FOLLOW SOSIAL MEDIA KAMI

.

Bagikan

Bagikan
Kunjungi kelompokakuntansi.blogspot.com

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN
Persediaan untuk masing – masing perusahaan adalah berbeda. Ditinjau dari segi neraca persediaan adalah barang-barang atau bahan yang masih tersisa pada tanggal neraca, atau barang-barang yang akan segera dijual, digunakan, atau diproses dalam periode normal perusahaan.
Persediaan bagi perusahaan yang satu mungkin bukan merupakan persediaan bagi perusahaan lain misalnya :
Mobil  → Perusahaan Transportasi→ merupakan aktiva tetap
Mobil → Perusahaan dagang kendaraan bermotor → Persediaan

Jenis Persediaan
Perusahaan Jasa             → Persediaan yang bisa timbul seperti persediaan bahan pembantu atau persediaan habis pakai / perlengkapan, misalnya : kertas, karbon, stempel, tinta, buku kwitansi, dll.
Perusahaan Dagang       → Persediaan yang bisa timbul adalah persediaan barang dagangan dan persediaan bahan penolong.
Perusahaan Manufaktur → Persediaannya meliputi persediaan bahan baku, persediaan BDP, persediaan barang jadi, dan persediaan barang pembantu.

Mengapa Persediaan Perlu dimanage?
 Bagi perusahaan manufaktur khususnya persediaannya menjadi begitu penting karena kesalahan dalam investasi persediaan akan mengganggu kelancaran operasional perusahaan.
Persediaan Terlalu Kecil
Kegiatan operasi perusahaan kemungkinan besar mengalami penundaan, perusahaan akan bekerja pada kapasitas produksi yang rendah.
Perusahaan perlu menyiapkan dana yang cukup untuk setiap saat membeli bahan baku yang diperlukan.
Persediaan Terlalu Besar
Perputaran persediaan akan rendah sehingga profitabilitas perusahaan akan menurun
Inv turnover =  
Biaya penyimpanan / biaya gudang akan meningkat
  Bahaya yang mungkin akan timbul adalah keusangan atas persediaan yang terlalu besar tersebut.
Bagaimana Cara Memanage Persediaan?
Untuk mengatasi persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, maka perusahaan menggunakan EOQ (Economical Order Quantity). EOQ adalah jumlah pemesanan persediaan yang paling ekonomis yang dilakukan perusahaan.
EOQ     =           R = Jumlah barang mentah yang akan dibeli dalam satu jangka waktu tertentu
                                          S = Biaya Pemesanan
                                          P = Harga Perunit bahan mentah
                                          I = Biaya Penyimpanan yang dinyatakan dalam persentase
Contoh :
PT “CAKRAWALA” memperkirakan kebutuhan bahan mentah selama tahun 200Y sebanyak 1000 kg. setiap kali dipesan akan dikeluarkan biaya sebesar Rp 500,- sebagai biaya perangko (biaya pesanan). Harga per kg bahan mentah adalah Rp 200,- Biaya penyimpanan adalah 50% dari persediaan rata-rata, hitunglah jumlah pembelian yang paling ekonomis.
Jawab :
R = 1000 kg                            P = Rp 200,-
S = Rp 500,-                            I = 0,5
EOQ = =  =  = 100 kg
Selain itu EOQ juga dapat dihitung dengan rumus :
EOQ =                        R = Jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam satu jangka waktu tertentu
                                                        S =  Biaya Pemesanan
                                                        C = Biaya Penyimpanan

Contoh :
PT “HARAPAN JAYA” memperkirakan kebutuhan bahan mentah selama tahun 2004 sebesar 2500kg. Setiap kali dipesan, dikeluarkan biaya sebesar Rp 20,- sebagai biaya perangko. Biaya penyimpanan setiap kg bahan mentah adalah Rp 10,- Maka jumlah pembelian yang paling ekonomis adalah :
EOQ =  =  =  = 100 kg

Istilah- istilah dalam EOQ :
ü  Stock Out Cost             biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkan oleh perusahaan karena   keterlambatan datangnya bahan mentah (biaya pengganti bahan baku)
ü  Extra Carrying Cost    biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkan oleh perusahaan karena bahan mentah datang terlalu awal (biaya penyimpanan/biaya gudang/ biaya pemuliahan)
ü  Lead Time                     jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan sampai saat datangnya bahan mentah dan siap untuk digunakan dalam proses produksi.
ü  Reorder Point               saat dimana harus dilakukan pemesanan kembali bahan mentah yang dibutuhkan.
ü  Safeto Stock                  persediaan minimal dari bahan mentah yang harus dipertahankan untuk meminjam kontinuitas usahanya

Reorder Point
Contoh Soal :
PT “HARAPAN JAYA” membutuhkan bahan mentah sebanyak 10.000 kg. untuk merencanakan kapan saat pemesanan yang tepat harus dilakukan, diamati 20 data pemesanan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Dari pengamatan tersebut diperoleh kenyataan :
Lead time 3 hari : 5 buah
Lead time 4 hari : 10 buah
Lead time 5 hari : 5 buah
Biaya penyimpanan bahan mentah per kg per tahunnya adalah Rp 2,- Biaya pemesanan (setiap kali pesan) adalah Rp 100,- Apabila kehabisan bahan mentah maka dapat dicari bahan mentah pengganti. Untuk ini dikeluarkan biaya sebesar Rp0,5,- bagi setiap unit bahan mentah pengganti. Apabila 1 tahun dianggap 300 hari, kapan pemesanan kembali dilakukan?

Diketahui :
R = 10.000 kg                                                             Stock Out Cost = Rp 0,5,-
Carrying cost = Rp 2,-                                                1 tahun = 300 hari
S = Rp 100                                                                  Kapan ROP?
Penyelesaian :
Lead Time
Frekuensi
Harapan
3
5
 = 0,25
4
10
 = 0,5
5
5
 = 0,25

EOQ =  =  =  = 1.000 kg
Frekuensi pemesanan =  = 10 kali dalam setahun
Kebutuhan bahan baku per hari =  = 33,33 kg
·    Carrying cost per hari per order =  = Rp 6,67
Bila lead time = 3 hari
ECC = 0 (karena 3 hari adalah waktu paling cepat barang sampai, sehingga tidak ada biaya penyimpanan)
Bila lead time = 4 hari
ECC = 1. (0,25) (6,67) = Rp 1,6675
ECC = 1 (karena ada kemungkinan bahan baku datang dalam 3 hari/ 1 hari lebih cepat dengan probabilitas 0,25)
Bila Lead time = 5 hari
ECC = 2. (0,25) (6,67) = Rp 3,335
ECC = 1. (0,5) (6,67)     = Rp 3,335
                                       = Rp 6,67
(karena ada kemungkinan bahan baku datang dalam 3 hari / 2 hari lebih cepat dengan probabilitas 0,25 atau dalam 4 hari / 1 hari lebih cepat dengan probabilitas 0,5)

·         Stock Out Cost per hari per order (biaya kebutuhan bahan baku perhari perorder)
=  = 16,67
Bila lead time = 5 hari
SOC = 0 (karena 5 hari adalah waktu paling lama barang sampai , sehingga tidak ada biaya pengganti karena bahan baku terlambat datang)
Bila lead time = 4 hari
SOC = 1 (0,25) (16,67) = Rp 4, 1675
SOC = 1 (karena ada kemungkinan bahan baku datang dalam 5 hari / 1 hari lebih lambat dengan probabilitas 0,25)
Bila lead time = 3 hari
SOC = 2 (0,25) (16,67)        = Rp  8,335
SOC = 1 (0,5)  (16,67)         = Rp  8,335
                                             = Rp 16,67
(ada kemungkinan bahan baku datang dalam 5 hari / 2 hari lebih lambat dengan probabilitas 0,25 atau dalam 4 hari / 1 hari lebih lambat dengan probabilitas 0,5)
Lead Time
ECC
SOC
Total Per Tahun
Per Order
Per Tahun (x 10)
Per Order
Per Tahun (x 10)
3 hari
0
0
16,67
166,7
166,7
4 hari
1,6675
16,675
4,1675
41,675
58,3
5 hari
6,67
66,7
0
0
66,7

Lead time yang akan mendatangkan biaya minimum adalah pada 4 hari (Rp 58,3)
Jika perusahaan menetapkan Safety Stock untuk kebutuhan 10 hari maka :
Safety Stock (10 x 33,3 kg)                                        = 333 kg
Kebutuhan selama lead time (4 x 33,3 kg)                 = 133,2 kg
Saat pemesanan kembali                                             = 466,2 kg
Artinya pemesanan bahan baku baru dilakukan pada saat persediaan berada pada jumlah 466,2 kg



Gambar dalam grafik :

Waktu (hari)
Unit (Kg)
333
466,2
Persediaan Besi


                                            

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com