MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Persediaan
untuk masing – masing perusahaan adalah berbeda. Ditinjau dari segi neraca
persediaan adalah barang-barang atau bahan yang masih tersisa pada tanggal
neraca, atau barang-barang yang akan segera dijual, digunakan, atau diproses
dalam periode normal perusahaan.
Persediaan
bagi perusahaan yang satu mungkin bukan merupakan persediaan bagi perusahaan
lain misalnya :
Mobil → Perusahaan Transportasi→ merupakan aktiva tetap
Mobil → Perusahaan dagang kendaraan
bermotor → Persediaan
Jenis
Persediaan
Perusahaan Jasa → Persediaan
yang bisa timbul seperti persediaan bahan pembantu atau persediaan habis pakai
/ perlengkapan, misalnya : kertas, karbon, stempel, tinta, buku kwitansi, dll.
Perusahaan Dagang →
Persediaan yang bisa timbul adalah persediaan barang dagangan dan persediaan
bahan penolong.
Perusahaan Manufaktur → Persediaannya meliputi persediaan bahan
baku, persediaan BDP, persediaan barang jadi, dan persediaan barang pembantu.
Mengapa
Persediaan Perlu dimanage?
Bagi perusahaan manufaktur khususnya
persediaannya menjadi begitu penting karena kesalahan dalam investasi
persediaan akan mengganggu kelancaran operasional perusahaan.
Persediaan
Terlalu Kecil
→ Kegiatan operasi perusahaan kemungkinan
besar mengalami penundaan, perusahaan akan bekerja pada kapasitas produksi yang
rendah.
→ Perusahaan perlu menyiapkan dana yang
cukup untuk setiap saat membeli bahan baku yang diperlukan.
Persediaan Terlalu Besar
→ Perputaran persediaan akan rendah
sehingga profitabilitas perusahaan akan menurun
Inv turnover =
→ Biaya penyimpanan / biaya gudang akan
meningkat
→
Bahaya yang mungkin akan timbul adalah keusangan atas persediaan yang
terlalu besar tersebut.
Bagaimana
Cara Memanage Persediaan?
Untuk
mengatasi persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, maka perusahaan
menggunakan EOQ (Economical Order Quantity). EOQ adalah jumlah pemesanan
persediaan yang paling ekonomis yang dilakukan perusahaan.
EOQ =
R
= Jumlah barang mentah yang akan dibeli dalam satu jangka waktu tertentu
S =
Biaya Pemesanan
P =
Harga Perunit bahan mentah
I =
Biaya Penyimpanan yang dinyatakan dalam persentase
Contoh :
PT
“CAKRAWALA” memperkirakan kebutuhan bahan mentah selama tahun 200Y sebanyak 1000
kg. setiap kali dipesan akan dikeluarkan biaya sebesar Rp 500,- sebagai biaya
perangko (biaya pesanan). Harga per kg bahan mentah adalah Rp 200,- Biaya
penyimpanan adalah 50% dari persediaan rata-rata, hitunglah jumlah pembelian
yang paling ekonomis.
Jawab
:
R
= 1000 kg P =
Rp 200,-
S
= Rp 500,- I =
0,5
EOQ
=
=
=
=
100 kg
Selain
itu EOQ juga dapat dihitung dengan rumus :
EOQ =
R
= Jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam satu jangka waktu tertentu
S = Biaya Pemesanan
C = Biaya
Penyimpanan
Contoh :
PT
“HARAPAN JAYA” memperkirakan kebutuhan bahan mentah selama tahun 2004 sebesar
2500kg. Setiap kali dipesan, dikeluarkan biaya sebesar Rp 20,- sebagai biaya
perangko. Biaya penyimpanan setiap kg bahan mentah adalah Rp 10,- Maka jumlah
pembelian yang paling ekonomis adalah :
EOQ
=
=
=
=
100 kg
Istilah- istilah dalam
EOQ :
ü Stock Out Cost
→ biaya-biaya yang
terpaksa dikeluarkan oleh perusahaan karena
keterlambatan datangnya bahan
mentah (biaya pengganti bahan baku)
ü Extra Carrying Cost
→ biaya-biaya yang
terpaksa dikeluarkan oleh perusahaan karena bahan mentah datang terlalu awal
(biaya penyimpanan/biaya gudang/ biaya pemuliahan)
ü Lead Time → jangka waktu sejak
dilakukannya pemesanan sampai saat datangnya bahan mentah dan siap untuk
digunakan dalam proses produksi.
ü Reorder Point → saat dimana harus
dilakukan pemesanan kembali bahan mentah yang dibutuhkan.
ü Safeto Stock → persediaan minimal
dari bahan mentah yang harus dipertahankan untuk meminjam kontinuitas usahanya
Reorder Point
Contoh
Soal :
PT
“HARAPAN JAYA” membutuhkan bahan mentah sebanyak 10.000 kg. untuk merencanakan
kapan saat pemesanan yang tepat harus dilakukan, diamati 20 data pemesanan yang
terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Dari pengamatan tersebut diperoleh
kenyataan :
Lead
time 3 hari : 5 buah
Lead
time 4 hari : 10 buah
Lead
time 5 hari : 5 buah
Biaya
penyimpanan bahan mentah per kg per tahunnya adalah Rp 2,- Biaya pemesanan
(setiap kali pesan) adalah Rp 100,- Apabila kehabisan bahan mentah maka dapat
dicari bahan mentah pengganti. Untuk ini dikeluarkan biaya sebesar Rp0,5,- bagi
setiap unit bahan mentah pengganti. Apabila 1 tahun dianggap 300 hari, kapan
pemesanan kembali dilakukan?
Diketahui
:
R
= 10.000 kg Stock
Out Cost = Rp 0,5,-
Carrying
cost = Rp 2,- 1
tahun = 300 hari
S
= Rp 100 Kapan
ROP?
Penyelesaian
:
Lead Time
|
Frekuensi
|
Harapan
|
3
|
5
|
|
4
|
10
|
|
5
|
5
|
|
EOQ
=
=
=
=
1.000 kg
Frekuensi
pemesanan =
=
10 kali dalam setahun
Kebutuhan
bahan baku per hari =
=
33,33 kg
·
Carrying cost per hari
per order =
=
Rp 6,67
Bila
lead time = 3 hari
ECC
= 0 (karena 3 hari adalah waktu paling cepat barang sampai, sehingga tidak ada
biaya penyimpanan)
Bila
lead time = 4 hari
ECC
= 1. (0,25) (6,67) = Rp 1,6675
ECC
= 1 (karena ada kemungkinan bahan baku datang dalam 3 hari/ 1 hari
lebih cepat dengan probabilitas 0,25)
Bila Lead time = 5 hari
ECC = 2.
(0,25) (6,67) = Rp 3,335
ECC = 1. (0,5) (6,67) =
Rp 3,335
=
Rp 6,67
(karena ada kemungkinan bahan
baku datang dalam 3 hari / 2 hari lebih cepat dengan probabilitas 0,25 atau
dalam 4 hari / 1 hari lebih cepat dengan probabilitas 0,5)
·
Stock Out Cost per hari
per order (biaya kebutuhan bahan baku perhari perorder)
=
=
16,67
Bila
lead time = 5 hari
SOC
= 0 (karena 5 hari adalah waktu paling lama barang sampai , sehingga tidak ada
biaya pengganti karena bahan baku terlambat datang)
Bila
lead time = 4 hari
SOC
= 1 (0,25) (16,67) = Rp 4, 1675
SOC = 1 (karena ada kemungkinan bahan
baku datang dalam 5 hari / 1 hari lebih lambat dengan probabilitas 0,25)
Bila
lead time = 3 hari
SOC
= 2 (0,25) (16,67) = Rp 8,335
=
Rp 16,67
(ada
kemungkinan bahan baku datang dalam 5 hari / 2 hari lebih lambat dengan
probabilitas 0,25 atau dalam 4 hari / 1 hari lebih lambat dengan probabilitas
0,5)
Lead
Time
|
ECC
|
SOC
|
Total
Per Tahun
|
||
Per
Order
|
Per
Tahun (x 10)
|
Per
Order
|
Per
Tahun (x 10)
|
||
3
hari
|
0
|
0
|
16,67
|
166,7
|
166,7
|
4
hari
|
1,6675
|
16,675
|
4,1675
|
41,675
|
58,3
|
5
hari
|
6,67
|
66,7
|
0
|
0
|
66,7
|
→
Lead time yang akan mendatangkan biaya minimum adalah pada 4 hari (Rp 58,3)
Jika
perusahaan menetapkan Safety
Stock untuk kebutuhan 10 hari maka :
Safety Stock (10 x 33,3 kg) = 333 kg
Saat
pemesanan kembali =
466,2 kg
→
Artinya pemesanan bahan baku baru dilakukan pada saat persediaan berada pada
jumlah 466,2 kg
Gambar
dalam grafik :
Waktu (hari)
|
Unit (Kg)
|
333
|
466,2
|
Persediaan Besi
|
0 komentar:
Posting Komentar