FOLLOW SOSIAL MEDIA KAMI

.

Bagikan

Bagikan
Kunjungi kelompokakuntansi.blogspot.com

SPI, STRATEGI AWAL AUDIT, PROGRAM AUDIT - Makalah audit

BAB II ISI


2.1                Arti Pentingnya Struktur Pengendalian Intern
Arti pentingnya struktur pengendalian intern (SPI) bagi manajemen dan auditor independen sudah lama diakui dalam profesi akuntasi, dan pengakuan tersbut semakin meluas dengan alasan :
Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam banyak hal manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya operasi perusahaan. Manajemen hanya harus mempercayai berbagai laporan dan hasil analisis mengenai keefektifan operasinya. Sedangkan tanggung jawab yang utama untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan dan untuk mencegah kesalahan-kesalahan dan ketidakberesan terletak di tangan manajemen.
Pengecekan dan review yang melekat pada system pengendalian intern yang baik akan dapat melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan penyimpangan yang akan terjadi.
Di lain pihak, adalah tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh atau secara detail untuk hamper semua transaksi perusahaan di dalam waktu dan biaya yang terbatas.
Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus adanya struktur pengendalian intern (SPI) termasuk struktur pelaporan yang baik adalah sangat diperlukan agar dapat melepaskan, menyerahkan atau mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya dengan tepat.

2.2         Pengertian Struktur Pengendalian Intern
Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi adalah  “Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan menurut Bodnar and Hopwood, Struktur Pengendalian Intern adalah “kebijakan dan prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai.”
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :
a)      Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
b)      Pelaporan Keuangan yang handal
c)      Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
1.      Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
2.      Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim.
3.      Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi dengan semestinya.

2.3       Struktur Pengendalian Intern
Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :
(1)     Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
Kunci lingkungan pengendalian adalah:
·         Integritas dan Etika
·         Komitmen terhadap Kompetensi
·         Struktur Organisasi
·         Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
·         Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
(2)     Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:
·         Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
·         Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan
·         Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko
(3)     Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan.
Aktivitas pengendalian meliputi:
·         Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup
·         Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
·         Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup
·         Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan
·         Evaluasi secara independen atas kinerja
·         Pengendalian terhadap pemrosesan informasi
·         Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan
(4)     Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.
(5)   Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi :
·         Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.
·         Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit dan reviu.
·         Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.
Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).
2.4       Pemahaman Struktur Pengendalian Intern
Langkah pertama dalam metodologi untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan, yang kedua adalah memperoleh pemahaman SPI untuk perencanaan audit. Untuk tujuan perencanaan audit, pemahaman yang harus diperoleh meliputi:
1.      Perencanaan (design) kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan masing-masing elemen struktur pengendalian
2.      Penerapan dalam operasi atau kegiatan perusahaan sehari-hari.
Pemahaman struktur pengendalian intern akan digunakan oleh auditor untuk :
1.      Identifikasi type atau jenis salah saji yang potensial
2.      Mempertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang material
3.      Merancang pengujian subtantif
Prosedur pemahaman pengendalian intern dalam arti penilaian secara kritis terhadap kelemahan dan kebaikan struktur pengendalian intern yang berlaku dapat dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut :
1)      Melakukan review pendahuluan atau memahami pengendalian intern yang diterapkan manajemen, serta menentukan potensi dapat dipercayanya pengendalian intern tersebut
2)      Mendokomentasi hasil pemahaman
3)      Melakukan pengamatan transaksi secara sepintas
4)      Identifikasi dapat tidaknya pengendalian tersebut diandalkan atau dipercaya
5)      Menentukan pengaruh SPI terhadap pengujian subtantif
Sifat, saat dan luasnya prosedur yang dipilih auditor untuk memperoleh pemahaman akan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman sebelumnya dengan entitas, sifat pengendalian khusus yang terkait, dan sifat dokumentasi pengendalian khusus yang diselenggarakan oleh entitas. Apakah suatu pengendalian telah dioperasikan adalah berbeda dari efektivitas operasinya. Dalam memperoleh pengetahuan tentang apakah pengendalian telah dioperasikan, auditor menentukan bahwa entitas telah menggunakannya. Di lain pihak, efektivitas operasi, berkaitan dengan bagaimana pengendalian tersebut diterapkan, konsistensi penerapannya, dan oleh siapa pengendalian tersebut dilakukan.

2.5       Strategi Audit

Strategi audit adalah aktivitas yang pertama kali dilakukan dari seluruh rangkaian kegiatan audit. Strategi audit dapat didefinisikan sebagai proses penyusunan arahan atau petunjuk audit dan penyelarasan antara pemahaman auditor atas kegiatan auditan dengan fokus audit yang akan dilakukan. Auditor harus mempertimbangkan kegiatan utama (main activity) auditan dan indikator kinerja untuk industri atau perusahaan sejenis yang dapat berpengaruh terhadap proses audit. Auditor perlu juga mengidentifikasi faktor-faktor penting bagi keberhasilan pelaksanaan audit, baik dalam menyusun program audit untuk merumuskan opini audit maupun dalam menyediakan jasa pelayanan profesional bermutu lainnya yang diharapkan auditan.
Auditor bertanggung jawab dalam mengembangkan strategi audit dan mengkomunikasikannya kepada anggota tim audit lainnya. Auditor dapat pula mendelegasikan beberapa elemen dalam menyusun strategi audit dan mencari masukan dari pihak lain yang lebih kompeten. Untuk auditan yang memiliki lebih dari satu divisi atau bagian dengan usaha atau kegiatan yang berbeda dapat dipertimbangkan untuk menyusun strategi audit yang berbeda untuk masing-masing divisi atau bagian.
Auditor menggunakan bermacam teknik untuk menentukan seberapa besar ketergantungan relatif untuk menempatkan dalam pengendalian dan tes substantif pada penemuan bukti. Auditor mengidentifikasikan kontrol kemudian membuat keputusan bagaimana pengendalian terkait mempengaruhi tes substantif.

2.5.1    Jenis – Jenis Strategi Audit

Dua alternatif strategi audit mungkin dikembangkan untuk asersi terkait saldo akun yang signifikan atau penggolongan transaksi.

1.      Primarily substantive approach ( Pendekatan Terutama Substantif )
Auditor mengumpulkan hampir semua bukti audit, dan hampir atau sama sekali tidak mempercayai Internal Control. Pada dasarnya ada tiga alasan auditor menggunakan pendekatan ini :
a.   Hanya ada sedikit (jika ada) kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang relevan dengan perikatan audit atas Laporan Keuangan.
b.   Kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang berkaitan dengan asersi untuk akun dan golongan transaksi signifikan tidak efektif.
c.   Peletakan kepercayaan besar terhadap pengujian substantif lebih efisien untuk asersi tertentu.

2.      Lower control risk approach.
Auditor meletakkan kepercayaan moderat atau tingkat kepercayaan penuh terhadap pengendalian internal, akibatnya audit hanya sedikit melaksanakan pengujian substantif.

            Perbandingan dua strategi audit dapat dilihat dibawah ini :
Comparasion
Primarily Substantive Approach
Lower Control Risk Approach
1.      Asersi dari risiko kontrol
2.      Keluasan prosedur untuk memperoleh pemahaman pengendalian internal
3.      Pengujian dari kontrol
4.      Pengujian substantive
a.       Tingkat menengah – maksimum
b.      Sedikit
c.       Sedikit
b.      - Luas
a.       Tingkat moderat – rendah
b.      Lebih luas
c.       Luas
b.      - Terbatas


Dalam memilih alternatif strategi audit tersebut, auditor mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1.      Planned assessed level of control risk
2.      Luas pemahaman auditor terhadap struktur pengendalian interaln yang dihimpun
3.      Test of control yang dilaksanakan dalam menentukan risiko pengendalian
4.     Planned assessed level of substantive test yang dilaksanakan auditor untuk mengurangi risiko audit pada tingkat serendah mungkin.
Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan (Planned assessed level of control risk) yang tinggi, berarti auditor mengangap bahwa struktur pengendalian internal klien adalah sangat efektif dan dapat mengurangi kemungkinan salah saji. Oleh karena itu, auditor harus menguji kebenaran anggapannya tersebut. Auditor lebih banyak melakukan pengujian pengendalian. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan (Planned assessed level of control risk) yang rendah, berarti auditor menganggap bahwa struktur pengendalian intern klien sangt tidak efektif dan tidak akan dapat mencegah terjadinya salah saji. Oleh karena itu, auditor kemudian menguji apakah salah saji yang tak terdeteksi oleh struktur pengendalian intern klien tersebut, dapat dideteksi oleh prosedur audit. Oleh karena itu, auditor melakukan pengujian substantif.
Luas pemahaman auditor terhadap struktur pengendalian internal juga mempengaruhi pemilihan strategi audit. Apabila auditor sangat memahami struktur pengendalian internal klien, maka auditor dapat memilih strategi audit Primarily substantive approach. Apabila auditor kurang memahami struktur pengendalian internal klien, maka auditor dapat memilih strategi audit Lower assessed level of control risk approach.

2.6       Pentingnya strategi audit

Strategi audit adalah elemen fundamental dalam pelaksanaan audit. Proses penyusunan strategi memungkinkan auditor untuk:
1.      dapat diungkapkan dengan cara-cara yang relevan bagi manajemen auditan.
2.      Memahami kegiatan auditan, dalam sektor atau industri apa auditan bergerak dan tujuan kegiatan auditan.
3.      Memahami keefektifan pengendalian internal dan merancang pendekatan audit.
4.      Mendapatkan bukti audit yang efektif.
5.      Memperlancar komunikasi dengan manajemen auditan dan antar anggota tim audit itu sendiri.

2.7       Program Audit

            Audit program adalah daftar prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan yang dimaksudkan untuk meningkatkan koordinasi dan integrasi semua bagian-bagian pemeriksa. Kegunaan dari audit program adalah memperoleh gambaran manyeluruh atas audit proses yang dilakukan. Pembuktian yang cukup harus diperoleh melalui pengamatan, tanya jawab dan teknik lainnya sebagai dasar yang layak untuk pemberian pendapat atas ikhtisar keuangan yang diperiksanya.
            Pemeriksaaan (aktivitas audit) harus direncanakann sebaik-baiknya dn jika digunakan tenaga-tenaga pembantu, mereka harus dipimpin dan diawasi dengan baik.Pemeriksaan harus dilaksanakan oleh seorang atau beberapa prang yang telag menjalani latihan teknis yang cukup dan memiliki keahlian sebagai akuntan. Dalam segala hal yang berhubungan dengan penugasannya, akuntan harus senantiasa mempertahankan kebebasan tindak dan pendapatnya, Dan dalam melaksanakan pemeriksaan dan menyusun laporan akuntan wajib menjalankan kemahiran jabatannya dengan seksama.
            Pengertian audit program adalah prosedur langkah demi langkah yang diterapkan oleh perusahaan audit (KAP) tergantung pada ruang lingkup auditnya yang harus diikuti oleh akuntan (auditor) dalam melakukan audit.
            Program audit adalah serangkaian kebijakan dan prosedur untui menentukan bagaimana evaluasi bisnis (proses audit) harus dilakukan. Audit Program pada umumnya melibatkan petunjuk khusus seperti apa, berapa banyak buktu harus dikumpulkan dan evaluasi, serta yang akan mengumpulkan dan menganalisis  data tersebut dan termasuk juga kapan hal tersebut harus dilakukan. Jenis audit program yang digunakan biasanya disesuaikan dengan jenis bisnis tertentu.
            Definisi audit program adalah serangkaian rencana tindakan auditor berisikan pekerjaan apa yang harus diselesaikan, tes audit & prosedur apa yang harus diikuti, siapa saja orang yan bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut , dan beberapa lama waktu yang dibutuhkan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.

2.7       Tujuan Program Audit

1. Sebagai acuan pengumpulan data dan proses evluasi pelaksaanan tuga audit
2.Sebagai pedoman spesifik dan langkah-langkah yang harus diikuti dalam mengumpulkan buktu audit
3.Sebagai saraana perbandingan data yang dikumpulkan dari tahun-tahun sebelumnya
4.Sebagai alat untuk mengontrol dan mencatat pelaksanaan yang tepat dari pekerjaan audit untuk meninjau pekerjaan audit
5.Sebagai buktu audit yang mendukung pendapat auditor.

Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit yang akan dilaksankan selama audit berlangsung. Program audit tersebut menyatakan bahwa prosedur audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan audit. Program audit juga mendokumentasikan strategi audit.Biasanya auditor berusaha menyeimbangkan prosedur audit top-down dan bottom-up ketika mengembangkan suatu program audit.

2.8       Jenis Program Audit

1.      Prosedur Analitis
Prosedur ini meneliti hubungan yang dapat diterima antara data keuangan dan data non-keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan keuangan.
a.       Prosedur awal
Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor persaingan bisnis dan industri klien, (2) struktur pengendalian internnya. Auditor juga melaksanakan prosedur awal untuk memastikan bahwa catatan-catatan dalam buku pembantu sesuai dengan akun pengendali dalam buku besar.
1.      Pengujian Estimasi Akuntansi
            Pengujian ini meliputi pengujian subtantif atas saldo.
2.      Pengujian pengendalian
             Adalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan oleh strategi audit dari auditor.
3.      Pengujian transaksi
Adalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracing atau vouching transaksi berdasarkan bukti dokumenter yang mendasari.
4.      Pengujian Saldo
Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-item yang membentuk saldo tersebut.
5.      Pengujian penyajian dan pengungkapan
Mengevaluasi penyajian secara wajar semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP.

2.9       Manfaat Audit Program

Program audit yang disusun dengan baik seharusnya bisa memberikan manfaat antara lain :
1.      Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit
2.      Menjadi dasar penugasan auditor
3.      Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit
4.      Memungkinkan supervisor audit dan manajer membandingkan apa yang dikerjakan dengan apa yang direncanakan
5.      Membantu auditor pada audit selanjutnya untuk mengenal lebih dekat jenis-jenis pekerjaan audit yang dilakukan dan waktu yang dibutuhkan
6.      Mengurangi waktu supervise
7.      Titik awal bagi penilai fungsi audit internal untuk mengevaluasi upaya audit yang telah dilakukan
8.      Kapan menyiapkan program Audit.

Audit Program yamg baik mencamtumkan :
1.Tujuan pemeriksaan (audit objective)
2.Prosedur audit yang akan dijalankan
3.Kesimpulan pemeriksaan

Prosedur audit program :
1.Prosedur audit program untuk compliance test
2.Prosedur audit program untuk substantive test
3.Prosedur audit program untuk keduanya

2.10     Program Kerja Audit

Program kerja audit merupakan  rencana dan langkah kerja yang harus dilakukan selama audit yang didasarkan atas tujuan dan sasaran yang diterapkan serta informasi yang ada tentang aktiviutas yang diaudit. Untuk  hasi yang lebih baik, bisa saja dilakukan perubahan proseur ditengah pelaksanaan pekerjaan lapangan . Karena program audit bukanlah sesuatau yang bersifat kaku dan dogmatis melainkan dinamis dan lentur.
Ada beberapa manfaatdari penyusunan program kerja audit, antara lain :
a.            Merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap  tahap yang sistematis tentang tahap kegiatan  yang isa dikomunikasikan kepada semua tim audit.
b.            Merupakan landasan yang sistematis dalam memberikan tugas kepada auditor dan supervisor
c.            Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah disetujui dan dengan standar seta persyaratan yang telah disetujui dengan standar serta persyaratan yang telah ditetapkan.
d.           Membangun para auditor yang belum berpengalaman dan membiasakan mereka dengan ruang lingkup, tujuan serta langkah-langkah kegiatan audit.
e.            Membantu auditor untuk mengenali sifat  yang telah dikerjakan sebelumnya
f.             Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisor.

Penyusnan program audit manajemen lebih sulit dan lebih menantang dibandingkan dengan program audit keuangan. Karena audit manajemen melibatkan berbagai elemen sistem perencanaan dan  pengendalklian menajemen kegiatan operasional unit organisasi yang diperiksa.

Setiap program kerja audit biasanya mengandung empat hal pokok, yaitu :
1.  Informasi pendahuluan
2.  Pernyataan tujuan audit
3.  Instruksi-instruksi khusus
4.  Langkah-langkah kerja

Fungsi program jerja audit adlam audit manajemen sangatlah penting, maka program kerja audit harus disusun sedemikian rupa agar bisa dijadikan sarana pengendalian pelaksanaan audit. Adapun ketentuan yang harsu diperhatikan dalam menyususn program kerja audit antara lain :
1.  Tujuan audit harus dinyatakan secara jelas dn harus dpaat dicapai atas dasar pekerjaan yang direncanakan dalam progrm kerja audit.
2.  Program kerja audit harus disusun sesuai dengan penugasan yang bersangkutan
3.  Setiap langkah kerja harus merinci pekerjaan yang harus dilakuakan alasan-alasannya
4.  Progranm kertas kerja audit harus fleksibel dn setiap perubahan yang dilakukan harus dengan persetujuan atasan auditor
5.  Program kertas kerja audit harus fleksibel dan setiap perubahan yang dilakukan harus dengan persetujuan atasan auditor.
6.  Program kerja audit hendaknya hanya berisi informasi yang perlu untuk melaksanakan audit dan evaluasi  secara tepat.
7.  Program kerja audit tidak boleh memuat perintah untuk memperoleh informasi yang ada dalam permanent file.
8.  Program kerja audit harus menyertakan taksiran-taksiran waktu yang diperlukan sesuai dengan rencana kerja audit untuk melaksanakan kegiatan yang bersangkutan.
9.  Program kerja audit disiapkan oleh ketua tim audit dan harus dibahas bersama-sama dengan pengawas dan seluruh anggota audit.


Program kerja audit  dibutuhkan agar audit manajemen lebih terarah dan menjadi lebih efektif serta efisien. Program kerja audit harus disusun dengan baik agar dapat digunakan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh auditor . Tanpa adanya program kerja audit atau jika program audit tidak disusun denngan baik, maka akan dibutuhkan biaya dan waktu yang relative lebih lama untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan audit.

1 komentar:

  1. AUDIT SIKLUS KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN

    Berikut ini adalah kelainan yang dapat merupakan ketidakberesan dalam saldo kas akhir tahun klien (dengan asumsi bahwa tanggal laporan posisi keuangan adalah tanggal 30 Juni)

    1. Selembar cek dihapus dari daftar cek yang beredar pada rekonsiliasi bank 30 Juni. Cek itu dikliringkan pada tanggal 7 Juli

    2. Selembar cek dihapus dihapus dari daftar cek yang beredar pada rekonsiliasi bank 30 Juni. Cek itu dikliringkan pada tanggal 6 September

    3. Penerimaan kas atas piutang dari tanggal 1 sampai dengan 5 Juli dicantumkan sebagai penerimaan kas tanggal 29 dan 30 Juni

    4. Suatu pinjaman dari bank pada tanggal 26 Juni dikredit secara langsung ke rekening bank klien. Pinjaman itu tidak dicatat sampai tanggal 30 Juni

    5. Selembar cek tertanggal 24 Juni dan dikeluarkan dalam bulan Juni tidak dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, tetapi dimusnahkan sebagai cek yang beredar pada tanggal 30 Juni

    6. Suatu transfer bank yang dicatat dalam catatan akuntansi pada tanggal 1 Juli dimasukkan sebagai setoran dalam perjalanan pada tanggal 30 Juni



    Diminta:

    a. Prosedur pengendalian intern apa yang dapat dibentuk untuk setiap ketidakberesan ini guna mengurangi kemungkinan terjadinya

    b. Sebutkan prosedur audit apa yang dapat digunakan untuk mengungkapkan setiap ketidakberesan

    mohon petunjuk dan arahannya bos??

    BalasHapus

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com