktu,dana,data informasi dan fakta yang cukup
7) membuat keputusan dalam prakteknya,membutuhkan kecakapan, pengalaman, dan imajinasi
8) pengambilan keputusan merupakan awal dan mata rantai aktivitas
9) setiap keputusan harus dilaksanakan
1. merumuskan problem yang bersangkutan
2. menganalisis problem tersebut.
3. menetapkan sejumlah alternative.
4. mengevaluasi masing-masing alternative.
5. memilih alternative yang akan menjadio keputusan dan yang akan dilaksanakan.
Prosedur pengambilan keputusan harus dilakukan dengan baik dan cermat, supaya resiko keputusan itu relative kecil. Harus dihayati bahwa setiap keputusan selalu menghadapi resiko, dan resiko ini menjadi tanggung jawab decision maker.
Aspek-aspek pengambilan keputusan, yaitu :
1) pribadi dan kepribadian decision maker
2) sifat masalah yang dihadapi.
3) Pandangan dan kecakapan factual decision maker terhadap masalah yang dihadapi.
4) Kondisi institusional (lembaga) bersangkutan.
5) Situasi umum yang menjadi lingkungan sekitar.
Faktor-faktor penolong pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) harus diperhatikan emosi dan aturan-aturan,baik yang tangibles maupun intangibles
2) setiap keputusan harus mendorong tercapainya tujuan
3) suatu keputusan tidak selalu memuaskan semua pihak
4) hanya ada satu pilihan yang paling memuaskan atau terbaik
5) pengambilan keputusan adalah mental action dan harus di transfer ke dalam physical action
6) pengambilan keputusan yang efektip memerlukan waktu,dana,data informasi dan fakta yang cukup
7) membuat keputusan dalam prakteknya,membutuhkan kecakapan, pengalaman, dan imajinasi
8) pengambilan keputusan merupakan awal dan mata rantai aktivitas
9) setiap keputusan harus dilaksanakan
0 komentar:
Posting Komentar