BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jika berbicara mengenai akuntansi tak sedikit dari kita
langsung tertuju pada sebuah perusahaan, Untuk memahami akuntansi, maka kita
harus mengetahui konsep dasar akuntansi terlebih dahulu. Konsep merupakan pernyataan.
Konsep-konsep akuntansi yang digunakan dalam lingkungannya akan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, kondisi sosial,
kondisi ekonomi, politik dan sebagainya. pengertian dan definisi akuntansi pun
sampai saat ini sangat beragam, namun inti dan tujuannya sama, yaitu sama-sama
berfungsi sebagai sistem informasi mengenai keuangan suatu perusahaan, lembaga
ataupun organisasi dan biasanya akuntansi menyajikan suatu data atau informasi
tentang keuangan yang biasanya berbentuk laporan keuangan. Akuntansi memiliki
jalur yang sangat luas, tidak hanya berkecimpung dalam perusahaan saja. Lembaga
perbangkan pun telah banyak menggunakan sistem akuntansi dalam kegiatannya.
Akuntansi
berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam
bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi
digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil
keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
Akuntansi secara
umum dapat diartikan sebagai seni pencatatan, pengklasifikasian dan
pengikhtisaran dengan cara yang sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi
dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta
penginterpretasian hasil dari pencatatan tersebut.
Akuntansi
Perbankan adalah seni pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran atas seluruh
transaksi yang terjadi di dalam bank yang hasilnya berupa laporan keuangan. Laporan
keuangan bank merupakan bentuk pertanggung jawaban manajemen bank terhadap
pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Akuntansi ?
2.
Apa yang dimaksud dengan kerangka
konseptual akuntansi ?
3.
Apa tujuan pokok akuntansi ?
4.
Apa yang dimaksud dengan konsep
dasar pelaporan ?
5.
Apa saja prinsip dari akuntansi ?
6.
Apa saja asumsi dan konsep dasar
akuntansi ?
7.
Apa saja kendala atau keterbatasan
akuntansi ?
8.
Apa yang dimaksud persamaan dasar
akuntansi perbankan?
9.
Bagaimana sistematika rekening bank?
1.3
Tujuan dan Manfaat Pembahasan
1.
Untuk dapat mengetahui pengertian dari
akuntansi baik itu secara umum maupun perbankan
2.
Untuk dapat mengetahui kerangka
konseptual akuntansi
3.
Untuk dapat mengetahui tujuan pokok
dari akuntansi
4.
Untuk dapat mengetahui konsep dasar pelaporan
5.
Untuk dapat mengetahui prinsip dari
akuntansi
6.
Untuk dapat mengetahui asumsi dan
konsep dasar akuntansi
7.
Untuk dapat mengetahui apa saja
kendala dan keterbatasan dari akuntansi
8.
Untuk dapat mengetahui bagaimana persamaan
dasar akuntansi perbankan
9.
Untuk dapat mengetahui bagaimana
sistematika rekening bank
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Definisi
Akuntansi
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya
bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau
mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis
di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa
bisnis.
“Accounting is the
art of recording, classifying, and summarizing in a significant manner and in
terms of money, transactions and events whichare, in part at least of a
financial character, and interpreting the resultsthereof.
Akuntansi
diartikan sebagai seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran dengan
cara yang sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang
setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta penginterprestasian
hasil dari pencatatan tersebut.
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi
Perbankan adalah seni pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran atas seluruh
transaksi yang terjadi di dalam bank yang hasilnya berupa laporan
keuangan.Laporan keuangan bank merupakan bentuk pertanggung jawaban manajemen
bank terhadap pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank.
Akuntansi
perbangkan juga dapat diartikan proses akuntansi bank yang juga meliputi
pencatatan, ppngklasifikasian, penganalisaan, penafsiran data keuangan
bank yang dilakukan secara sistematis guna memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
berkepentingan baik intern maupun ekstern.
2.2.
Kerangka Konseptual Akuntansi
Kerangka
konseptual akuntansi adalah suatu system pertalian yang erat (koheren) dari
tujuan dan konsep-konsep dasar yang saling berhubungan dan saling mengarahkan
terciptanya prinsip-prinsip yang konsisten serta menggambarkan sifat, fungsi,
dan keterbatasan akuntansi beserta laporan keuangan. Sebagai konsep, tentu akan
memberikan manfaat bagi perkembangan akuntansi atau sebaliknya perkembangan
akuntansi yang memberikan manfaat bagi konsep dasar akuntansi. Oleh karena itu
dalam menghadapi persoalan akuntansi hendaknya dapat dikembalikan pada konsep
dasarnya.
Kerangka
konseptual akuntansi menjadi sangat penting dipahami, mengingat dengan kerangka
ini akan dapat dirumuskan prinsip-prinsip akuntansi yang dapat menjadi acuan
bagi para pemakai informasi akuntansi dan selanjutnya hal ini akan mendasari
praktik akuntansi. Di samping itu, sebagai kerangka dasar setiap perubahan
ataupun perkembangan akuntansi yang sulit dipecahkan, maka harus dilandasi kerangka
konseptual ini dalam setiap memecahkan masalah-masalah yang berkembang dan
berkaitan dengan akuntansi tersebut.
Kerangka
konseptual akuntansi dibangun dari tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah
tujuan pokok akuntansi, tingkatan kedua adalah konsep dasar pelaporan yang
terdiri dari karakteristik informasi dan elemen laporan keuangan. Tujuan pokok
dan konsep dasar pelaporan tersebut selanjutnya digunakan pada tingkatan ketiga
yaitu menyusun pedoman pelaksanaan. Pedoman pelaksanaan ini harus memperhatikan
asumsi, prinsip dan kendala.
2.2.1. Tujuan Pokok Akuntansi
Tujuan
pokok akuntansi adalah tujuan umum laporan keuangan yaitu memberikan informasi
yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Untuk dapat
menyampaikan informasi tersebut harus menggunakan alat atau media berupa
laporan keuangan. Secara khusus laporan keuangan harus mencapai tujuan
memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi aktiva,
hutang dan modal beserta prubahannya, sehingga dapat digunakan untuk menaksir
prospek arus kas, kondisi keuangan, prestasi, dan potensi perusahaan atau bank
dalam menghasilkan laba. Di samping itu dapat menjelaskan bagaimana dana diperoleh
dan digunakan.
Tabel 1. Pemakai Laporan Keuangan Bank
No
|
Pemakai Laporan Keuangan
|
No
|
Pemakai Laporan Keuangan
|
1
|
Pemilik
perusahaan
|
13
|
Organisasi
Pengusaha
|
2
|
Kreditur/
Deposan
|
14
|
Pakar dan
Konsultan Hukum
|
3
|
Pemasok
|
15
|
Pakar
Ekonomi
|
4
|
Investor Potensial
|
16
|
Dinas
Perpajakan
|
5
|
Karyawan/
Buruh
|
17
|
Badan-badan
Pemerintah
|
6
|
Pihak
Manajemen
|
18
|
Penerbit
Media Massa
|
7
|
Analisis
Keuangan
|
19
|
Serikat
Pekerja
|
8
|
Konsultan
Manajemen
|
20
|
Periset
dan Biro Riset
|
9
|
Pialang
atau Broker
|
21
|
Dosen dan
Mahasiswa
|
10
|
Penjamin
Emisi
|
22
|
Guru dan
Siswa
|
11
|
Badan
Legislatif
|
23
|
Para
Pesaing Perusahaan
|
12
|
Pengelola
Pasar Modal
|
24
|
Masyarakat
Umum
|
2.2.2. Konsep Dasar Pelaporan
Dalam memahami konsep pelaporan terlebih
dahulu perlu menjawab pertanyaan mengapa akuntansi diperlukan (ini menyangkut
tujuan) kemudian bagaimanakah mencapai tujuan tersebut (pedoman pelaksanaan).
Konsep dasar pelaporan merupakan penghubung antara pedoman pelaksanaan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Dalam konsep ini harus mampu menjelaskan karakteristik
atau mutu informasi dan elemen-elemen yang akan disajikan dalam laporan
keuangan sehingga fungsi akuntansi sebagai penyedia jasa informasi dapat
menentukan: kepada siapa informasi tersebut ditujukan, tipe-tipe informasi yang
dibutuhkan, dan bagaimanakah karakteristik informasi yang dibutuhkan. Dengan
demikian tujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak
dapat dipenuhi.
2.2.2.1. Karakteristik Mutu Informasi Akuntansi
Pemilihan
metode akuntasi, tipe informasi dan format informasi yang diperlukan akan
menentukan nilai kegunaan informasi bagi pengambil keputusan. Untuk itu
informasi yang disajikan harus informasi yang baik dan memberikan manfaat yang
lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh/menyajikan informasi
tersebut. Pemakai harus dapat merasakan kadar kemampuan dan arti pentingnya
infomasi yang diterimanya. Informasi yang dapat dimengerti adalah informasi
yang mempunyai sifat relevansi dan reliabilitas, memiliki daya banding, dan
konsisten. Pola hubungan informasi yang dapat memberikan manfaat bagi pengambil
keputusan tercermin dalam hirarki kualitas informasi akuntansi seperti gambar
berikut.
Gambar 2.1 Hirarki
Kualitas Informasi Akuntansi
Pemakai Laporan
Dan
karakteristik
|
Para pemakai informasi akuntansi
Cost >< Benefit,
Materialitas
|
Kendala dan keterbatasan
Dapat Dimengerti
|
Kegunaan Dalam Pembuatan
Keputusan
|
Kualitas Primer
Relevansi
|
Reliabilitas
|
Konsisten
|
Tepat Waktu
|
Nilai Feedback
|
Nilai
Prediksi
|
Jujur
|
Netral
|
Daya Uji
|
Daya Banding
|
Sekunder
a. Relevansi Informasi Akuntansi
Kualitas primer suatu informasi akuntansi
ditentukan oleh relevansi dan reliabilitasnya. Relevansi ini dapat diukur
melalui maksud penggunaan informasi tersebut. Dengan demikian relevansi berarti
memilih metode pengukuran dan pelaporan yang dapat membantu setiap pemakai
laporan keuangan yang akan mengambil keputusan.
Informasi yang relevan adalah informasi
yang menimbulkan perbedaan. Perbedaan itu dapat memperlemah atau memperkuat
pengharapan yang ada. Dengan demikian relevansi selalu dikaitkan dengan
feedback dan nilai prediktif dari informasi tersebut. Informasi juga bisa
dikatakan relevan kalau disajikan tepat waktu, sebab informasi yang basi atau
disampaikan tidak tepat waktu akan tidak ada gunanya bagi pengambil keputusan.
Dengan kata lain informasi tersebut tidak relevan.
b. Reliabilitas Informasi Akuntansi
Informasi yang disampaikan harus andal,
dalam arti bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan
dapat dipercaya pemakainya yaitu telah disajikan dengan benar dari yang
seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan, sehingga
mencerminkan secara tepat mengenai keadaan atau peristiwa ekonomi yang akan
disampaikan.
c. Komparabilitas atau Daya Banding
Informasi akan semakin bermanfaat apabila dapat dikaitkan
dengan standar ukuran tertentu. Standar ukuran ini menjadikan informasi dapat
diperbandingkan. Perbandingan dapat
dilakukan terhadap data dari periode yang brbeda dalam satu perusahaan,
atau/dan dapat pula terhadap data atau informasi dari perusahaan lain yang
sejenis pada periode yang sama. Perbandingan ini untuk mengidentifikasikan
kecenderungan atau tren posisi dan kinerja keuangan serta perubahan posisi
keuangan baik secara absolut maupun relatif. Oleh karena itu pengukuran dan
penyajian informasi keuangan dari transaksi atau peristiwa lain yang serupa
harus dilakukan secara konsisten. Konsisten di sini artinya taat asas dan
menggunakan metode serta prinsip akuntansi yang sama.
d. Konsistensi
Seperti diungkapkan sebelumnya, bahwa untuk menyajikan
informasi keuangan atau akuntansi dihadapkan pada berbagai alternatif metode akuntansi.
Oleh sebab itu, agar informasi akuntansi bermanfaat, penggunaan metode
akuntansi harus konsisten agar kekontinuan dan kekomparabelan laporan keuangan
tercapai.
2.2.2.2 Elemen-Elemen
Laporan Keuangan
Elemen pokok laporan keuangan terdiri dari aktiva, hutang,
modal, pendapatan dan biaya. Tugas akuntansi adalah untuk mengikuti, mengukur,
dan mengkomunikasikan perubahan-perubahan dan perkembangannya. Elemen pokok ini
telah berlaku umum di dunia usaha dan setiap elemen saling terkait dengan
elemen. Lantas apa yang dimaksud dengan elemen tersebut?
1)
Aktiva adalah manfaat ekonomi yang
dinyatakan untuk sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan, yang meliputi
barang dan hak-hak yang memberikan manfaat di masa yang akan datang dan didapat
dari transaksi-transaksi atau peristiwa yang terjadi di masa lalu.
2)
Hutang atau kewajiban adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang mungkin di masa yang akan datang yang timbul
dari kewajiban entitas tertentu pada saat ini, untuk menyerahkan aktiva atau
memberikan jasa kepada entitas yang lain de masa mendatang sebagai akibat dari
transaksi atau peristiwa di masa lampau.
3)
Modal adalah jumlah uang yang
dinyatakan untuk sisa hak atas aktiva perusahaan setelah dikurangi seluruh
kewajibannya. Modal merupakan hak atas aktiva perusahaan yang melekat pada
pemiliknya.
4)
Pendapatan adalah jumlah kotor dari
kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban (atau kombinasi keduanya). Pendapatan
timbul dari aktivitas penjualan barang atau jasa, penyerahan jasa dan aktivitas
lainnya yang mengakibatkan diperolehnya pendapatan atau laba bagi perusahaan.
5)
Biaya adalah jumlah kotor dari
penurunan aktiva atau kenaikan kwajiban. Biaya ini timbul dari
kegiatan-kegiatan pembuatan atau
pengadaan barang dan jasa, dan lain-lain kegiatan usaha memperoleh pendapatan
dalam suatu periode.
6)
Laba adalah selisih lebih antara
pendapatan di atas biaya dalam suatu periode, dan disebut rugi apabila terjadi
sebaliknya.
2.2.3. Prinsip Akuntansi
Prinsip akuntansi adalah dalil atau dokrin untuk mengawasi
suatu system atau aktivitas tertentu yang telah diterima kebenarannya. Prinsip
akuntansi bukan merupakan kebenaran yang hakiki dalam bidang akuntansi, karena
pada hakekatnya akuntansi selalu berkembang dan selalu berubah sesuai dengan
perkembangan dan perubahan-perubahan nilai-nilai yang terjadi di masyarakat.
Prinsip akuntansi dapat bersifat tertulis maupun tidak tertulis sebagai akibat
yang timbul dari pengalaman yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
menyajikan informasi keuangan.
Penggunaan
prinsip akuntansi menjadi sangat penting agar ada kesamaan dalam hal cara,
metode, prosedur tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan, bersifat
netral, dan dapat diperbandingkan. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a) Prinsip Harga Perolehan
Dalam
ini ditekankan bahwa aktiva, hutang, modal, penghasilan, dan biaya hendaknya
dicatat sebesar harga perolehan yang disepakati oleh kedua belah pihak yang
bertransaksi. Penggunaan prinsip ini didasari bahwa harga tersebut ditentukan
secara obyektif, jumlahya sudah diketahui dan dapat diuji kebenarannya melalui
bukti-bukti transaksi. Pengukuran harga historis adalah melalui jumlah kas atau
yang ekuivalen.
b) Prinsip Realisasi Penghasilan
Prinsip
ini pada dasarnya mencakup pengertian, pengukuran, dan pengakuan penghasilan.
Penghasilan adalah setiap pertambahan aktiva atau penurunan hutang yang timbul
dari penjualan barang atau jasa selama periode akuntansi tertentu. Pengukuran
penghasilan dapat ditentukan melalui jumlah kas atau ekuivalennya, jumlah aktiva
yang diterima dan jumlah penurunan hutang. Kemudian pengakuan penghasilan pada
prinsipnya berdasarkan realisasi penghasilan. Realiasasi penghasilan dapat
ditentukan berdasarkan justifikasi bahwa barang
atau jasa telah tersedia dan jumlahnya sudah diketahui secara pasti.
Dalam
kaitannya dengan pengakuan penghasilan, maka timbul beberapa metode pengakuan
penghasilan, yaitu pertama pada saat
penjualan barang atau jasa. Kedua adalah
pengakuan penghasilan dapat dilakukan pada saat sebelum melakukan penjualan. Ketiga adalah pengakuan penghasilan
didasarkan pada saat penerimaan kas.
c) Prinsip Mempertemukan Pendapatan dan
Biaya
Prinsip
ini menghendaki bahwa hasil aktivitas
perusahaan selama periode tertentu yang diluangkan dalam laporan keuangan merupakan
hasil dalam periode yang sama. Pendapatan dan biaya harus sesuatu hal yang
terjadi dalam waktu yang sama. Untuk dapat mempertemukan pendapatan dan biaya
dalam periode yang sama maka diperlukan metode pengakuan pendapatan dan biaya.
Pengakuan tersebut bisa menggunakan dasar waktu (accrual basis).
d) Prinsip Obyektif
Prinsip ini memberikan pengertian bahwa laporan keuangan
yang dihasilkan haruslah didasarkan pada data akuntansi yang didukung oleh
bukti-bukti transaksi yang obyektif. Bukti transaksi yang obyektif dapat
diperoleh bila transaksi yang dilakukan berdasarkan kesepakatan antara
pihak-pihak yang bertransaksi, serta didukung oleh pengawasan dan pengendalian
intern yang baik.
e) Prinsip Pengungkapan Penuh
Laporan keuangan hendaknya dapat memberikan semua informasi
baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang dapat mempengaruhi
interprestasi dan pengambilan keputusan para pemakainya. Untuk mencapai ini
maka laporan keuangan harus disusun secara baik sesuai dengan standar akuntansi
yang disepakati umum, menggunakan istilah-istilah yang tepat, memberikan
catatan tamabahan, memberikan lampiran, catatan kaki, dan sebagainya.
f) Prinsip Konsistensi
Prinsip ini pada dasarnya mengatakan bahwa laporan keuangan
tersebut harus mempunyai daya banding. Daya banding ini untuk
perusahaan-perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda atau dalam
perusahaan yang berbeda untuk periode yang sama. Daya banding laporan keuangan
akan ditentukan oleh konsistensi penggunaan teori, metode, dasar, pedoman, dan
praktik akuntansi yang sama dengan diterapkan sebelumnya. Konsistensi ini
bukanlah harga mati, artinya pada kasus tertentu tidak cocok dengan kondisi
saat ini, maka perusahaan dapat mengganti metode tersebut asalkan perusahaan
menjelaskan tentang perubahan metode tersebut dan pengaruh penggunaan metode
tersebut angka-angka dalam laporan keuangan.
2.2.4. Asumsi dan Konsep Dasar Akuntansi
Untuk memahami akuntansi harus mengetahui konsep dasar
akuntansi. Konsep merupakan pernyataan. Konsep-konsep akuntansi yang digunakan
dalam lingkungannya akan sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan,
pengalaman, kondisi sosial, kondisi ekonomi, politik dan sebagainya. Konsep ini
dapat juga dikatakan sebagai asumsi dasar dalam akuntansi. Asumsi dasar ini
terutama dalam menyusun prinsip akuntansi. Prinsip akuntansi disusun dengan
memperhatikan tujuan laporan keuangan, keadaan perekonomian, keadaan politik,
perundang-undangan, dan sebagainya yang berkaitan dengan dunia usaha. Sering
terjadi kesulitan untuk membedakan antara konsep dengan prinsip akuntansi.
Sedangkan konsep dasar akuntansi tersebut antara lain meliputi:
a. Kesatuan Usaha (Business Entity)
Dalam konsep ini diasumsikan bahwa
perusahaan merupakan kesatuan usaha yang terpisah dengan pemiliknya dan
akuntansi memandang dari segi perusahaannya. Laporan keuangan yang disusun
adalah laporan keuangan perusahaan, bukan laporan keuangan pemilik. Adanya
pemisahan ini merupakan faktor utama yang dijadikan pertimbangan untuk
membebankan pada satuan ekonomi tersebut yaitu kewajiban mempertanggungjawabkan
keuangan perusahaan kepada pihak-pihak berkepentingan.
b. Kesinambungan (Going Concern)
Konsep ini
menjelaskan bahwa perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas
dan akan berlangsung secara terus-menerus. Asumsi ini akan memberikan dukungan
yang kuat untuk penyajian aktiva berdasarkan harga perolehannya dan bukan atas dasar nilai kontan aktiva tersebut atau
nilai yang direalisasikan pada saat likuidasi.
c. Periode Akuntansi
Konsep ini
menjelaskan bahwa rugi dan laba perusahaan baru dapat diketahui setelah
perusahaan baru dapat diketahui setelah perusahaan dilikuidasi atau dengan kata
lain bahwa tingkat kesuksesan suatu perusahaan hanya dapat diketahui pada
saat perusahaan menghentikan usahanya
dan mencairkan seluruh hartanya menjadi kas. Namun demikian, pada kenyataannya
keputusan manajemen banyak dilakukan selama berlangsungnya kegiatan perusahaan.
Untuk mengambil keputusan ini perlu ada informasi. Disinilah laporan keuangan
perlu disusun sebagai sumber informasi. Penyusunan laporan keuangan periodik
ini beranggapan bahwa umur kegiatan perusahaan yang tidak terbatas tersebut
pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan perusahaan dari beberapa periode
yang tidak terbatas ini selanjutnya disebut periode akuntansi.
d. Pengukuran Dalam
Nilai Uang
Penyelenggaraan
akuntansi beranggapan bahwa mata uang adalah alat pengukur yang berlaku umum
terhadap semua kegiatan ekonomi. Penggunaan satuan mata uang (rupiah) didasarkan
pemahaman bahwa mata uang mempunyai nilai yang tetap. Bila asumsi ini tidak
dipenuhi maka fungsi laporan keuangan sebagai media informasi akan berkurang
nilainya.
e. Penetapan Beban
dan Pendapatan
Penentuan
laba periodik dan posisi keuangan dilakukan berdasarkan metode akrual, yaitu
dikaitkan dengan pengukuran aktiva dan kewajiban serta perubahannya pada saat
terjadinya, bukan hanya sekedar pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang.
Penentuan laba periodik menyangkut dua masalah yaitu: pengakuan pendapatan
selama periode dan penentuan beban yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk
menghasilkan pendapatan tersebut.
2.2.5. Kendala atau Keterbatasan Akuntansi
Dalam
menyajikan informasi yang memiliki karakteristik mutu, maka akan dihadapkan
pada kendala-kendala yang dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kendala
primer dan kendala sekunder.
a. Asas Manfaat dan
Biaya
Untuk
mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi akuntansi diperlukan biaya.
Para pemakai harus mempertimbangkan biaya untuk menghasilkan informasi
tersebut. kesulitannya adalah tidak semua manfaat informasi dapat diukur atau
dibuktikan. Manfaat informasi tersebut dapat dirasakan oleh pihak penyaji dalam
bentuk efisiensi pengendalian dan oleh para pemakai dalam bentuk alokasi sumber-sumber
ekonomi, jumlah pajak yang dibayar, ketaatan tehadap regulasi. Semua ini kadang
sulit dikuantitatifkan. Sedangkan biaya untuk pengadaan informasi umumnya mudah
dikuantitatifkan.
b. Asas Materialitas
Asas
ini mengemukakan bahwa transaksi-transaksi dan lain-lain peristiwa yang tidak
penting /kurang berarti terhadap kegiatan ekonomi perusahaan adalah tidak harus
dilakukan secara konsekuen dengan prinsip-prinsip akuntansi. Perlakuan seperti
ini dapat diterima karena informasi yang tidak materialitas tidak cukup berarti
atau tidak dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para pemakainya. Kesulitan
mengukur materialitas menjadi kendala, mengingat materialitas sangat tergantung
pada pengaruh atau akibatnya kepada para pemakainya.
c. Asas Konservatif
Asas ini erat kaitannya dengan risiko ketidakpastian di masa
yang akan datang. Asas ini mencerminkan kehati-hatian dalam hal mengakui adanya
pendapatan dan biaya sehingga terhindar dari kemungkinan risiko yang akan
timbul di masa yang akan datang. Dalam kaitannya dengan pengakuan dan penilaian
pada asas ini terdapat empat macam yaitu:
1.
Pengakuan dan penilaian penghasilan
2.
Dalam hubungannya dengan pengakuan
biaya
3.
Dalam hubungannya dengan laba, maka
laba harus diakui pada saat realisasi
4.
Dalam hubungannya dengan pengakuan
kerugian
d. Kebiasaan-Kebiasaan
Dalam Dunia Bisnis
Dalam praktik akuntansi secara nyata lebih menginginkan
kepraktisan dan aspek kegunaan, sehingga sering dijumpai
penyimpangan-penyimpangan terhadap prinsip-prinsip akuntansi. Hal ini masih
bisa diperkenankan karena setiap jenis usaha mempunyai karakteristik dan spesifikasi tersendiri. Badan usaha
tersebut tidak selalu menerapkan akuntansi secara konseptual. Hal ini menjadi
kendala dalam memenuhi kebutuhan informasi yang sesuai dengan karakteristik
mutu pelaporan.
2.3 Persamaan Dasar
Akuntansi Perbankan
Dalam memahami proses akuntansi,ada baiknya untuk memhami
persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi dibangun pemahaman antara
hak dan kewajiban. Hak merupakan kekayaan atau aktiva atau asset. Hak ini ada
karena telah timbul kewajiban. Konsep akuntansi menghendaki keseimbangan antara hak dan kewajiban. Oleh
karena itu setiap pertambahan kewajiban bank, harus diikuti peningkatan hak
atau asset. Secara umum persamaannya adalah:
HAK = KEWAJIBAN
AKTIVA
= PASIVA
Kewajiban
bank terdiri dari kewajiban terhadap pihak eksternal dan pihak internal.
Kewajiban kepada pihak eksternal adalah kewajiban kepada kreditur atau pemberi
dana atau deposan. Sedangkan kewajiban terhadap internal adalah kewajiban
kepada pemilik modal. Dengan demikian persamaan dapat diperluas menjadi:
Aktiva
Bank= Hutang Bank + Modal Bank
Bila bank melakukan
aktivitas, akan memperoleh pendapatan dan mengeluarkan biaya. Selisih
pendapatan dengan biaya merupakan laba milik bank. Laba bank merupakan komponen
modal bank. Untuk itu persamaannya menjadi:
Aktiva
= Hutang + Modal + Pendapatan – Biaya
Atau
Aktiva
+ Biaya = Hutang + Modal + Pendapatan – Biaya
Perhatikan pada sisi kiri terdapat aktiva dan biaya,
sedangkan pada sisi kanan terdapat hutang, modal, dan pendapatan. Persamaan ini
akan mempermudah bagi pemula dalam membuat jurnal.
Aktiva + Biaya =
Hutang + Modal
+ Pendapatan
+ - + - - + -
+ -
Keterangan:
Pada sisi kiri terdapat aktiva dan
biaya, sedangkan pada sisi kanan terdapat Hutang, Modal dan Pendapatan.
Persamaan ini akan mempermudah bagi pemula dalam membuat jurnal. Dengan
persamaan dan penggambaran rekening buku besar, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Setiap pertambahan aktiva akan
didebet, dan pengurangan aktiva akan dikredit.
2. Setiap pertambahan biaya akan
didebet, setiap pengurangan biaya akan dikredit.
3. Setiap peningkatan hutang akan
dikredit dan setiap pengurangan/pelunasan hutang akan didebet.
4. Setiap pertambahan modal akan
dikredit dan penurunan modal akan didebet.
5. Setiap pertambahan pendapatan bank
akan dikredit dan setiap penurunan pendapatan akan didebet.
Aktiva bank misalnya berupa kas,
giro BI, penempatan pada bank lain, sekuritas jangka pendek, kredit yang
diberikan, penyertaan dan aktiva tetap. Hutang bank misalnya giro nasabah,
tabungan, deposito, pinjaman diterima, sedangkan modal berupa modal disetor
maupun laba ditahan. Untuk pendapatan bank bisa berupa pendapatan bunga dan
pendapatan lainnya. Sedangkan biaya bank berupa biaya bunga dan biaya lainnya.
2.4 Sistematika
Rekening Bank
Penggunaan nama, struktur dan
hubungan antar rekening perlu ada keseragaman agar laporan yang dihasilkan
mudah dipahami dan mudah diperbandingkan. Untuk itu sistematika rekening
perbankan diperlukan. Sistematika rekening bank disusun dengan menggunakan
digit tertentu. Digit pertama berisi rubric rekening, digit kedua berupa
identifikasi jenis valuta, digit ketiga berisi kelompok rekening group. Digit
keempat berisi kelompok rekening subgroup dan digit ke lima dan seterusnya
berisi berupa rincian atau rekening individual.
Contoh
secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
1
0 6 2 1
Keterangan:
Mulai dari
kiri
1 =
Aktiva
0 =
Aktiva Dalam Rupiah
6 =
Kredit yang Diberikan
2 =
Pihak Tidak Terkait Dengan Bank
1 =
Rekening Individual
Pengelompokan rekening selanjutnya
didasarkan pada sifat dan fungsi rekening. Pengelompokan ini dimaksudkan agar
dapat menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, beban, komitmen
dan kontijensi.
Tabel 2.
Rubrik Rekening
Nomor Rubrik Rekening
|
Rubrik Rekening
|
1
|
Aktiva
|
2
|
Kewajiban
|
3
|
Ekuitas
|
4
|
Pendapatan
|
5
|
Beban
|
6
|
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
|
7
|
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
|
8
|
Komitmen
|
9
|
Kontijensi
|
Tabel 3. Sistematika Rekening
No. Rek.
|
Nama Rekening
|
No. Rek.
|
Nama Rekening
|
1
|
Aktiva
|
1
|
Aktiva
|
10
|
Aktiva Valuta Rupiah
|
11
|
Aktiva Valuta Asing
|
101
|
Kas
|
111
|
Kas
|
102
|
Giro pada Bank Indonesia
|
112
|
Giro pada Bank Indonesia
|
103
|
Penempatan pada Bank Lain
|
113
|
Penempatan pada Bank Lain
|
104
|
Surat-surat Berharga
|
114
|
Surat-surat Berharga
|
105
|
Kredit yang Diberikan
|
116
|
Kredit yang Diberikan
|
1061
|
Pihak Yang Terkait
Dengan Bank
|
1161
|
Pihak Yang Terkait
Dengan Bank
|
1062
|
Pihak Yang Tdk
Terkait Dengan Bank
|
1162
|
Pihak Yang Tdk
Terkait Dengan Bank
|
107
|
Penyertaan
|
117
|
Penyertaan
|
108
|
Pendapatan yang Masih akan Diterima
|
118
|
Pendapatan yang Masih akan Diterima
|
109
|
Aktiva lain-lain
|
119
|
Aktiva lain-lain
|
1091
|
Biaya Dibayar Dimuka
|
1191
|
Biaya Dibayar Dimuka
|
1092
|
Aktiva Tetap
|
1192
|
Aktiva Tetap
|
1093
|
Aktiva Sewa Guna Usaha
|
1193
|
Aktiva Sewa Guna Usaha
|
1094
|
Uang Muka Pajak
|
1194
|
Uang Muka Pajak
|
1097
|
Rekening Antara Aktiva
|
1197
|
Rekening Antara Aktiva
|
1098
|
Rekening Perhitungan Antar Kantor Debet
|
1198
|
Rekening Perhitungan Antar Kantor Debet
|
1099
|
Aktiva Lainnya
|
1199
|
Aktiva Lainnya
|
2
|
Kewajiban
|
2
|
Kewajiban
|
20
|
Kewajiban Dalam Rupiah
|
21
|
Kewajiban Dalam Valuta Asing
|
201
|
Giro
|
211
|
Giro
|
202
|
Kewajiban segera lainnya
|
212
|
Kewajiban segera lainnya
|
203
|
Tabungan
|
213
|
Tabungan
|
204
|
Deposito Berjangka
|
214
|
Deposito Berjangka
|
2041
|
Pihak
Terkait Dengan Bank
|
2141
|
Pihak Terkait Dengan Bank
|
2042
|
Pihak
Lain
|
2142
|
Pihak Lain
|
205
|
Sertifikat Deposito
|
215
|
Sertifikat Deposito
|
206
|
Surat-surat Berharga yang Diterbitkan
|
216
|
Surat-surat Berharga yang Diterbitkan
|
2061
|
SBPU
|
2161
|
SBPU
|
2062
|
Obligasi
|
2062
|
Obligasi
|
207
|
Pinjaman Yang Diterima
|
217
|
Pinjaman Yang Diterima
|
2071
|
Pihak Terkait
Dengan Bank
|
2171
|
Pihak Terkait
Dengan Bank
|
2072
|
Pihak Lain
|
2172
|
Pihak Lain
|
208
|
Beban Yang Masih Harus Dibayar
|
218
|
Beban Yang Masih Harus Dibayar
|
209
|
Kewajiban Lain-lain
|
219
|
Kewajiban Lain-lain
|
2091
|
Kewajiban Sewa
Guna Usaha
|
2191
|
Kewajiban
Sewa Guna Usaha
|
2092
|
Hutang Pajak
|
2192
|
Hutang
Pajak
|
2093
|
Pinjaman
Subordinasi
|
2193
|
Pinjaman Subordinasi
|
20931
|
Pihak Terkait Dengan Bank
|
21931
|
Pihak Terkait Dengan Bank
|
20932
|
Pihak Lain
|
21932
|
Pihak Lain
|
2094
|
Modal Pinjaman
|
2194
|
Modal Pinjaman
|
20941
|
Pihak Terkait Dengan Bank
|
21941
|
Pihak Terkait Dengan Bank
|
20942
|
Pihak Lain
|
21942
|
Pihak Lain
|
2097
|
Rekening Antara Kewajiban
|
2197
|
Rekening Antara Kewajiban
|
2098
|
Rekening Perhitungan Antar Kantor Kredit
|
2198
|
Rekening Perhitungan Antar Kantor Kredit
|
2099
|
Aktiva Lainnya
|
2199
|
Aktiva Lainnya
|
3
|
Ekuitas
|
3
|
Ekuitas
|
30
|
Ekuitas Dalam Valuta Rupiah
|
31
|
Ekuitas Dalam Valuta Asing
|
301
|
Modal Disetor
|
311
|
Modal Disetor
|
3011
|
Saham Biasa
|
3111
|
Saham Biasa
|
3012
|
Saham Preferen
|
3112
|
Saham Preferen
|
302
|
Tambahan Modal Disetor
|
312
|
Tambahan Modal Disetor
|
3021
|
Agio/Disagio
|
3121
|
Agio/Disagio
|
3022
|
Modal Sumbangan
|
3122
|
Modal Sumbangan
|
3029
|
Lain-lain
|
3123
|
Penyesuaian AkibatPenjabaran Lap.Keu
|
303
|
Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
|
||
309
|
Saldo Laba
|
3129
|
Lain-lain
|
3091
|
Cadangan Tujuan
|
313
|
Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
|
3092
|
Cadangan Umum
|
||
3093
|
Saldo Laba Yang Belum Dicadangkan
|
||
4
|
Pendapatan
|
4
|
Pendapatan
|
40
|
Pendapatan Dalam Rupiah
|
41
|
Pendapatan Dalam Asing
|
401
|
Pendapatan Operasional
|
411
|
Pendapatan Operasional
|
4011
|
Pendapatan Bunga
|
4111
|
Pendapatan Bunga
|
40111
|
Hasil Bunga
|
41111
|
Hasil Bunga
|
40112
|
Provisi dan Komisi Kredit
|
41112
|
Provisi dan Komisi Kredit
|
4019
|
Pendapatan Operasional Lainnya
|
4119
|
Pendapatan Operasional Lainnya
|
40191
|
Provisi dan Komisi Selain Kredit
|
41191
|
Provisi dan Komisi Selain Kredit
|
40199
|
Pendapatan Lain
|
4199
|
Pendapatan Lain
|
402
|
Pendapatan Non Operasional
|
412
|
Pendapatan Non Operasional
|
4021
|
Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap
|
4121
|
Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap
|
4029
|
Lainnya
|
4129
|
Lainnya
|
408
|
Pendapatan Luar Biasa
|
418
|
Pendapatan Luar Biasa
|
409
|
Pendapatan Pengaruh Kumlatif dari Perub.
|
Kebijakan Akt 419
Pendapatan Pengaruh
Kumlatif dari Perub.
Kebijakan Akt 5
Beban
5
Beban
50
Beban
Dalam Rupiah
51
Beban
Dalam Rupiah
501
Beban Operasional
511
Beban Operasional
5011
Beban Bunga
5111
Beban Bunga
50111
Bunga yang Dibayar
51111
Bunga yang Dibayar
50112
Hadiah
51112
Hadiah
50113
Provisi dan Komisi unt.mendptkn dana
51113
Provisi dan Komisi unt.mendptkn dana
5019
Beban Operasional Lainnya
5119
Beban Operasional Lainnya
50191
Provisi & Komisi Selain Unt.Mendptkan Dana
51191
Provisi & Komisi Selain Unt.Mendptkan Dana
50192
Beban Overhead
51192
Beban Overhead
501921
Beban Umum & Administrasi
511921
Beban Umum & Administrasi
501922
Penyisihan&Penurunan Atas Aktv.Produktif
511922
Penyisihan&Penurunan Atas Aktv.Produktif
5011923
Beban Personalia
511923
Beban Personalia
5011929
Beban Lain
511929
Beban Lain
502
Beban Non
Operasional
512
Beban
Non Operasional
5021
Kerugian Penjualan Aktiva
5121
Kerugian Penjualan Aktiva
5022
Denda/sanksi
5122
Denda/sanksi
5029
Lainnya
5129
Lainnya
508
Beban Luar Biasa
518
Beban
Luar Biasa
509
Beban Pengaruh
Kumulatif Perub;Kebijakan Akt
519
Beban
Pengaruh Kumulatif Perub;Kebijakan Akt
6
Penyisihan
6
Penyisihan
60
Penyisihan Dalam Valuta
Rupiah
61
Penyisihan Dalam Valuta
Asing
601
Penyisihan Penempatan Pada Bank Lain
611
Penyisihan Penempatan Pada Bank Lain
602
Penyisihan Surat-surat Berharga
612
Penyisihan Surat-surat Berharga
603
Penyisihan Kredit yang Diberikan
613
Penyisihan Kredit yang Diberikan
604
Penyisihan Penyertaan
614
Penyisihan Penyertaan
7
Akumulasi Penyusutan
7
Akumulasi Penyusutan
70
Akumulasi Penyusutan Dalam Valuta Rupiah
71
Akumulasi
Penyusutan Dalam Valuta Asing
701
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
711
Akumulasi
Penyusutan Aktiva Tetap
702
Akumulasi Pystn Aktiva Sewa Guna Usaha
712
Akumulasi
Pystn Aktiva Sewa Guna Usaha
8
Komitmen
8
Komitmen
80
Komitmen
Dalam Valuta Rupiah
80
Komitmen Dalam
Valuta Asing
801
Tagihan Komitmen
811
Tagihan Komitmen
8011
Fasilitas Pinjaman Yang Diterima
8111
Fasilitas Pinjaman Yang Diterima
8112
Pembelian Berjangka Valuta Asing
8113
Pembelian Valuta Asing (Spot) yang Belum
Terselesaikan.
8019
Lainnya
8119
Lainnya
802
Kewajiban Komitmen
812
Kewajiban Komitmen
8021
Fasilitas Kredit Kepada Nasibah Yang Belum
Digunakan
8121
Fasilitas Kredit Kepada Nasibah Yang Belum
Digunakan
8022
Kewajiban Pembelian Kembali Aktiva Bank
Yang Dijual Dengan Syarat
Repo
8122
Kewajiban Pembelian Kembali Aktiva Bank
Yang Dijual Dengan Syarat
Repo
8123
L/C yang Irrevocable dan Masih Berjalan Dalam
Rangka Impor dan Ekspor
8124
Akseptasi Wesel Import atas dasar L/C yang
masih berjalan
8125
Penjualan Berjangka Valuta Asing Diselesaikan
8029
Lainnya
8129
Lainnya
9
Kontijensi
9
Kontijensi
90
Kontijensi Dalam Valuta Rupiah
91
Kontijensi Dalam Valuta Asing
901
Tagihan Kontijensi
911
Tagihan Kontijensi
9011
Garansi dari Bank Lain
9111
Garansi dari Bank Lain
9012
Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian
9012
Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian
9019
Lainnya
9119
Lainnya
902
Kewajiban Kontijensi
912
Kewajiban Kontijensi
9021
Garansi yang Diberikan
9121
Garansi yang Diberikan
90211
Bank Garansi
91211
Bank Garansi
90212
Akseptasi atau Endosemen Surat Berharga
91212
Akseptasi atau Endosemen Surat Berharga
90219
Lainnya
91219
Lainnya
9122
L/C yang revocable yang masih berjalan Dlm
Rangka Impor dan Ekspor
9123
Penjualan Opsi Valuta Asing
9029
Lainnya
9129
Lainnya
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pada dasarnya untuk Kerangka konseptual akuntansi dibagun dari tiga
tingkatan. Tingkatan pertama adalah tujuan pokok akuntansi, tingkatan kedua
adalah konsep dasar pelapaoran yang terdiri dari karakteristik informasi dan
elemen laporan keuangan. Tujuan pokok dan konsep dasar pelaporan tersebut
selanjutnya digunakan pada tingkatan ketiga yaitu menyusun pedoman pelaksanaan.
Pedoman pelaksanaan ini harus memperhatikan asumsi, prinsip dan kendala.
Elemen pokok laporan keuangan
terdiri dari aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.Tugas akuntansi adalah
untuk mengikuti, mengukur dan mengkomunikasikan perubahan-perubahan dan
perkembangannya. Elemen pokok ini telah berlaku umum di dunia usaha dan setiap
elemen saling terkait dengan elemen.
Konsep dasar
akuntansi antara lain meliputi:
1. Kesatuan Usaha
2. Kesinambungan / going
concern
3. Periode Akuntansi
4. Pengukuran Dalam Nilai Uang
5. Penetapan Beban dan Pendapatan
6. Penentuan laba periodik.
3.2
Penutup
Alhamdulillah
berkat kesempatan yang diberikan Allah SWT makalah ini dapat
terselesaikan sesuai waktunya. Demikian yang dapat kami sampaikan melalui
tulisan dalam makalah ini , jika ada kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan
makalah ini maka kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar besarnya serta
besar harapan kami untuk mendapatkan saran-saran ataupun kritikan yang
bermanfaat bagi yang membaca makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Taswan, S.E.,M.Si. Akuntansi Perbankan. Edisi ketiga. UPP STIM YKPN, Semarang,2012.
0 komentar:
Posting Komentar