FOLLOW SOSIAL MEDIA KAMI

.

Bagikan

Bagikan
Kunjungi kelompokakuntansi.blogspot.com

Makalah - Ilmu Budaya Dasar

BAB I
ORIENTASI UMUM

PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR DAN RUANG LINGKUP KAJIAN
ILMU BUDAYA DASAR
Ilmu budaya dasar adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan pengertian pengertian dari berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam pengetahuan budaya.
Adapun tujuannnya adalah :
1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya sehingga mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru terutama dengan lingkungan kerja mereka.
2. Memberi kesempata bagi mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan – persoalan yang meyangkut kedua hal tersebut.
3. Sebagai calon pemimpin bangsa dan negara, serta ahli dalam bidang disiplin masing – masing dikehendaki agar mereka jangan jatuh kedalam sifat – sifat kedaerahan dan pengotakan disiplin yang tepat.
4.Berusaha menjembatani akademisi kita, agar lebih dapat berdialog satu sama lain, dengan memiliki bekal yang sama diharapkan agar para akademisi dapat lebih lancar berkomunikasi.
RUANG LINGKUP KAJIAN
            Ada dua masalah yang bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk mempertimbangkan ruang lingkup kajian mata kuliah ilmu budaya dasar.
1.berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (pengetahuan humanitis), baik dari segi masing – masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antara bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2. Hakikat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing – masing zaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, sosial budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan – kesamaan, akan tetapi ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran dan persamaan, tingkah laku, Dan kelakuan mereka.
            Menilik masalah pokok yang biasa terjadi dalam mata kuliah ILMU BUDAYA DASAR tersebut diatas, Nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian manusia tidak saja sebagai subjek akan tetapi sekaligus objek kajian bagaimana hubungan manusia degngan alam, sesama manusia, dirinya sendiri, nilai – nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan tuhan menjadi sentral dalam ILMU BUDAYA DASAR.

 ILMU ALAMIAH DASAR (IAD), ILMU SOSIAL DASAR (ISD), ILMU BUDAYA DASAR (ISD)
Biasanya yang termasuk IAD adalah : Fisika, Kimia, Astronomi, Geologi, Meteorologi dan Biologi.
Lima yang terdahulu mewujudkan ilmu – ilmu fisis, dan yang terakhir ilmu biotis (Zologi, Fitologi, Fisiologi manusia)
ISD meliputi dua kelompok utama : studi manusia dan masyarakat dan studi lembaga – lembaga sosial. Seperti psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi, dan politik.
IBD biasanya dibagi atas tiga kelompok, pertama seni : sastra, musik, seni rupa, seni tari, dan pidato. Kedua: Sejarah ketiga: agama dan filsafat

ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI KOMPONEN MATA KULIAH DASAR UMUM
            Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia. Menumbuhkan sikap hidup yang seimbang, serasi, berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta integritas sosial yang tinggi. Manusia yang takwa kepada tuhan yang maha esa.
            Oleh karena itu IBD perlu bagi setiap mahasiswa. Sehingga perlu mempelajarinya. IBD juga dimasukkan ke dalam satu mata kuliah dasar umum (MKDU) yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa di perguruan tinggi.
Tujuannya ialah untuk membentuk manusia yang :
1. Takwa kepada tuhan YME, Bersikap dan bertindak sesuai agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
2. Berjiwa pancasila, sehingga segala keputusan dan tindakannya mencerminkan pengamalan nilai – nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahului kepentingan nasional dan kemanusian sebagai sarjana Indonesia.
3. Memiliki wawasan kehidupan yang luas dalam kehidupan bermasyarakat
4. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan baik sosial , ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.

HUBUNGAN IBD DENGAN ILMU – ILMU EKSAK
            Pengetahuan budaya dasar itu berkaitan sekali dengan ilmu – ilmu teknik, justru teknologi itu adalah hasil dari busaya manusia. Karena itu tidak mengherankan, jika karya budaya itu menuntut kekuatan, keindahan, kepraktisan dan sebagainya. Hal itu dapat kita perhatikan pada hasil yang berbentuk bangunan – bangunan, seperti bangunan rumah, bangunan jembatan, motor, robot, dan lain sebagainya.

HUBUNGAN IBD DENGAN ILMU – ILMU PERTANIAN
            Sesuai dengan hubungan IBD dengan ilmu – ilmu teknologi, maka hubungan IBD dengan ilmu – ilmu pertanian juga sama.
            Hasil kesadaran budi manusia berkaitan erat dengan ilmu – ilmu pertanian. Hal itu sejak masyarakat kita bersifat agraris. Berperhatian pada tanah sebagai fokusnya, Pada tanam – tanaman, Pada hama dan penyakitnya dan berperhatian kepada perekonomiannya dan seterusnya.
            Bahasan mengenai tanam – tanaman pun sering menjadi masalah yang rumit untuk diatasi. Hal itu terasa sekali ketika kita akan mengubah tanaman padi jenis wulu dengan tanaman padi jenis PB. Begitulah pula bagaimana cara kita menjelaskan untuk dapat izin menanam jenis tanaman tertentu dicampur dengan tanaman lain yang berguna, tetapi tidak merugikan tanaman yang pokok.
Jelas tidak benar jika para budayawan akan mencapai tujuannya itu dengan cara melawan adat. Disinilah para budayawan pertanian berperan sekali untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pengembangan disektor pertanian. Untuk meningkatkan pengembangan itu para ahli yang berbudaya selalu menghasilkan penelitiannya terhadap tanam - tanaman. Yang cocok dengan tanah kita.

HUBUNGAN IBD DENGAN ILMU KEDOKTERAN
            Sejak dengan ilmu – ilmu kedokteran yang sifatnya lebih kearah manusia. Maka sudah jelas kiranya bahwa pengetahuan budaya yang berkaitan dengan hasil kesadaran manusia akan parallel dengan ilmu – ilmu kedokteran.
            Segala penalaran dokter sebagai manusia akan sama dengan penalaran budi manusia. Ilmu kedokteran yang selalu memikirkan jasmani dan rohani manusia akan selalu dituntut oleh keadaan lingkungan masyarakat. Salah pikir dari seorang dokter berarti akan bertentangan dengan hati nurani manusia yang melekat dalam pribadi sang dokter. Sebaliknya kesuksesan dokter akan selalu menjunjung tinggi dan mengangkat nama harumnya. Karena segala kesuksesan itu tentu dilandasi oleh budi manusia secara sadar.
            Justru karena itulah, fakultas kedokteran akan selalu parallel dan tidak akan seimbang dengan penalaran manusia.
Contoh – contoh kehidupan sang dokter, mereka tidak akan pilih kasih menghadapi pasiennya. Sang dokter akan puas sekali, jika ia mampu menyembuhkan pasiennya yang mungkin sekali ia akan sudah tak tertolong menurut perhitungan ilmiah.

KONSEP ILMU DASAR DAN FILSAFAT
            Filsafat (bahasa indonesia) dari kata PHILOO (yunani) berarti mencintai dan SOPHIA (yunani) berarti kebijaksanaan. Secara riil filsafat berarti pengetahuan dari segala sesuatu, tentang sebab - sebab yang sedalam – dalamnya tercapai dengan budi.

BEDA FILSAFAT DENGAN PENGETAHUAN LAIN
            Filsafat / Filosofi mempunyai objek material yang sama dengan jenis pengetahuan keturunan phisycal sciences (Fisika, Biologi, Dll) tetapi yang dikaji tidak sama (Berbeda). Filosofi memandang atau mengkaji sebab – sebab yang sedalam – dalamnya. Sedangkan pada pengetahuan lain tersebut dalam memandang objek formal tidak begitu dalam. Jika pengetahuan lain tadi sudah sampai batasnya, Pada filosofi baru mulai. Jika dibandingkan dengan theology (pengetahuan ketuhanan) objeknya kadang kadang sama tapi cara memandangnya yang berbeda. Theologi memandang dengan melalui wahyu sedangkan filsafat melalui budi murni.

PEMBAGIAN FILSAFAT :
Filsafat teoritis (spekulatif) yang terdiri dari :
a. Metafisika umum    = Ontologi (Ilmu yang berhubungan dengan hakikat hidup manusia)
b. Metafisika khusus  
            1) Kosmologi   (Ilmu kejadian alam)
            2) Psikologi      (Ilmu yang berkaitan dengan proses mental normal / abnormal)
            3) Teodice       (Teologi)
Filsafat praktis (Buat pegangan kerja)
a. Logika                      (Tentang pemikiran)
b. Moral                      (Tentang kemanusiaan)
            Filsafat teoritis terus menambah pengetahuan yang mengutamakan teoritis namun dapat dilanjutkan dengan praktek. Sedangkan filosofi praktek itu mengutamakan prakteknya seperti bagaimana kita menggunakan pikiran dan kehendak dengan benar. Maka dari itu filosofi teoritis digunakan sebagai bahan pengetahuan praktek hidup.
            DIsamping tinjauan filosofi dalam bentuk teoritis dan praktik, ada tinjauan filosofi dari segi sejarah dan sistematika. Tinjauan sejarah ini mengikuti perkembangan sejarah dari satu zaman beralih kezaman berikutnya, dari satu daerah kedaerah lainnya, maka dari itu ada filsafat tiongkok, india barat, yunani, jaman abad tengah, jaman batu dan jaman modern.
Sedangkan tinjauan dari sistem tertentu (sistematik) ialah :
1. Tinjauan yang memetingkan hakikat, objek segala sesuatu dan jenis ini dikenal sebagai metafisika.
2. Filsafat logika yaitu dalam mendasarkan sesuatu berdasarkan akal.
3. Filsafat mengenal yaitu dalam meninjau segala sesuatu itu dari prosesnya, kita menyadari barang sesuatu itu dipikirkan dan direnungkan.
4. Filsafat ilmu pengetahuan yaitu dalam menghadapi sesuatu dicari sebab – sebabnya, menguasai hokum – hukumnya, kebiasaannya, pedomannya.
5. Filsafat alam kodrat
6. Filsafat kebudayaan itu merenungkandan mengkaji kebudayaan hasil pengolohan manusia.
7. Filsafat sejarah
8. Estetika yaitu mengenai baik buruknya, melalui rasa, rasa -  rasa keindahan, harmoni manusia dengan sekitarnya.
9. filsafat antropologi yaitu meninjau tentang manusia itu apa, hakikatnya bagaimana, apa sebab manusia dapat menampak, bahagia atau tidak dan sebagainya

BAB II
MASALAH KEBUDAYAAN

PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
            Kebudayaan (culture) bahasa inggris berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan terutama mengolah tanah atau bertani.
            Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Dan kebudayaan adalah hasil dari cipta karsa dan rasa tersebut.
Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat kita bagi menjadi dua macam :
1. Kebudayaan material (lahir) , yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya : rumah , gedung, alat – alat, senjata, mesin – mesin, pakaian dan sebagainya.
2. Kebudayaan immaterial (spiritual = batin) yaitu kebudayaan, adat – istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya.

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
            Peradaban berasal dari kata adab yang artinya kesopanan, kehormatan, budi bahasa, etiket, dan sebagainya. Lawannya yaitu biadab = kasar, kurang ajar, tidak tahu pergaulan dll.
            Menurut ahli antropologi dee haan, peradaban diperlawankan dengan kebudayaan. Peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi dan ilmu teknik. Jadi semua bidang kehidupan untuk kegunaan praktis. Sedangkan kebudayaan adalah semua yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih tinggi dan murni yang berada diatas tujuan praktis dalam hubungan masyarakat. Misalnya music, puisi, etik, agama, ilmu filsafat dll. Jadi lapisan atas adalah kebudayaan dan lapisan bawah adalah peradaban.

PENGABURAN PERADABAN DAN KEBUDAYAAN
            Pada masa sekarang kedua istilah ini boleh dikatakan kabur dalam pemakaiannya. Pengertian yang umum dipakai yaitu bahwa peradaban adalah bagian dari kebudayaan yang bertujuan untuk meudahkan dan mensejahterakan hidup.
Misalnya :
1. Ilmu teknik yang melahirkan alat – alat atau mesin – mesin untuk mempraktiskan, memberi comfort pada manusia.
2. Auto mobil sebagai pengganti pikulan, memberi comfort.
3. Pulpen sebagai pengganti bulu , memberi comfort dan sebagainya.

Wujud kebudayaan dan unsur – unsurnya
Prof. Dr. koentjoroningrat menguraikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide – ide, gagasan, nilai – nilai, norma – norma, peraturan, dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai salah satu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda – benda hasil karya manusia

Adapun unsur kebudayaan yang bersifat universal yang dapat kita sebut sebagai isi pokok tiap kebudayaan didunia ini, ialah :
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari – hari. Misalnya pakaian, perumahan, alat – alat rumah tangga.
2. Sistem mata pencaharian dan sistem ekonomi. Misalnya pertanian, peternakan, sistem produksi.
3. Sistem kemasyarakatan. Misalnya kekerabatan, sistem perkawinan, sistem perkawinan.
4. Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tulis
5. Ilmu pengetahuan
6. Kesenian. Misalnya seni suara, seni rupa, seni gerak.
7. Sistem religi.
            Masing masing unsur budaya universal ini pasti menjelma kedalam ketiga wujud budaya tersebut diatas, yaitu wujud budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan unsur budaya fisik.

            Perlu dimengerti bahwa bukan hanya sekedar merupakan jumlah dari unsur – unsur saja. Melainkan merupakan keseluruhan dari unsur – unsur tersebut yang saling berkaitan erat (integrasi) yang membentuk kesatuan yang harmonis. Masing – masing unsur saling mempengaruhi secara timbal balik apabila terjadi salah satu perubahan pada suatu unsur, maka akan menimbulkan perubahan pada unsur yang lain pula.
Contohnya :
            Modernisasi di bidang pertanian. Misalnya dalam bentuk mekanisasi akan membawa perubahan pada masyarakat desa. Alat mesin pertanian akan mengganti peranan hewan lembu dan alat – alat tradisional (bajak, cangkul,sabit). Disamping itu juga bisa menghambat sikap gotog royong dan menghilangkan berbagai macam upacara tradisional. Misalkan sesaji kepada dewi sri, bersih desa, selametan dan sebagainya. Dengan faktor itu bisa terjadi pengangguran dan kegoncangan dalam masyarakat.

HUBUNGAN MANUSIA, MASYARAKAT, KEBUDAYAAN
            Masyarakat tidak dapat dipisahkan dari pada manusia, karena hanya manusia saja yang hidup bermasyarakat yaitu hidup bersama – sama dengan manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak. Sebaiknya manusiapun tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.
            Seorang manusia yang tidak pernah mengalami hidup bermasyarakat tidak dapat menunaikan bakat – bakat manusianya yaitu mencapai kebudayaan. Dengan kata lain, dimana prang hidup bermasyarakat, pasti akan timbul kebudayaan.

PENGARUH BARAT DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
            Pertemuan dengan bangsa – bangsa eropa telah memperkenalkan kepada kita unsur – unsur budaya seperti : Iptek, sistem sosial ekonomi, peralatan, bahasa, kesenia, dan agama keristen. Disamping itu mereka juga memperkenalkan huruf dan tulisan.
            Sistem pengetahuan dan teknologi ekonomi barat telah mampu memecahkan problema sosial masyarakat di eropa. Demikian juga hal yang sama pasti bisa kita terapkan kepada masyarakat kita. Masyarakat Indonesia yang sudah ditakdirkan hidup di tengah alam yang berlimpah ini. Agaknya telah terbuai oleh karunia tersebut. Ungkapan – ungkapan tradisional jawa agaknya bisa menggambarkan situasi itu.
            “Ana dina Ana upa “               “Ada hari ada nasi”
            “Akeh anak akeh rejekine”     “Banyak anak banyak rejeki”
            Masyarakat yang sudah dimanja oleh alam, akan lemah dalam juangnya, bila suatu saat menghadapi situasi yang sukar dan gawat, karena tidak terlatih untuk menghadapi tantangan. Dalam kenyataan dewasa ini jelas alam kita tidak lagi begitu bermurah dan bermanfaat bagi manusia Indonesia. Berbeda situasinya dengan dahulu kala. Kepadatan penduduk dan tidak baiknya proses eksploitasi alam menyebabkan ketimpangan – ketimpangan. menghadapi kenyataan ini tidak bisa tidak kita harus berani melepaskan diri dari buaian yang menjerumuskan itu, dan bangkit untuk menaklukkan alam, demi mempertahankan hidup.
            Cara satu – satunya adalah meguasai teknologi modern itu. Metode tradisional sudah ditinggalkan karena tidak relavandan tidak mampu lagi memecahkan masalah kehidupan sosial ekonomi yang emakin menekan ini.

KEBUDAYAAN NASIONAL INDONESIA
            Kebudayaan nasional adalah berupa puncak dari budaya suku yang menghuni bumi nusantara ini.
            Menurut sejarah perkembangan kebudayaan Indonesia sebagaimana telah terpapar dimuka, Nampak jelas betapa heterogenitas bangsa Indonesia ini. Berbagai macam ras yang datang. Gelombang demi gelombang diikuti pula dengan pencampur bauran darah antara penduduk setempat maka makin memantapkan keragaman tersebut. Isolasi geografis dan sistem ekonomi juga berpengaruh.
            Bila kita amati lebih lanjut, akan Nampak bahwa dari perbedaan itu akan Nampak adanya kesamaan. Kesamaan yang bisa diterima dan dihayati oleh seluruh bangsa Indonesia secara nasional. Inilah yang dimaksud kebudayaan nasional itu. Sesuatu yang sudah diterima menjadi milik nasional.
Misalnya :
-Pancasila
-UUD 1945
-Sumpah pemuda 28 oktober 1928
-Bendera merah putih, Lagu Indonesia raya, Burung garuda
-Bahasa Indonesia
-Percaya pada roh nenek moyang
-Sikap ramah dan gotong royong
-Modernisasi dan pembangunan

KEBUDAYAAN DAN AGAMA
            Agama sumbernya adalah wahyu dari tuahn sedangkan kebudayaan sumbernya dari manusia. Jadi agama tidak dapat dimasukkan ke dalam lingkungan kebudayaan. Selama manusia menganggap bahwa tuhan tidak dapat dimasukkan ke dalam hasil cipta manusia.
            Orang – orang atheis umumnya beranggapan bahwa tuhan adalah ciptaan manusia yang timbul dari perasaan takutnya. Semuanya bersumber pada materi. Jadi tuhan juda hasil perkembangan perpautan materi – materi akal manusia. Oleh golongan ini agama di pandang sebagai cabang kebudayaan karena agama merupakan cara berpikir dan merasa dalam kehidupan. Suatu kesatuan sosial mengenai hubungan dengan yang maha kuasa. Agama ini dapat diidtilahkan “agama budaya” seperti animisme, dinamisme, naturalism, spiritualisme, konghucu, sinto, hindu, budha.

AGAMA ISLAM SEBAGAI SUMBER KEBUDAYAAN
            Untuk memberi gambaran bahwa islam itu agama yang lengkap sebagai sumber kebudayaan dapatlah dibuktikan bahwa isi alquran itu meliputi segala persoalan hidup dan kehidupan. Diantaranya:
1. Dasar dasar kepercayaan dan ideology
2. Hikmah dan filsafat
3. Budi pekerti, kesenian dan kesusteraan
4. Sejarah umat dan biografi nabi – nabi
5. Undang – undang masyarakat
6. Kenegaraan dan pemerintah
7. Kemiliteran dan undang – undang perang
8. Hukum perdata (Mu’amalat)
9. Hukum pidana (Jinayat
10.Undang – undang alam dan tabiat
            Mengenai kebudayaan, Bnagsa bangsa mana yang lebih tinggi, tidak ada perbedaan dalam islam. Bagi islam ketinggian itu hanya di dalam takwanya kepada tuhan.
  

BAB III
 MANUSIA DAN CINTA KASIH

            Dalam kamus umum bahasa Indonesia, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
            Dalam kasih sayang ini sadar atau tidak dari masing – masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Jika salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya tanggung jawab, maka retaklah rumah tangga itu. Kasih sayng yang tidak disertai kejujuran, akan terancam kebahagiaan rumah tangga itu.
            Dapat disimpulkan bahwa kasih sayang dialami oleh setiap manusia, karena kasih sayang merupakan bagian hidup manusia. Sejak lahir anak telah mengenal kasih sayang, meskipun ada pula kelahiran anak tidak diharapkan, umumnya bukan lahir karena kasih sayang . Kasih sayang yang berlebihan cenderung berupa pemanjaan. Pemanjaan anak cenderung kurang baik, karena anak yang terlalu dimanjakan umumnya akan menjadi sombong, pemboros, tidak saleh, dan tidak menghormati orang tua.

KASIH SAYANG DALAM KELUARGA
            Bila percintaan pria dan wanita diakhiri dengan perkawinan. Maka didalam kehidupan berumah tangga, keluarga ini akan menemukan kebahagiaan mereka. Cinta yang semula hanya terbatas pada muda – mudi. Kini berkembang dengan kasih sayang terhadap si buyung mungil.
            Zaman sekarang ini banyak orang merasakan bahwa kebahagiaan itu adalah suatu keadaan abstrak yang sulit dicapai. Sebetulnya masih ada banyak jalan untuk menemukan kebahagiaan atau setidaknya untuk mengurangi pukulan badai kehidupan. Memang seringkali manusia tidak dapat lolos darikesulitan ekonomi dan sosial. Namun dengan membangun kasih sayang yang erat dalam keluarga maka setidaknya kita mempunyai suatu tempat damai dan teduh ditengah kemerlutnya persoalan hidup.

MAKNA KEMESRAAN
            Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih yang telah mendalam. Kemesraan adalah hubungan akrab antara pria dan wanita atau suami – istri. Kemesraan merupakan bagian hidup manusia. Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai kasus kemesraan. Kemesraan dapat membangkitkan daya kreatifitas manusia untuk menciptakan atau menikmati seni budaya, seni sastra, seni musik, seni tari, seni lukis, dan sebagainya.

MAKNA PEMUJAAN
            Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia kepada tuhan. Kecintaan manusia kepada tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini, dikarenakan pemujaan kepada tuhan adalah inti, nilai, dan makna kehidupan, yang sebenarnya. Penyebab hal itu terjadi adalah karena tuhan pencipta alam semesta.
a. cara pemujaan
            Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan kondisi, dan situasi. Sembah yang dirumah, dimasjid, di gereja, di pura. Bahkan di tempat tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada tuhan atau yang dianggap tuhan. Oleh karena itu, penujaan – pemujaan itu sebenarnya karena manusiaingin berkomunikasi dengan tuhannya. Hal itu berarti manusiamemohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukan jalan yang benar, dan lain – lain.
b. Tempat pemujaan
            Masjid, gereja, candi, pura, dan lain – lain lagi adalah tempat manusia berkomunikasi dengan tuhannya atau yang dianggap tuhan. Di tempat itu dianggap tuhannya “berada” karena itu orang islam menganggap masjid “rumah allah” maka wajarlah tempa – tempat itu dibuat sebagus mungkin, sesuai dengan kemampuan masing – masing. Dan karena tempat itu dianggap suci, maka tidak pantas dan wajar jika tempat itu digunakan untuk segala keperluan, kecuali keperluan untuk membesarkan nama allah.
            Apabila masyarakat berhasil membangun tempat memuja, tempat manusia berkomunikasi dengan tuhan atau yang dianggap tuhan sebesar dan seindah mungkin, maka banggalah masyarakat itu. Kebanggaan itu adalh kepuasan batinnya akan kemaksilmalaan cintanya, pengabdiannya kepada tuhan.
c.seni sebagai manifestasi pemujaan
            Cinta menimbulkan daya kreatifitas pencintanya. Kreatifitas adalah mencipta. Dalam seni pahat banyak kita jumpai arca – arca yang menggambarkan dewa – dewa atau sesuatu yang dipuja. Sudah tentu tinggi rendahnya hasil seni itu bergantung kepada kemampuan menciptannya.
            Seni taripun ada juga yang bersifat mengagungkan tuahan. Misalnya tari sanghyang dadari dan tari sanghyang jaran dibali adalah tarian bersifat agama. Tari tersebut hanya boleh ditonton oleh sedikit orang dan ditarikan pada waktu dini hari dan tidak sembarang waktu.

MAKNA BELAS KASIHAN
Menurut yohanes cinta dibagi menjadi 3 macam
1. Cinta manusia kepada tuhan (cinta agape)
2. Cinta kepada ayah, ibu, saudara (cinta philia)
3. Cinta antara pria dan wanita (Cinta eros / amor)
            Cinta eros        = Cinta antara kodrat laki – laki dan perempuan
            Cinta amor      = Cinta karena unsur – unsur yang sulit dinalar
            Ex : perempuan cantik mencintai dan mau dinikahi oleh pria jelek.
4. Cinta kepada tanah air
5. Cinta sesama = cinta karena penderitaan (Belas kasihan)
Misalkan kasihan kepada orang tua, orang yang sakit – sakitan, yatim, piatu, penyakit yang diderita. Dll

CINTA KASIH EROTIS
            Adalah kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Biasanya bersifat eksklusif, bukan universal, cinta kasih yang tidak dapat dipercaya.


BAB  IV
MANUSIA DAN KEINDAHAN


Makna Keindahan

            Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tak indah. Karena itu tiruan lukisan monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar.
            Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.

a. Apakah keindahan itu ?

           
berbicara tentang keindahan mau tak mau kita harus menengok jauh kebelakang yaitu ke jaman yunani kuno, abad ke-18. Pada saat itu pengertian keindahan telah dipelajari oleh para filsuf. Menurut the Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (filsafat keindahan) dalam bahasa Inggrisnyakeindahan itu diterjemahkan “beautifull”, perancis “beau”, italia dan spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “ bellum”.
            Menurut cakupannya orang harus membedakan antara kein dahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk membedakan ini dalam bahasa Inggris sering digunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal yang indah). Dalam pembahasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampur adukkan saja. Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian : 1. Keindahan dalam arti luas. 2. Keindahan dalam arti estetik murni. 3. Keindahan dalam artiterbatas dalam hubungannnya dengan penglihatan.

1. Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan, bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
           
            Plotinus mengatakan tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunani berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam Arti estetik disebutnya “symmetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya pada seni pahat dan arsitektur) dan “harmonia” untuk keindahan berdasarkan pendengaran musik.
            Jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi :
-          Keindahan seni
-          Keindahan alam
-          Keindahan moral
-          Keindahan intelektual
2. keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam   hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.

3. keindahan dalam arti yang terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
           
            Dalam pembagian dan pembedaan terhadap keindahan tersebut di atas masih belum jelas apakah sesungguhnya keindahan itu. ini memang persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam. Salah satu jawaban ialah mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda atau kualitas hakiki atau dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualitas yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keseimbangan(balance), dan kebalikan (contrast).
            Dari ciri-ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
            Filsuf seni dewasa ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan indera ( beauty is unity of formal realitions of our sense perceptions).

b. Nilai estetik

            Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
            Masalah sekarang ialah apakah nilai estetik itu ? dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhagaan (worth) atau kebaikan (goodness). Dalam “Dictionary of sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut :
“The believed capacity of any object to saticgy a human desire. The quality of any object which causes it be of interest to an individual or a group” (kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia; sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
            Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata relita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
            Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (‘instrumental/contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat untuk membantu. Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, atau pun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh  :
1. puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat,benda) puisi itu disebut nilai intrinsik.
2. Tari, tarian damarwulan – Minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya adalah tari perang antara Damarwulan-Minakjinggo merupakan nilai ekstrinsik. Sedang pesan yang disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.

c. Apa sebab manusia mencipta keindahan  ?
            keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya, justru tidak indah, karena akan ada ucapan “lebih cantik dari warna aslinya”. Bila ada pemakaian drama yang berlebih-lebihan, misalnya marah dengan meluap-luap padahal kesalahan kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian menangis, meraung-raung, itu berarti tidak alamiah.
Dapat disimpulkan bahwa :
            Keindahan berasal dari kata “indah” berati bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Benda yang mengandung keindahan ialah segala hasil seni dan alam semesta ciptaan tuhan. Sangat luas kawasan keindahan bagi manusia. Karena itu kapan, dimana, dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
            Keindahan identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama: abadi dan mempunyai bdaya tarikyang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan bersifat universal.

Makna Renungan

            Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sama lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
            Setiap kegiatan untuk merenungkan atau mengevaluasi segenap pengetahuanyang telah dimiliki dapat disebut befilsafat. Akan tetapi tidak semua orang mampu berfikir kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah proses berpikir logik dan analitik.
            Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang juga menyandarkan diri kepada suatu analisis. Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu, sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada logika analitik. Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda dengan karakter keilmuan.
            Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu :
-          Menyeluruh artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandangan tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu lain, hubungan ilmu dengan moral, seni dan tujuan hidup.
-          Mendasar artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar dari gejala), sehingga dapat dijadikan dasar  berpijak bagi segenap bidang keilmuan
-          Spekulatif artinya hasil pemikiran yang dapat dijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikiran selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru.

Metafisika adalah cabang filsafat yang paling umum, mendasar dan kritik spekulatif.
Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan atau penciptaan keindahaan didasarkan atas 3 macam teori ialah teori pengungkapan, teori metafisika, dan teori psikologis. Masing-masing teori itu ada tokohnya. Dalam teori pengungkapan dikatan oleh Benetto Croce, bahwa seni adalah pengungkapan kesan-kesan.
Dalam teori metafisika, plato mendalikan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi, sebagai realita illahi itu. karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan imitasi (tiruan) dari realita dunia. Sedangkan dalam dalam teori psikologik dinyatakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan, keinginan bawah sadar dari seorang seniman. Adapun karya seninya itu adalah bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
Dari teori permainan yang tergolong teori psikologik dengan tokohnya Frisdick Schiller dan Herbert Spencer; Schiller menyatakan, bahwa asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse). 
Dalam proses jiwa seniman pada waktu merenung dalam rangka menciptakan seni, menurut keats selalu diliputi rasa ragu-ragu, takut, ketidaktentuan, misterius. Justru seniman yang tidak memiliki negatif tidak mampu menciptakan keindahan. Kemampuan negatif ini identik dengan proses mencari. Mencari yang dimaksud adalah mencari keindahan, karena yang bersangkutan merasa belum puas atas keindahan yang telah diciptakan.
Selain daripada itu keats menyatakan, bahwa untuk mengatasi ketakutan adalah berkuasanya hal-hal yang sesaat. Baginya hal-hal sesaat itu merupakan pelatuk yang meledakkan imajinasi, dan imajinasi ini membentuk konsep keindahan.
Selanjutnya konsep keindaha adalah abstrak. Konsep itu baru dapat berkomunikasi setelah diberi bentuk. Seperti halnya Gesang, setelah ia bermain bengawan Solo ia merenung, ia menemukan konsep keindahan. Tetapi konsep keindahan belum berkomunikasi, barulah berkomunikasi setelah diberi bentuk, yaitu lagu “Bengawa Solo” yang terkenal itu.

Makna Keserasian
           
            Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran, dan seimbang. Perpaduan misalnya orang berpakaian antara kulit dan warna yang diapakai cocok. Sebaliknya orang hitam memakai baju warna hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang berkulit kuning.atau kepasar mempergunakan pakaian pesta, atau sebaliknya berpesta mempergunakan pakaian santai, dan lain-lain.hal ini tentu tidak serasi atau kurang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang “sayang” atau kata-kata lain yang menunjukkan kekecewaan.
            Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita/pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualita yang paling disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony),kesetangkupan ( synmetry), keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Tetapi adapula yang berpendapat bahwa keindaha adalau suatu kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
            Pendapat lain mengatakan, bahwa pengalaman estetik sebagai suatu keselarasan dinamik dan perenungan yang menyenangkan. Dalam keselarasan itu seseorang memiliki perasaan seimbang dan tenang dan mempunyai citarasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat di tengah-tengahkesempurnaan yang menyenangkan hati dan ingin memperpanjangnya.
            Dengan ini dapat disimpulkan bahwa keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi yang artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok, kena, dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan ukuran, dan seimbang.
Dalam memadu rumah dan halaman orang harus mempertimbangkan perbandingan ukuran, kalau tidak tentu hasilnya akan mengecewakan orang yang melihatnya.

Makna Kehalusan

            Kehalusan berasal dari kata halus yang artinya tidak kasar(perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan, dan atau keadaban. Halus bagi manusia itu sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap yang halus. Sikap halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang lain. Lembut dalam mengucapkan kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya.
            Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku, sikap orang yang sedang bermusuhan.
            Sikap halus dan lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama. Sebab itu orang yang bersikap halus atau lembut biasanya suka memperhatikan kepentingan orang lain, dan suka menolong orang lain. Sikap lembut merupakan perwujudan pola dari sifat-sifat ramah, sopan, sederhana dalam pergaulan.
            Sikap halus juga dimiliki orang yang bersikap rendah hati. Karena orang yang bersikap rendah hati adalah orang yang halus tutur bahasanya, sopan tingkah lakunya, tidak sombong, tidak membedakan pangkat, dan derajat dalam pergaulan.
            Menurut Alex Guntur dalam bukunya yang berjudul “etika” menjelaskan, bahwa anggota badan yang melahirkan sikap kehalusan dan kekasaran ialah: kaki, tangan, kepala, mulut, bahu, bibir, mata, roman muka.
            Kaki dapat digerakkan, dan gerakan kaki dapat menggambarkan tingkah laku orang, seperti melipat kaki, mengangkang kaki, menggoyang-goyangkan kaki, dan sebagainya. Orang yang kesadaran etisnya tinggi sikap kakinya akan dikendalikan sebaik-baiknya tidak akan mengganggu atau merugikan orang lain.
            Tangan, termasuk jari-jarinya, dapat mewujudkan macam-macam sikap dengan gerakan-gerakannya, seperti meraba, mengusap, memukul, berjabat-tangan, mengerjakan sesuatu dan sebagainya.
            Bahu, juga dapat melahirkan beberapa wuju tingkah laku, misalnya mengangkat bahu, membuka atau melebarkan bahu.
            Kepala, dapat mewujudkan macam-macam sikap tingkah laku dengan gerakan-gerakannya, seperti gerakan mengangguk tanda setuju, menggeleng-gelengkan tanda tidak setuju dan sebagainya.
            Mulut, bibir dan matajuga dapat mewujudkan beberapa tingkah laku; dengan gerakan-gerakannya, seperti mata terbuka lebar, melihat ke sana-sini, mulut menganga, terkatub, bibir mencong  dan sebagainya.
            Roman muka adalah bagian permukaan dari muka manusia yang dapat mewujudkan sikap atau tindakan tingkah laku. Misalnya roman muka pucat dan lesu mewujudkan sikap dalam keadaan susah, sedih, atau sakit. Roman muka merah dan berkerut mewujudkna sikap sedang keadaan marah, roman muka berseri-seri mewujudkan sikap sedang gembira dan sebagainya.

Bahasa melahirkan sikap
Perkataan
            Tentang perkataan, Alex Guntur menjelaskan, bahwa perkataan yang tersusun dalam kalimat-kalimat merupakan ungkapan atau gambaran isi hati, maksud keinginan, pendapat/buah pikiran atau sikap kita terhadap orang lain. Perkataan itu keluarnya melalui 2 saluran yakni saluran lisan dan tulisan.
 
Bagian-bagian rohaniah yang melahirkan sikap

Kemauan
            Kemauan merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam bagian rohaniah manusia. Unsur kemauan itu penting, karena kemaunlah yang menentukan pilihan, yakni :
-          Berbuat atau tidak berbuat sesuatu
-          Berbuat baik atau tidak berbuat baik

Perasaan
            Perasaan juga datangnya dari jiwa manusia, yang terwujud luarnya tampak pada tingkah lakunya, perbuatan atau tindakan. Karena itu, perasaan pun merupakan salah satu sikap.
            Perasaan yang disini adalah perasaan yang ada jiwa atau yang lazim  ada pada hati manusia. Karena dia menyuruh hati manusia, maka perasaan yang ada pada jiwa atau yang lazim ada pada hati manusia. Sebab itu perasaan perlu dikendalikan dengan baik.

Pikiran
            Pikiran adalah bagian rohani manusia yang dapay menciptakan pengetahuan, gagasan, pendapat, ide, daya upaya (akal), teori, pertimbangan, ruangan, kesadaran kebijaksanaan, dan sebagainya, demikian penjelasa Alex Guntur dalam bukunya yang berjudul “ETIKA”. Dari semua itu lahir macam-macam sikap, seperti sikap tahu dan ingin tahu, sikap mengerti, sadar, rasional, dan sebagainya.antara pikiran dan badaniah tak dapat dipisahkan, karena merupakan kesatuan.

Kelembutan dalam Pergaulan
            Agar dalam pergaulan terjaga kehalusan dan kelembutannya maka harus berdasarkan prinsip : cinta kasih, kejujuran, keadilan, kesetiaan dan keloyalan. Dan bagi orang tua harus berpegang kepada satu komando dan kesatuan sikap.

Pergaulan dalam Masyarakat
            Keluarga adalah masyarakat, sudah tentu masyarakat terkecil. Namun keluarga itu peranannya dalam masyarakat sangat penting. Hal itu, karena masyarakat itu sebenarnya terjadi dari keluarga-keluarga kecil. Sebab antara keluarga dan masyarakat saling berpengaruh.

Keindahan Objektif dan Subjektif 
            ternyata bahwa dalam urusan keindahan itu tersangkut dua pihak, yaitu benda atau apa saja yang berperan sebagai objek dan siapa yang menanggapi sebagai pihak yang berperan sebagai sinjek. Tidak setiap objek yang indah akan diterima atau ditanggapi oleh setiap sunjek sebagai yang indah. Sebaliknya tidak setiap yang indah bagi seseorang akan dinilai indah pula bagi orang lain. Bukan tidak mungkin sesuatu yang sebenarnya tidak indah akan diterima sebagai yang indah oleh seseorang.
            Atas dasar itu, sebenarnya keindahan itu menurut kenyataannya dapat dibedakan menjadi dua macam; yaitu keindahan objektif dan keindahan subjektif. Dengan keindahan objektif dimaksudkan ialah keindahan yang secara hakiki ada pada suatu benda atau apa saja. Keberadaan keindahan objektif ini tidak bergantung pada pihak-pihak luar benda atau objek itu. dengan kata lin, disenangi atau tidak objek tersebut tetap indah. Menurut Alexius Meinong (1838-1914) dan juga Christian Ehrenfels (1859-1932). “keindahan adalah kekayaan yang melekat pada objek itu sendiri”. Sejalan dengan pendapat diatas adalah ialah pendapat Pater Dick Hartoko. Menurut Pater Dick, “keindahan merupakan sesuatu yang melekat pada segala sesuatu yang ada, baik pada Tuhan maupun makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Selanjutnya oleh Pater Dick dikatakan bahwa sifat-sifat keindahan seperti itu disebutkan sebagai keindahan trasendental, yang mengatasi batas-batas yang memisahkan segala sesuatu yang ada. Keberadaannya tidak dapat dan tidak boleh diterapkan secara “univoque” melainkan secara “analog”. Keindahan sebutir mutiara berbeda dengan keindahan sekuntum bunga mawar atau anggrek, berbeda pula pula dengan keindahan sebuah bangunan artistik dari suatu gedung modern, tidak sama pula dengan keindahan jiwa seseorang yang saleh. Dalam hubungan ini S. Suharianto dalam bukunya “Menuju Manusia Berbudaya” menambahkan, sejauh benda-benda tersebut belum berubah dari bentuk atau keadaannya semula (S.Suharianto,1987). Sebuah hutan misalnya, secara asasi ia telah memiliki keindahan. Tetapi jika kemudian hutan tersebut oleh tangan-tangan jahil dirusak, hutan itu akan kehilangan keindahaannya. Keindahan objektif tidak terikat oleh perkembangan mode atau perubahan zaman. Ia pun tidak bergantung kepada asas manfaat lahiriah atau kegunaan yang bersifat material.
            Berbeda halnya dengan keindahan subjektif. Keberadaan keindahan ini sangat bergantung kepada asas manfaat. Keindahan subjektif sangat bergantung kepada kepentingan-kepentingan subjek penanggapnya. Karena itu sesuatu benda mungkin dianggap indah oleh seseorang, tetapi dianggap orang lain sebagai sesuatu yang tidak indah. Hal itu terjadi karena bagi orang pertama, benda tersebut mendatangkan manfaat atau menyenangkannya, sedangkan bagi orang kedua justru sebaliknya. Itulah sebabnya keindahan subjektif sangat relatif.

Sekitar Masalah Kesenian

            Banyak pernyataan tentang kesenian telah dilahirkan oleh para tokoh kesenian. Semuanya menunjuk tentang hasil karya seni (art) atau kesenian (arts) dan apa-apa yang dapat diberikan hasil karya kesenian  tadi bagi para penghayat (penghayatannnya adalah manusia bukan anjing atau kerbau). Pernyataan tentang kesenian ini biasanya kita katakan batasan (definisi) atau pengertian (conception) misalnya : “kesenian adalah karya cipta rasa dan karsa manusia untuk memberi rasa nikmat atau keindahan”,”seni itu indah dan dapat memberi kehalusan perasaan dan budi manusia”,”seni itu pancaran hati yang halus”,seni itu indah mempesona” dan banyak lagi yang lain.
            Jika melihat batasan seni atau kesenian menurut Read diturunkan pembagiannya sebagai berikut :
-          Seni Visual
Seni yang hanya dapat ditangkap oleh mata (khas) yaitu seni lukis karena lukisan hanya bisa ditangkap oleh indera mata.
-          Seni Plastis
Seni jenis ini mestinya dapat digolongkan juga seni visual, seperti misalnya seni gerak dan patung, juga arsitektur serta pahat.
-          Musik
Hasil dari susunan (komposisi) lagu dan karya musik dalam ekspresi bunyi. Yang termasuk ialah musik instrumen dan vokal serta koor.
-          Sastra yang termasuk karya-karya sastra meliputi :
a. Tertulis misalnya :
1. sajak
2. cerpen, novel,esesi, dan
3. Drama
            b. lesan
  
BAB  V
MANUSIA DAN PENDERITAAN

Makna Penderitaan

            Penderitaan dari kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin. Yang termasuk penderitaan itu antara lain keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.
            Baik dalam Al-Qur’an maupun kitab suci lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami manusia itu sebagai peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umumnya manusia itu kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
            Hal itu, misalnya dalam surat Al-Balad ayat 4 dinyatakan “manusia ialah makhluk yang hidupnya penuh dengan perjuangan”. Ayat tersebut diartikan, bahwa manusia bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidupnya manusia harus menghadapi alam dan tidak boleh lupa untuk bertaqwa pada Tuhan.
            Hampir semua karya besar dalam bidang seni dan filsafat lahir dari imajinasi penderitaan. Epos Ramayana dan Mahabrata merupakan cerita yang penuh penderitaan.
            Dalam epos ini kita dihadapkan pada sifat-sifat manusia yang tamak,kejam,amoral,tidak manusiawi,dengki, dan lain-lain. Tetapi juga dihadapkan dengan pada sifat-sifat manusia yang sabar,jujur,, menerima takdir (tawakal), mengalah, tak mudah putus asa dan harga diri. Kita semua dapat menilai tokoh-tokoh epos itu.
                        Dalam riwayat Nabi Muhammad SAW, diceritakansebagai anak yatim, dan kemudian yatim piatu; dibesarkan kakeknya kemudian pamannya, yang semuanya penuh penderitaan. Ia mengembala kambing, bekerja pada orang (buruh), dan sebagainya. Bahkan lebih dari 75% dari hidupnya mengalami penderitaan yang luar biasa.
            Nabi Isa As pun hidupnya penuh dengan penderitaan. Bahkan lahirnyapun di palungan.
Dalam riwayat hidup Budha Gautama yang dipahatkan dalam bentuk relief pada dinding candi Borobudur kita melihat juga adanya penderitaan. Biarpun berupa Relief, namun hati kita pilu dan haru, pada saat melihatnya. Seorang pangeran (sidarta) yang meninggalkan istana yang bergemerlapan, masuk hutan dan menjadi biksu dan makan dengan cara mengemis. Mengembara di hutan yang penuh penderitaan dan tantangan.
Kalau kita baca buku riwayat hidup (biografi) dan riwayat hidup diri sendiri (otobiografi) orang-orang besar, semuanya dimulai dengan penderitaan, jarang ada orang yang besar yang langsung saja menjadi orang besar.

Makna Siksaan

            Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang neraka dan dosa, dan akhirnya firman Tuhan dalam kitab suci Al-Qur’an. Seperti kita maklumi di dalam kitab suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakan tentang siksaan ini.
            Macam siksaan dan bentuk siksaan bertebaran antara 69 buah dari surat Al-Ankabut, antara lain ayat 40 yang menyatakan :
“masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada di antaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan kedalam tanah seperti Qarun, dan adapula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena dosa-dosanya”.
            Berbicara tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita. Betapa tidak, di dalam benak kitaterbayang seseorang yang tinggi besar, kokoh kuat dan dengan muka yang seram sedang memegang cemeti yang siap dicambukkan ke orang yang disiksa dan lain-lain sebagainya.
            Siksaan semacam itu banyak terjadi dan banyak dibaca diberbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis dihalaman pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.
            Siksaan manusia ini ternyata menimbulkan kreatifitas baik bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung ataupun tidak langsung.
            Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tulisan baik berupa berita, cerpen,, ataupun novel yang mengisahkan siksaan orang. Bahkan siksaan itu juga banyak difilmkan.
            Dengan membaca hasil seni yang berupa siksaan kita akan dapat mengambil hikmahnya. Karena kita dapat menilai manusia, harga dikuasai nafsu setan, kesadisan, tidak mengenal peri kemanusiaan, dan sebagainya.
            Kita dapat menilai diri kita sendiri, di mana kita berdiri, dimana kita berpihak, dan sejauh mana ketakwaan kita.

Makna Rasa Sakit

Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi sipenderita. Rasa sakit  akibat menderita penyakit, atau sakit. Sakit perut akibatnya terasa sakit perutnya. Sakit gigi akibatnya terasa nyeri. Sakit hati akibatnya hatinya terasa sakit. Sakit cinta akibatnya hati selalu dirungdung rasa ingin ketemu orang yang dicintainya, dan sebagainya.
Segala macam rasa sakit atau penyakit yang diderita manusia tak dapat dipisahkan dari kehidupan, karena setiap orang mengalami rasa sakit atau penyakit. Bermacam rasa sakit yang diderita manusia. Sakit hati, sakit syaraf, dan sakit fisik. Setiap rasa sakit ada sebabnya, tetapi tidak semua rasa sakit atau penyakit mudah diketahui sebabnya.
Rasa sakit atau penyakit dapat menimbulkan daya kreatifitas manusia. Banyak hasil budaya seperti cerpen, novel, film, ataupun seni foto yang mengungkapkan berbagai rasa sakit.
Rasa sakit banyak hikmahnya, antara lain dapat mendekatkan diri penderita KEPADA Tuhan, dapat menimbulkan rasa kasihan terhadap penderita, dapat membuka rasa keprihatinan manusia, rasa sosial, rasa dermawan, dan sebagainya.
Tiap rasa sakit atau penyakit ada obatnya. Hanya tergantung kepada penderita atau keluarga penderita, apa ada usaha atau tidak. Bagi yang berusaha sungguh-sungguh dengan disertai mendekatkan diri kepada Tuhan dan Pasrah kepada-Nya, maka Tuhan akan mengabulkan doa dan usahanya. 

Neraka

            Berbicara tentang neraka, maka lazimnya kita tentu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam ingatan kita yang luar biasa. Tergambar pula dalam ingatan kita suatu rasa sakit dan penderitaan yang hebat.
            Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan dan tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat.
            Pengertian neraka sering kali dihubungkan dengan dengan kematian. Neraka sesudah mati dibahas oleh para agama. Penderitaan hidup yang sering pula dikatakan “neraka dunia” di bicarakan dalam bagian ini.
            Banyak penderitaan yang di alami orang di dunia. Karena hebatnya penderitaan itu tak ubahnya dengan :”neraka” saja. Karena itu banyak orang yang mengatakan misalnya si A itu hidupnya bagaikan di neraka saja. Neraka atau penderitaan yang hebat itu menimbulkan daya kreatifitas manusia. Banyak seniman yang menganggap penderitaan yang hebat atau neraka sebagai budaya yang menggambarkan manusia di “neraka”.
            Selain itu banyak media massa yang mengkomunikasikan penderitaan yang hebat membuat pilu dan haru membacanya, sehingga banyak orang yang mengulurkan tangannya untuk meringankan beban sesama.
            Jadi, karya budaya, tulisan dan penderitaan dapat mengubah sikap mental manusia.

Beberapa Kasus Penderitaan

            Kata penderitaan berasal dari kata derita. Menurut Suyadi derita berasal dari bahasa sansekerta “dhra” yang berarti menahan atau menanggung (Suyadi 1985). Kata ini dapat pula diberi makna merasakan.
            Persoalan yang muncul adalah mengapa manusia mengalami penderitaan, apakah penderitaan itu membahayakan kesehatan, dan jika penderitaan itu membahayakan kehidupan manusia persoalan berikutnya adalah bagaimana upaya untuk dapat menghindari dari penderitaan.
            Banyak dari beberapa kasus bahwa penderitaan yang berat dan  yang tidak tertahankan lagi, dapat meletus berupa kemarahan dan tindakan-tindakan yang eksplosif. Penderitaan yang tidak tertahankan lagi dapat mendorong timbulnya emosi yang dapat berakibat menutup pertimbangan-pertimbangan akal sehat. Lalu, ada juga penderitaan seseorang yang harus terpaksa berpisah dengan orang yang dicintai. Jika penderitaan itu dirasakan begitu berat dan sampai meninggalkan emosi keadaan ini dapat menyebabkan fungsi organ lain tidak dapat bekerja dengan baik seperti sulit atau tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik menyangkut kasus-kasus penderitaan ini yaitu :
-          Penderitaan dapat di alami oleh setiap orang
-          Penderitaan dapat muncul karena adanya konflik antara ciri-ciri kepribadian dengan kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan harapannya, berpisah dengan sesuatu yang dicintai, dan adanya rasa ketakutan.
-          Penderitaan terjadi apabila manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya (biologis, psikologis, dan sosial) mengalami hambatan.
-          Penderitaan yang dialami dan dirasakan terlalu berat dapat meningkatkan dan dapat mengganggu jiwa seseorang
-          Penderitaan itu dapat dihilangkan.

Sumber Penderitaan
1. Hakikat Manusia
            Manusia pada hakikatnya adalah makhluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun dari perpaduan dan saling hubungan dan pengaruh antara unsur-unsur jasmani dan rohani. Karena itu oenderitaan dapat pula terjadi pada tingkat jasmani maupun rohani.
            Jasmani disebut juga sebagai tubuh, badan, badan wadaq, jasad, materi, wadah, atau unsur konkrit dari pada pribadi. Jasmani merupakan unsur yang hidup pada pribadi manusia
            Rohani sering disebut dengan istilah lain seperti misalnya jiwa, badan halus, dan mind merupaka unsur yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Dalam kehidupan seharihari rohani menjiwai, mendasari, dan memimpin unsur pribadi manusia. Rohani memiliki alat dan kemampuan. Alat dan kemampuan itu adalah :
-          Nafsu
-          Perasaan
-          Pikiran
-          Kemauan
Dalam rangka pembicaraan mengenai penderitaan ini akan dibahas sedikit mendasar tentang nafsu.
            Nafsu adalah semua dorongan yang yang ditimbulkan oleh segala macam kebutuhan, termasuk pula instink, sehingga menimbulkan keinginan. Batas antara nafsu dan keinginan tidak terlalu jelas. Poedjawijatna (1984) menyamakan antara keinginan dan nafsu. Nafsu dapat menimbulkan gairah hidup pada manusia. Jika nafsu dipenuhi akan menimbulkan kepuasan dengan rasa enak dan senang
            Kasmiran (1985) menjelaskan bahwa nafsu menurut kerohanian Indonesia mencakup lima macam, ialah empat macam seperti yang ada pada tasawuf Islam dan satu macam lagi yang merupakan perpaduan dari keempat macam yang lebih dahulu, yang secara keseluruhan disebut “sedulur papat lima pancer”. Lima macam nafsu ialah : 1. Mutmainah 2. Ammarah 3. Supiah 4. Lawwanah 5. Kombinasi dari empat nafsu.
            Kelima nafsu itu dimiliki atau berada dalam pribadi manusia. Tetapi tidak memiliki kekuasaan atau pengaruh yang sama. Intensitas pengaruh masing-masing nafsu itu pada diri manusia dipengaruhi oleh proses sosialisasinya, khususnya sosialisasi pada masa anak-anak.
            Perasaan merupakan gejala psikis. Perasaan menyangkut suasana batiniah manusia. Kalau seorang merasa cinta, benci dan sebagainya perasaan cinta atau benci ini tinggal didalam batin manusia. Perasaan itu timbul akibat dari kontak antara manusia dengan lingkungannya. Adanya rangsangan dari lingkungan yang menibulkan reaksi dalam kaitanya reaksi ini adalah emosional. Reaksi emosional ini dapat sesuai dengann kehendak pribadi atau akan melahirkan rasa puas, senang, dan sikap positif, tetapi dapat pula terjadi pula reaksi emosional ini tidak sesuai dengan kehendak pribadi sehingga akibat yang ditimbulkannya yaitu rasa tidak senang, marah, sikap negative. Rasa seperti marah, tidak senang dan sikap negative inilah salah satu penderitaan batiniah manusia.

2. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan sebagai sumber penderitaan
Untuk mempertahankan keberadaan dan kehidupanya, manusia di tuntut untuk memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan fisik, maupun kebutuhan psikis, dan social. Dorongan memenuhi kebutuhan ini juga sebagai sumber penderitaan. Di dalam usaha memenuhi kebutuhan ini nafsu memegang peran penting. Nafsu atau dorongan ini cenderung menuntut untuk dipenuhinya kepuasan dan keinginan. Dalam usaha memenuhi dorongan atau nafsu ini menusia menggunakan daya kehendak dan akal budi serta perasaan yang di milikinya untuk memilih dan mempertimbangkan jalan untuk objek yang di tuju. Kehendak akal dan budi mempertimbangkan jalam dan meteri yang merangsang manusia untuk di realisasikan dalam bentuk perbuatan.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan ini mungkin saja terjadi bahwa tujuan ialah sesuatu yang dibutuhkan dan yang di inginkan dapat tercapai sesuatu yang di kehendaki. Tapi mungkin pula sesuatu yang di inginkan atau di kehendaki tidak tercapai. Jika yang di inginkan atau yang di kehendaki dapat tercapai maka yang akan di dapatkan atau yang akan di rasakan adalah kepuasan, kegembiraan atau kesenangan. Namun jika apa yang di inginkan atau yang di kehendaki tidak tercapai maka yang akan di dapatkan atau yang akan di rasakan adalah hanya perasaan kecewa, marah, sedih atau yang di sebut dengan penderitaan.

Upaya Menghindarkan diri dari Penderitaan
            Menurut Huijbers (1986) hidup objetif mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan hidup, dalam mengejarnya dan dalam menghayatinya. Hidup efektif atau ersaan justru menjadi motor yang kuat untuk mengembangkan suatu hidup menjadi bagian suatu situasi hidup yang telah dicapai. Perkembangan hidup menusia terjalin dengan eratnya dengan hidup emosionalnya. Bila hidup emosionalnya baik maka kemungkinan sebagian besar hidupnya akan baik pula. semua apa yang ada pada diri manusia sesungguhnya bisa dirubah, begitu pula dengan penderita. Meskipun banyak yang berpendapat bahwa penderitaan adalah suatu takdir yang telah di tentukan dari yang maha kuasa, namun penderitaan ini bisa kita hindari, tentunya ada upaya atau usaha yang orang lakukan untuk menghindari suatu penderitaan, meskipun manusia hidup tidak akan pernah terlepas dari penderitaan. pada dasarny banyak upaya yang orang bisa lakukan untuk menghidari penderitaan, antara lain upaya yang bisa orang lakukan optimis, yaitu seseorang dalam melangkah atau melakukan sesuatu harus mampu bersifat optimmis, dari bersifat optimis inilah seseorang akan mampu menepis rasa takut yang bisa menyebabkan penderitaan. Seseorang yang mampu menahan diri untuk menjaga nafsu terutama nafsu kejelekan itu akan menghindarkan diri seseorang dari penderitaan. Kita tahu bahwasanya manusia hidup tidak akan pernah terlepas dari penderitaan, namun setidaknya kita bisa meminimalisir penderitaan tersebut.





BAB VI
MANUSIA DAN KEADILAN

Makna Keadilan

Manusia adalah makhluk Tuhan tertinggi dikarenakan memiliki tiga jenis gejala istimewa yakni akal, rasa, dan kehendak asal. Rasa dan kehendak ini menyatu dalam diri manusia yang terdiri atas jiwa dan raga yang kemudian menjadikan sumber kemampuan, kecerdasan atau kecakapan manusia dalam mengatur hidupnya. Manusia berpikir untuk memenuhi hasrat memperoleh pengetahuan, untuk mencapai kebenaran dan kenyataan, berusaha untuk memenuhi hasrat memperoleh seni dalam arti luas, untuk mencapai keindahan, kehendak, untuk memenuhi hasrat memperoleh hal yang baik dan kebaikan. Semua hal tersebut menjadi sumber kemampuan manusia untuk menciptakan sesuatu dalam kebutuhan hidupnya baik jasmani dan rohani.
Manusia adalah makhluk individu yang merupakan bagian dari makhluk sosial. Manusia dianggap sebagai makhluk individu karena dapat mengatur kehidupannya sendiri, sedangkan manusia dianggap sebagai makhluk sosial karena manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain.
Manusia selain menjadi makhluk individu dan makhluk sosial juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia dalam mengatur hubungan dengan kodrat manusia perlu adanya keserasian, keseimbangan, kesesuaian ataupun kesamaan dalam tingkah laku yang adil yang menjadi tujuan manusia dalam hidupnya.
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Masing- masing orang menginginkan hak hidup mereka dengan cara bekerja keras dan berusaha tanpa merugikan orang lain. Orang lain juga memiliki hak hidup untuk kehidupan mereka sendiri, maka dari itu kita sebagai orang yang ingin mempertahankan hak hidup kita harus memberikan kesempatan pada orang lain juga. Keadilan disini mencakup keseimbangan dan keharmonisan antara hak dan kewajiban masyarakat.
Keadilan yang dibantu dengan kesadaran dan keinsyafan akan memenuhi rasa, cipta, karsa manusia terhadap sesama manusia, sehingga akan membentuk hati nurani manusia yang kita sebut dengan cinta kasih. Keadilan dan cinta kasih merupakan hal yang berbeda tetapi jika kedua hal tersebut dipisahkan maka akan menimbulkan ketidakselarasan. Keadilan yang tidak diiringi dengan cinta kasih akan menimbulkan dasar hak dan hukum yang berlaku kejam dan memungkinkan terjadi penipuan dan sebagai macamnya. Bahkan ada manusia yang demi keadilan dan cinta kasih rela mengurangi dan mengorbankan hak sendiri untuk kepentingan umum demi kepentingan negara dan bangsanya, yang disebut sebagai rela berkorban. Jika seseorang atau golongan tertentu hanya mementingkan hak dan kewajiban sendiri tanpa memikirkan kepentingan orang lain akan menimbulkan keadilan semu. Contoh keadilan semu yaitu :
·         Bagi pengusaha keadilan akan tercipta jika keuntungan terbesar jatuh pada pihak pedagang atau pengusaha.
·         Bagi buruh keadilan akan tercipta jika upah dibayar tepat waktu dan dibagi wajar pada kaum buruh.

ü  Khong Hu Tsu, seorang filosof China menuturkan : “Bila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya, maka itulah keadilan.” Lewat perkataan beliau menjelaskan bahwa jika masing-masing melakukan tugas mereka dengan baik maka akan tercipta keadilan dalam hidup.
ü  Aristoteles mengatakan bahwa keadilan adalah suatu kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan disini dimaksudkan titik tengah diantara kedua ekstrim baik dikiri atau dikanan.
ü  Plato menganggap bahwa keadilan adalah kewajiban tertinggi dalam kehidupan negara yang baik, sedangkan orang yang adil adalah orang yang mampu mengendalikan diri, perasaannya dikendalikan oleh akan sehat.
ü  Menurut Ensiklopedi Indonesia adil berarti :
Ø  Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak.
Ø  Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.
Ø  Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tepat menurut peraturan atau syarat dan rukun yang telah ditetapkan. Tidak sewenang-wenang dan tidak maksiat atau berbuat dosa.
Berdasarkan bentuk atau sifatnya, keadilan dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu :
1.      Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil, orang melakukan pekerjaan sesuai sifat dasar yang cocok dengan dirinya. Plato menyebutnya sebagai keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal. Keadilan akan terlaksana jika masing-masing orang mengerjakan pekerjaan dan tanggung jawabnya dengan baik tanpa ikut campur atau ikut ambil bagian dalam pekerjaan orang lain yang tidak cocok dengan dirinya
2.      Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana jika hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama. Contoh : Ali bekerja selama 10 tahun di PT. ABECE, Budi bekerja selama 5 tahun di PT. ABECE. Jika Ali menerima komisi sebesar 100.000, maka Budi seharusnya menerima 50.000.
3.      Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Aristoteles mengatakan bahwa keadilan adalah asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Di dalam masyarakat sendiri pun terdapat petunjuk agar warga bisa hidup tentram, damai, dan sejahtera. Masing-masing masyarakat diwajibkan berbuat adil terhadap sesamanya agar menciptakan ketertiban dalam masyarakat.

Keadilan dan ketidakadilan sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak karya sastra yang lahir dari visualisasi keadilan dan ketidakadilan seperti dalam seni drama, seni puisi, novel, musik, film, filasafat dll.

1.      Kejujuran dan kebenaran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Kenyataan adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan yang dilarang agama dan hukum. Masyarakat dituntut satu kata dan perbuatan yang berarti apa yang dikatakannya harus selaras dengan perbuatan nyata. Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.
Kebenaran atau benar dalam arti moral berarti tidak palsu, tidak munafik, yakni bila perkataannya sesuai dengan keyakinan batin atau hatinya. Kebenaran dan kejujuran yang dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi adalah kesadaran tentang akan sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap perbuatan salah. Kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri sendiri, kesadaran melihat dirinya sendiri berhadapan dengan pilihan hal yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kejujuran dan kebenaran merupakan landasan untuk keadilan.
Hal yang menyebabkan orang berbuat tidak jujur yaitu pengaruh lingkungan, sosial ekonomi, ingin populer, dan lain sebagainya. Untuk mempertahankan kejujuran berbagai cara dan sikap perlu dipupuk. Namun demi sopan santun dan pendidikan orang diperbolehkan berkata tidak jujur sampai pada batas yang dibenarkan.

2.      Kecurangan
Kecurangan atau curang artinya apa yang dikatakan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap orang yang berlebih dalam materi atau hal lainnya dan senang jikalau masyarakatnya disekitarnya hidup menderita. Padahal agama apa pun tidak membenarkan orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, apalagi dengan jalan yang tidak seharusnya.
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada empat aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik. Jika keempat aspek telah dilaksanakan secara wajar maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma moral atau norma hukum. Tetapi jika didalam hati manusia telah digerogoti oleh jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melanggar norma dan terjadilah kecurangan.

3.      Pemulihan Nama Baik
Nama baik adalah salah satu tujuan utama orang hidup, nama yang tidak tercela. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan masyarakat dalam hidupnya. Yang dimaksud dengan tingkah laku atau perbuatan itu antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik pada hakikatnya sesuai dengan kodrat manusia yaitu :
ü  Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk moral.
ü  Ada aturan yang berdiri sendiri yang harus di patuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku  moral tersebut.
Pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya , bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai akhlak. Akhlak berasal dari bahasa Arab dalam bentuk jamak “khuluq” dari akar kata “khlaq” yang berarti penciptaan. Tingkah laku dan perbuatan manusia harus disesuaikan dengan akhlak yang baik.
Terdapat tiga macam godaan yang derajat/pangkat, harta dan wanita. Bila orang tidak dapat mengendalikan dirinya, tidak dapat menguasai hawa nafsunya, maka akan terjerumus ke hal-hal negatif seperti haus akan harta, wanita dan menghalalkan segala cara untuk mendapat jabatan tertentu.
Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tentunya tobat bukan hanya dimulut saja, tetapi direalisasikan dalam tingkah laku yang sopan, ramah, berbudi budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kekpada sesama hidup dengan penuh kasih sayang, tanpa pamrih, takwa kepada Tuhan, mempunyai sikap rela, jujur, dll.

4.      Pembalasan
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Contoh dari pembalasan dalam kehidupan yaitu : Si A memberikan bantuan kepada si B , kemudian si B kembali memberikan bantuan lain kepada si A.
Pembalasan pun meliputi pembalasan negatif dan pembalasan positif. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma untuk mewujudkan moral itu. Perbuatan amoral disebabkan oleh pengaruh lingkungan masyarakat.






BAB VII
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

1.      Manusia dan Tanggung Jawab
Pertanggungjawaban  berasal dari kata tanggung jawab yaitu beban psikis (kejiwaan) yang melandasi pelaksanaan kewajiban (atau dalam melakukan kewajiban) dari tugas tertentu. Kesanggupan seseorang terhadap suatu tugas wajib disebut kewajiban, akan berakibat pada suatu celaan atau menerima akibat tertentu karena tidak dilaksanakan.
Dalam agama islam ada tugas yang bersifat :
1.      Wajib (fardhu), artinya suatu tugas yang harus dilaksanakan atau tugas yang tidak boleh ditinggalkan kalau tidak dikerjakan menerima sanksi berupa dosa.
2.      Sunnah artinya tugas atau perintah Allah, yang bila dikerjakan mendapat pahala, dan jika tidak dikerjakan tidak berdosa.
Lahirnya kewajiban karena adanya hubungan hidup manusia diantaranya :
a.      Manusia dengan manusia lain
b.      Manusia dengan Tuhan
Tanggung jawab dapat diperoleh sebagai makhluk Tuhan, karena menerima perintah untuk berbakti pada Allah. Kemudian kewajiban juga timbul dari dalam diri sendiri dikaitkan dengan nilai yang diterima dalam dirinya lalu dijadikan sebagai harapan hidup.
Kebutuhan hidup manusia meliputi : kebutuhan hidup jasmani, rohani (kejiwaan), kebutuhan hidup sosial kemasyarakatan. Di Amerika terdapat pendidikan 4 H yaitu : hean (daya pikir), heart (daya perasaan), hand (daya keterampilan motorik), health (kesehatan). Pendidikan tersebut dapat dilakukan oleh orang tua, kaum agama, guru, dll. Mendidik anak merupakan tanggung jawab orang tua, tetapi orang tua yang memiliki keterbatasan pengetahuan melimpahkan tanggung jawabnya pada orang lain yaitu guru di sekolah atau guru les.
Menurut Prof. Drijarkara mengatakan manusia jika dilihat dari hubungannya dengan tanggung jawab mempunyai hukum kodrat. Setiap manusia dikatakan baik jika memiliki sikap dasar yang dapat membentuk karakter itu. Salah satu sikap dasar itu adalah tanggung jawab. Tanggung jawab bila dihubungkan dengan kewajiban memiliki arti bahwa tanggung jawab dapat digunakan sebagai landasan untuk melakukan kewajiban.
Anak kecil belum mampu diberikan tanggung jawab, dikarenakan masih belum dapat menghayati nilai tanggung jawab. Apabila dipandang dari segi kemerdekaan individu, maka tanggung jawab berarti sikap atau pendirian yang menyebabkan seseorang menetapkan bahwa ia hanya akan menggunakan kemerdekaan untuk melaksanakan perbuatan susila, karena manusia sadar dan mengerti akan tuntutan kodratnya.

2.      Makna Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Manusia adalah makhluk pribadi yang memiliki pendapat sendiri, perasaan sendiri dan dengan itulah manusia bertindak atau berbuat. Manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja ataupun tidak.
a.      Tanggung jawab kepada keluarga
Keluarga adalah suami, istri, ayah, ibu, dan anak-anak, dan orang lain yang menjadi anggota keluarganya. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
b.      Tanggung jawab kepada masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial merupakan anggota masyarakat, karena itu dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara , dsb yang terikat dengan masyarakat. Tingkah laku dan perbuatan masyarakat harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas.
c.       Tanggung jawab kepada bangsa/negara
Manusia juga merupakan warga negara, maka dari itu sebagai warga negara yang baik tiap individual terikat oleh norma atau ukuran yang dibuat oleh negara. Setiap tingkah laku warga negara yang melanggar norma maka harus bertanggung jawab pada negara.
d.      Tanggung jawab kepada Tuhan
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Tuhan. Manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, anggota tubuh, dan alam sekitarnya. Manusia dapat melakukan perbuatan yang salah atau benar dalam mengembangkan dirinya. Semua perbuatan itu harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Dalam firman Tuhan juga dikatakan bahwa manusia dalam hidupnya harus bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya. Jika manusia tidak bekerja keras dalam hidup ini maka mereka akan menanggung sendiri hasil perbuatan mereka sendiri.

3.      Makna Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian berbeda dengan memberi bantuan. Meskipun memiliki arti yang mirip tetapi memiliki tujuan yang berbeda. Bantuan diberikan karena perasaan kasihan, tetapi pengabdian disebabkan karena cinta atau kasih sayang. Pengabdian merupakan rasa tanggung jawab seseorang.
a.      Pengabdian kepada keluarga
Manusia hidup berkeluarga yang didasarkan atas cinta dan kasih sayang. Didalam kasih sayang terdapat pengorbanan dan pengabdian. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Jika terdapat kasih sayang tanpa pengabdian, maka kasih sayang tersebut adalah semu.
b.      Pengabdian kepada masyarakat
Manusia adalah anggota masyarakat, tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan. Kita harus saling membaur dalam masyarakat tidak boleh mengasingkan diri. Anggota masyarakat harus mengabdi pada masyarakat.
c.       Pengabdian kepada negara
Manusia adalah bagian dari bangsa atau negara. Warga negara harus mencintai negaranya dengan cara mengabdi pada masyarakat. Wujud nyata dari pengabdian negara misalnya ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan negaranya.
d.      Pengabdian kepada Tuhan
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia wajib mengabdi pada Tuhan. Pengabdian disini berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan merupakan pertanggungjawabannya kepada Tuhan.
4.      Makna Kesadaran
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, tahu, ingat kepada keadaan yang sebenarnya, ingat akan dirinya, siuman, bangun dari pingsan. Contoh kesadaran yaitu  rakyat telah sadar akan bahaya korupsi. Secara umum makna kesadaran adalah hati yang telah terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan.
Seseorang ketika melakukan suatu hal yang salah bisa melanggar lebih dari satu norma. Kesadaran moral mutlak dimiliki oleh masyarakat agar dapat menjaga nama baiknya dan menghindari kepincangan dalam hidupnya. Banyak orang yang melakukan sesuatu baik salah atau benar dengan kesadaran, hanya sedikit orang yang melakukan sesuatu dengan tidak sadar. Anak kecil tidak akan diberi hukuman jika melakukan kesalahan karena masih belum mengerti yang benar dan yang salah.



5.      Makna Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban, artinya berikan secara ikhlas harta benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetian dan kebenaran. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat dilakukan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
a.      Pengorbanan kepada keluarga
Manusia hidup berkeluarga karena dilandasi dengan kasih sayang. Kasih sayang memerlukan pengorbanan. Tanpa pengorbanan tidak ada kasih sayang atau tidak ada cinta. Baik suami, istri, dan anak-anak, masing-masing dapat berkorban demi keluarganya.
b.      Pengorbanan kepada masyarakat
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat. Manusia tidak dapat hidup sendiri karena saling membutuhkan masyarakat. Demi pengabdiannya kepada masyarakat ia tidak bebas dari pengorbanan.
c.       Pengorbanan kepada bangsa dan negara
Setiap orang di bumi ini tinggal dan hidup di suatu bangsa atau negara. Semua orang pasti menjadi anggota atau warga dari suatu bangsa dan negaranya dan memiliki kewajiban yakni membela negara. Pembelaan tersebut disebut pengorbanan.
d.      Pengorbanan kepada kebenaran
Demi sebuah kebenaran, orang tidak takut menghadapi apapun. Sesuai dengan pribahasa “Berani karena benar, takut karena salah.” Orang yang melakukan kebenaran sepatutnya tidak perlu takut atau bimbang, karena tindakan beliau sudah tepat. Perang kemerdekaan dengan penjajah misalnya, hal tersebut patut diperjuangkan karena hak hidup masyarakat dalam negara adalah hal yang benar.
e.      Pengorbanan kepada agama
Berkorban kepada agama berarti berkorban demi cintanya kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena manusia diciptakan oleh Tuhan maka dari itu manusia wajib berkorban kepada agama dan Penciptanya, bahkan manusia rela kehilangan harta, tenaga, waktu bahkan nyawa sekalipun.

  
BAB VIII
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

1.      Pandangan Hidup dan Ideologi
Ideologi nenurut Wiliam (1959) mengandung dua hal yaitu : (1) unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau unsur yang digunakan sebagai dasar suatu kegiatan, dan (2) pemebenaran intelektual untuk seperangkat norma-norma. Munandar Sulaiman (1987: 76) menyimpulkan pendapat Lenski (1974) yang mneyatakan bahwa ideologi merupakan komponen dasar terakhir dari sistem-sistem sosiobudaya. Bagi masyarakat, ideologi tersusun dari tiga unsur yaitu:
1.      Pandangan Hidup
2.      Nila-nilai, dan
3.      Norma-norma
Masyarakat modern dalam berbagai hal telah mencipatakan adanya konflik pandangan-pandangan untuk pengabdian dirinya. Sebagai contoh, masyarakat industri berpandangan hidup bukan merupakan sumber integrasi seperti masyarakat lama tetapi cendrung melaksanakan reideologi, dan retradisionalisasi.
Pandangan hidup cendrung diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap nilai-nilai. Pandangan hidup memeberi semangat pada nilai-nilai. Norma berbeda dengan nilai karena digunakan untuk hampir seluruh aturan khusus, sebaliknya nilai digunakan untuk pengertian umum. Norma berlaku untuk menentukan prilaku perintah, atau larangan untuk suatu kewajiban dari peranan spesifik dalam suatu spesifik pula. Dengan demikian ideologi lebih luas dari pada pandangan hidup. Ideologi tidak digunakan untuk hubungan individu tetapi untuk hal yang lebih luas, seperti ideologi negara, masyarakat atau kelompok tertentu. Ideologi sebagai pedoman hidup merupakan cita-cita yang ingin dicapai banyak individu di dalam masyarakat.
Selanjutnya Roeslan Abdoelgani (1962) menegaskan pula bahwa Pancasila merupakan Filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif dari seluruh bangsa Indonesia. Setiap bangsa ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan-persoalanynag di hadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan tadi. Tanpa memiliki pan dengan hidup maka sesuatu bangsa akan merasa terus terombang-ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti timbul, baik persoal-persoalan di dalam masyarakatnya sendiri maupun dalam persoalan besar manusia dalam pandangan hidup yang jelas suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju, denga berpedoman pada pandangan hidup itu pula sesuatu bangsa akan membangun dirinya.
Karena itulah pandangan hidup suatu bangsa merupakan masalah yang sangat asasi bagi kekokohan dan kelas tarian suatu bangsa. Kita merasa sangat bersyukur bahwa pendahulu-pendahulu kita, pendiri-pendiri Republik ini, dapat merumuskan secara jelas apa sesungguhnya pandangan hidup bangsa kita, yang kemudian kita namakan Pancasila. Seperti yang ditunjukan dalam Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978, maka Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, padangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negara kita. Karena itu, Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur ketatanegaraan.
Dasar negara itu jelas dikehendaki oleh seluruh bangsa Indonesia, karena sebenarnya ia telah tertanam dalam kalbu rakyat, oleh karena itu ia maka yang kita maksud adalah Pancasila juga merupakan dasar negara ynag mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia........akhirnya perlu juga ditegaskan, bahwa apabila dibicarakan mengenai Pancasila maka yang kita maksud pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Udang Dasar 1945, yaitu:
Ø   Ketuhanan Yang Maha Esa;
Ø   Kemanusiaan yang adil dan beradab;
Ø   Persatuan Indonesia;
Ø   Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan;
Ø   Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itulah yang kita gunakan, sebab rumusan yang demikian itulah yang ditetapkan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

2.      Makna Cita-cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebijakan, dan sikap hidup. Cita-cita, kebijakan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita, kebijakan dan sikap hidup itu.
Contoh cita-cita yang berarti harapan, mislanya Adi teman dan mendapat nilai C, bukan main kecewanya. Ia mengharapkan nilai A, sebab persiapan yang dilaksanakannya cukup lama dan ia merasa telah menguasai benar materi yang diujikan keluhnya; “Keadaan itu tidak sesuai dengan cita-cita saya.”
Cita-cita, keinginan, harapan, banyak menimbulkan day; kreatifitas para seniman. Banyak hasil seperti drama, novel film, musik, tari, filsafat yang lahir dari kandungan cita-cita keinginan, harapan, dan tujuan. Cita adalah Hati; cita-cita adalah suatu keinginan yang terkandung di dalam hati. Karena itu cita-cita juga berarti angan-angan, keinginan, harapan, atau tujuan.
Cita-cita tak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia, karena tnapa cita-cita berarti manusia tanpa dinamika. Tak ada dinamika brarti tak ada kemajuan dan hidup asal hidup saja, statis.
Keinginan ada yang baik dan ada yang buruk. Keinginan yang baik bersifat luhur. Keinginan itu dicapai dengan tidak merugikan ornag lain. Keinginan buruk adalah keinginan yang dapat merugikan orang lain.
Ada tiga katagori keadaan hati seseorang; keras, lunak dan lemah. Orang yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala kesulitan yang dihadainya. Orang yang berhati keras biasanya mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya. Orang yang berhati lunak dalam usaha mencapai cita-citabya menyesusaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena itu biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.

3.       Makna Kebijakan
Kebijakan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika.
Jadi kebijakan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebijakan berarti berlaku sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.

4.      Makna sikap Hidup
Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau negatif ? Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau negatif ? Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis ? Apakah kita mempunyai sikap apatis?
Sikap itu ada di dalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu. Orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sebagai contoh : A datang kepada B, A marah-marah karena perlakuan B yang tidak dapat diterima oleh A. Sekarang bagaimana sikap B ini? Apakah B menghadapi A dengan sikap tak bersahabat atau sebaliknya, yaitu dengan sikap ramah? itu semua bergantung kepada sikap si B.
Sikap hidup adalah perasaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap itu bisa positif, bisa negatif, bisa apatis, atau sikap optimis atau pesimis, bergantung kepada pribadi orang itu dan juga lingkungannya.

5.      Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup berupa sesuatu penggaris yang mungkin dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai rumusan/formula, tetapi juga tak dapat dinyatakan dengan rumusan, sebab di samping :
a.         Orang sulit menyusun perasaan, pikiran dan kejiwaannya.
b.         Juga karena ia sendiri menyadari bahwa mungkin ia dapat berbuat/bertindak yang melanggar prinsip-prinsip yang di katakan.
c.         Dan khawatir kalau-kalau ada kritik besar dan penyelewengan pandangan hidup dari anak-anak atau orang yang dibimbing.

Pandangan hidup adalah juga filsafat hidup. Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta akan kebenaran tentulah bentuk kebenaran yang akan dicapai adalah kebenaran yang dapat diterima oleh siapa saja. Pandangan hidup dimiliki oleh semua orang atau semua golongan. Maka penggolongan yang paling ringan adalah pandangan berdasar :
a.      Beragama, beriman.
b.      Tidak beragama tetapi mengikutiu garis ajaran satu atau lebih dari agama yang ada.
c.       Materialistik dan sekuler.
Pandangan hidup berbeda dengan cita-cita. Cita-cita misalnya :
ü  Ingin punya istri cantik, terpelajar tapi setia.
ü  Ingin punya suami tinggi, tampa (simpatik), pilot dan setia.
ü  Ingin jadi insiyur, dokter atau pilot
ü  Ingin hidup selamat, bahagia alias tidak kekurangan apapun dan sebagainya.
Sedangkan pandangan hidup :
1.    Hidup bahagia, sejahtera.
2.    Hidup sejahtera, penuh kebahagian dan cinta kasih.
3.    Hidup panjang umur untuk sanak kerabat dan dirinya serta bahagia, penuh cinta kasih.


BAB IX
MANUSIA DAN KEGELISAHAN

1.      Kegelisahan dan Sumber-sumbernya
Pada prinsipnya manusia marupakan makhluk yang diarahkan oleh motivasi dan cita-citanya. Hampir semua tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai usaha untuk memuaskan hasrat biologis mereka. Tetapi tujuan itu sering sulit atau bahkan kemungkinan kecil untuk dicapai. Kegelisahan disini diartikan suatu kondisi dimana orang menghadapi halangan atau rintangan dalam mengatasi rintangan tersebut. Pada hakekatnya kegelisahan menunjukan pada motivasi yang terhalang dan dalam keadaan tak terpuaskan.
Banyak orang berfikir bahwa kegelisahan merupakan keadaan yang tak diinginkan. Tetapi para ahli jiwa berfikir bahwa kegelisahan merupakan kondisi hidup manusia atau sebagai kawan akrab yang memberi stimulus kepada tingkah laku manusia. Kegelisahan itu berkaitan dengan beberapa hal diantaranya :
1.      Kegelisahan dan kompleksitas manusia
2.      Kegelisahan dan kondisi lingkungan
3.      Kedaan fisik manusia
4.      Lingkungan sosial
5.      Motif yang bertentangan/ konflik

2.      Makna Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah. Gelisah artinya rasa tidak tentram dihati atau selalu merasa khawatir tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Penyebab kegelisahan dapat pula dikatakan akibat mempunyai kemampuan untuk membaca dunia dan mengetahui misteri kehidupan. Kehidupan ini membuat mereka menjadi gelisah.
Alasan mendasar mengapa manusia gelisah adalah karena manusia memiliki hati dan perasaan. Bentuk kegelisahanya berupa keterasingan, kesepian, dan ketidak pastian. Perasaan perasaan semacam ini silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia. Perasaan seseorang yang sedang gelisah, ialah hatinya tidak tentram, merasa khawatir, cemas, takut, jijik dan sebagainya.
Perasaan cemas menurut Sigmund freud ada tiga macam, yaitu :
1)      Kecemasan obyektif. Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan, seperti anaknya yang belum pulang, orang tua sakit keras, dan sebagainya.
2)   Kecemasan neurotic (saraf). Hal ini timbul akibat pengamatan tentang bahaya dari naluri. Contohnya dalam penyasuaian diri dengan lingkungan, rasa takut yang irrasional semacam fobia, rasa gugup, dan sebagainya.
3)      Kecemasan normal. Hal ini muncul dari emosi diri sendiri seperti perasaan iri, dengki, hasud, dendam, marah, rendah diri, dan sebagainya.

Usaha-usaha mengatasi kegelisahan
      Mengenai mengatasi kegelisahaan inin pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, dan segala kesulitan dapat kita atasi. Dengan ketenangan ini orang yang mengancam kita mungkin akan mengurungkan niatnya.

3.        Makna ketersaingan
Ketersaingan berasal dari kata tersaing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing. Berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata tersaing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain, atau terpencil. Jadi ketersaingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil, atau terpisah dari yang lain.
     Tersaing atau ketersaingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
     Bila kita simpulkan, kedua sebab hidup ketersaingan itu bersumber pada :
1)      Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyrakat. Perbuatan itu antara lain : mencuri, bersikap angkuh, sombong, atau kaku.
2)      Sikap rendah diri. Sikap yang sejenis dengan angkuh atau sombong ialah sikap kaku, pemarah dan suka berkelahi. Sikap seperti itu, sebab takut terjadi konflik batin maupun konflik fisik. Umumnya orang tidak senang akan konflik fisik karena hal itu merupakan perbuatan anak kecil.
Sebab-sebab sikap rendah diri antara lain sebagai berikut :
a.      Keterasingan karena cacat fisik
b.      Ketearsingan karena social ekonomi
c.       Keterasingan karena rendah pendidikan
d.      Keterasingan karena perbuatannya
Usaha-usaha untuk mengatasi keterasingan
            Keterasingan biasanya terjadi karena sikap sombong, angkuh, pemarah, kaku, tapi jua karena rendah diri, perbuatan yang melanggar norma hukum. Pada hakikatnya sikap tersebut untuk mengatasi keterasingan ini perlu kesadaran yang tinggi. Orang yang bersikap disadarkan, karena apa yang mereka lakukan dianggapnya sudah benar semua.

4.      Makna kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya. 
Sebab-sebab terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi pun dapat mengakibatkan kesepian. Yang bersangkutan tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya.

5.      Makna ketidakpastian 
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannnya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah, kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Sebab-sebab terjadinya ketidakpastian :
1.      Obsesi
2.      Phobia
3.      Kompulsi
4.      Hysteria
5.      Delusi
6.      Halusinasi
7.      Keadaan emosi

Dapat disimpulkan bahwa :
Ketikpastiaan berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu pikirannya kacau, tidak dapat berkonsentrasi, bingung, tidak dapat berpikir dengan baik.
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik itu biasanya karena mentalnya terganggu. Gangguan mental itu bermacam-macam tanda-tandanya, misalnya yang tersebut diatas dan sebgainya. Orang yang sedang dilanda tanda-tanda itu pikirannya kacau, tidak dapat berpikir dengan baik. Andaikata bisa berpikir dengan baik, makna waktu cukup  lama.
Untuk mengatasi atau menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu dicari penyebabnya, andaikata telah diketahui penyebabnya tetap masih sakit, penderita perlu diajak pergi atau pergi sendiri ke psikolog.


BAB X
MANUSIA DAN HARAPAN

Setiap manusia memiliki sangat banyak keinginan dan harapan-harapan yang harus di wujudkan. Harapan adalah sesuatu yang ingin di capai pada masa yang akan datang, dengan melakukan berbagai usaha yang dapat mencapaian  harapan tersebut.
1.      Pelbagai Contoh dalam kehidupan
“Mohammad Husni Thamrin” merupakan seorang tokoh pejuang, yang di dalam sebuah buku di ceritakan tentang awal kehidupannya bahwa ketika ia masih kanak-kanak, Ibunya mengharapkan  anaknya agar menjadi anak yang pandai dan dapat memanfaatkan kepandaianya untuk memikirkan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Mengenai kehidupan bersama di sekitar pada masa itu keadaan yang sangat menyedihkan akibat penjajahan serta menunjukan situasi penderitaan.
Harapan sang ibu ternyata terkabul, setelah M.Husni Thamrin menamatkan sekolahnya, ia diterima bekerja sebagai pegawai Pamong Praja. Kemudian  ia berhenti, dan di terima bekerja sebagai karyawan perusahaan perkapalan.
Dengan latar belakang pengalaman hidupnya, M.Husni Thamrin dapat menghayati penderitaan rakyat, maka ia bertekad untuk menghilangkan penderitaan tersebut.
Seperti Ibu dari Muhammad Husni Thamrin, banyak orang tua yang menginginkan anak-anaknya berhasil dan menjadi seorang yang disegani. Seperti, menjadi pegawai.
Mengenai penderitaan, ada contoh lain seperti penderitaan seorang ibu yang akan melahirkan. Rasa sakit saat akan bersalin sering di lukiskan oleh tokoh Ibu sebagai seribu rasa sakit yang berpadu jadi satu dalam satu waktu. Yang di harapkan oleh Ibu adalah anaknya lahir dengan selamat dan sehat. Setelah lahir, Ibu akan memeluk dan menyusui buah hatinya dengan penuh kasih sayang dan rasa syukur.
Penderitaan lainnya seperti penderitaan orang yang sedang sakit, mereka pergi berobat ke dokter hingga bisa sehat kembali. Kemudian penderitaan para pejuang kemerdekaan yang pantang menyerah merebut kemerdekaan walaupun nyawa menjadi taruhannya, penderitaan para mahasiswa yang sedang menimba ilmu dengan pengorbanan waktu,tenaga dan biaya. Serta penderitaan para bujangan dan gadis yang memasuki periode perkembangan jasmani dan rohani tertetu untuk bertemu dengan pujaan hati.
Upaya untuk mewujudkan harapan menimbulkan pemikiran, teori dan hipotesis yang berbeda. Sehingga membentuk beberapa blok dan cara berbeda untuk mewujudkan harapan. Setiap teori untuk mencapai kebahagiaan didukung oleh argumen yang kuat.
Perbedaan-perbedaan itu sering menciptakan penderitaan yang luar biasa bagi umat manusia, seperti  pembunuhan yang terjadi di Asia dan Afrika.
2.      Nilai- Nilai Budaya sebagai Tolok Ukur Harapan
Di dalam suatu sastra terkandung nilai budaya, pada hakikatnya memantapkan harapan seseorang tentang ide mereka yang terwakili di dalam sastra tersebut. Seperti di dalam Sastra Jawa, terdapat nilai budaya berupa Nilai Kejuangan dan semangat pengorbanan. Nilai Kejuangan yang dapat menjadi tolok ukur di harapkan di miliki oleh warga masyarakat, berupa Kesetiaan,kesungguhan, mengutamakan  mengabdi kepada tugas, memberi penghargaan kepada setiap pekerjaan,disiplin dan berwatak pejuang.
Ada pula nilai Kerumah tanggaan yang di harapkan berkembang di dalam setiap rumah tangga ialah di bentuk melalui proses pernikahan menurut agama, hubungan suami dan istri berdasarkan cinta kasih, jati diri yang baik dan benar, hubungan antara orang tua dan anak menurut kewajiban dan hak masing-masing, pembinaan keluarga sejahtera. Nilai-nilai lainnya yang harus di miliki yaitu kemandirian kaum wanita yang suatu saat akan menjadi seorang Ibu, yang harus mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anaknya.
 Terdapat istilah-istilah dalam sastra Jawa mengenai nilai- nilai kejuangan, kerumah tanggaan, dan kemandirian tersebut, yaitu mantep,tenan,taberi (mantap, serius, tekun), Patitis(teliti,cermat), Satuhu (setia), nasiti, ngati ati, merak ati (berencana,berhati-hati,menarik),dan mawa denga lawan watara (penuh perhitungan), serta masih banyak lagi.
Dalam bahasa Jawa “Kudangan” ialah harapan yang terpendam di dalam hati orang tua mengenai masa depan anaknya. Merupakan kristalisasi aspirasi seorang Ayah atau Ibu mengenai sosok kemanusiaan dan kedudukan yang diharapkan pada sang anak. Kudangan dirumuskan berdasarkan perbendaharaan yang hidup di dalam diri dan persepsi mengenai kenyataan yang ada dalam masyarakat.
Pengalaman Bangsa Indonesia yang mengalami perubahan fisik serta mental selama masa penjajahan menyebabkan lahirnya suatu nilai baru yaitu keberanian dan kesedian pengorbanan demi kehormatan bangsa, menimbulkan kudangan untuk menjadi Jendral, prajurit atau tentara, setelah memasuki kemerdekaan.
Mengenai “Manusia Pembangunan” adalah manusia yang atas kemauannya sendiri melakukan tindakan untuk menyempurnakan sesuatu dalam hidupnya yang masih kurang memadai.
3.      Makna Harapan
Harapan (Kata Harap) artinya keinginan agar sesuatu terjadi, hati yang mempunyai harapan atau keinginan, setiap manusia memiliki harapan yang bermacam-macam.
 Jika seseorang putus harapan  berarti ia tidak dapat diharapkan.Untuk mewujudkan harapan harus di sertai usaha yang maksimal, agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Namun, tetap Tuhan yang menentukan hasilnya.
Menurut kodratnya di dalam diri manusia ada 2 dorongan, yaitu dorongan kodrat dan dorongan hidup (kebutuhan). Dorongan kodrat ialah menangis, tertawa,berpikir,berkata, mempunyai keturunan dan bercinta. Sedangkan dorongan hidup beruupa kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani seperti pangan, sandang,papan dan kebutuhan rohani seperti kebahabiaan,kesejahteraan,kepuasan serta hiburan.
Menurut Abraham Malow ada 5 macam kebutuhan sekaligus harapan manusia, yaitu:
1.      Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
2.      Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
3.      Harapan untuk memilki hak dan kewajiban untuk mencintai
4.      Harapan memperoleh status, diterima dan diakui lingkungan
5.      Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita.

4.      Makna Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Semakin besar kewibawaan dan kejujuran seseorang maka makin besar pula kepercayaan orang kepada berita yang ia sampaikan.
 Kepercayaan di dalam agama adalah keyakinan yang paling besar. Keyakinan seseorang di dalam suatu agama harus di hormati. Karena hak atas keyakinan pribadi merupakan dasar dan penghargaan yang di sebut toleransi.
Apakah Kebenaran itu?
Kebenaran  menurut Poedjawiyatna di dalam buku Etika Filsafat Tingkah Laku merupakan Cita-cita orang yang tahu.Maksudnya cita-cita orang yang mengetahui sesuatu yang benar. Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran yang logis. Tidak ada seorangpun yang suka akan kekeliruan, maka orang rela bersusah payah, dan mengeluarkan biaya untuk mencapai kebenaran.
Manusia memiliki bahasa sebagai alat komunikasi dalam pergaulan, yang di rangkai dari kata-kata menjadi suatu kalimat, dengan berbicara tersampaikanlah suatu keputusan yang merupakan hasil pengetahuan. Seperti pengetahuan mengenai segitiga siku-siku.
 Manusia yang bertindak menurut keyakinannya baik dan benar maka dia merupakan manusia susila. Sedangkan manusia yang berkepribadian etis adalah manusia yang dalam tindakannya memilih yang baik dan benar sesuai dengan penerangannya. Jika tidak ada kesesuaian antara putusan dan objek maka ada 2 kemungkinan, yaitu: orang yang mengatakan putusan itu keliru atau orang yang mengutarakan sengaja mengatakan yang tidak sesuai.
Berbagai Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya.
Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan terbagi menjadi:
1.      Kepercayaan kepada diri sendiri
Percaya kepada diri sendiri menganggap diri benar, menang, mampu mengerjakan yang diserahkan dan dipercayakan kepadanya.

2.      Kepercayaan kepada orang lain
Percaya terhadap kata hati, perbuatan yang sesuai dengan kata hati terhadap kebenaran, terhadap ucapan orang lain.

3.      Kepercayaan kepada pemerintah
Percaya kepada pemerintah baik pemerintah di suatu lembaga atau negara, seperti Presiden, Raja, direktur atau menejer.

4.      Kepercayaan kepada Tuhan
Percaya kepada Tuhan sangat penting, karena menghubungkan antara Tuhan dengan manusia. Karena Tuhan selalu menyertai dan memberi pertolongan. Untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, manusia melakukan usaha yang sesuai dengan pribadi, kondisi dan situasi. Usaha yang dapat di lakukan, seperti meningkatkan ketakwaan dengan cara beribadah,meningkatkan pengabdian kepada masyarakat, meningkatkan rasa cinta kepada sesama manusia, mengurangi nafsu pengumpulan harta, menjauhi perasaan negatif.

BAB XI
PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP (PKLH)

1.      Latar Belakang Perlunya PKLH
 Secara umum dapat dikatakan bahwa lingkungan hidup adalah jumlah benda dan kondisi-kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati dan berpengaruh kepada kehidupan kita, termasuk tingkah laku manusia.
Kondisi dapat di artikan sebagai hal-hal yang menyangkut keadaan tingkah laku manusia. Masalah lingkungan hidup di hadapi oleh masyarakat yang hidup bersahaja maupun modern.
Beberapa Informasi:
            Perang Dunia II membawa efek demografis dan masalah-masalah baru menyangkut lingkungan dan sumber-sumber hidup manusia. Meningkatnya kelahiran secara pesat menyebabkan terjadi ledakan penduduk di berbagai negara. Seperti di RRC, banyak anak-anak yang tidak memiliki izin tempat tinggal karena mereka lahir melebihi  jumlah yang di targetkan pemerintah. Sehingga Pemerintah Cina memberlakukan kebijakan pembatasan jumlah anak, seorang wanita hanya boleh mempunyai satu anak.
            Karena jumlah penduduk dunia terus bertambah, maka dibutuhkan tambahan pangan,energi, rumah dan pakaian. Kebutuhan itu diperlukan oleh negara-negara  yang sedang berkembang yang kurang mampu untuk mendukung hal itu. Sehingga lahan di gunakan secara berlebihan untuk memenuhi bebutuhan tersebut, yang mengakibatkan kerusakan lingkungan yang semakin parah. Seperti di Mali, yang menyebabkan Gurun Sahara meluas  ke selatan sampai ratusan kilometer.
            Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan angka ketergantungan yang tinggi. Sehingga hasil pembangunan yang telah tercapai sebagian hanya di gunakan untuk konsumsi penduduk yang tidak produktif. Serta penyebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan pemanfatan sumber daya alam atau SDM tidak  efektif.
            Kualitas penduduk yang rendah tingkat pendidikan, kesehatan dan pendapatan perkapita, akan menjadi hambatan dalam upaya mempercepat laju pembangunan. Beberapa langkah untuk mengatasi kependudukan adalah  program keluarga berncana dan pendidikan kependudukan yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan penduduk yang baik.
Masalah lainnya yaitu semakin maraknya pencemaran lingkungan, seperti pencemaran udara yang berasal dari asap kendaraan dan pabrik-pabrik yang terjadi di kota-kota besar. Pencemaran air yang di sebabkan oleh limbah yang di buang ke sungai atau laut, sehingga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Seperti yang terjadi di Jepang,  terjadi pencemanaran oleh logam kadmium yang di buang ke sungai sehingga memyebabkan timbulnya penyakit “itai-itai” yang mengakibatkan  tulang menjadi rapuh dan patah tulang.
            Penggarapan lahan yang berlebihan dan tidak sesuai aturan dapat menyebabkan tanah menjadi tandus dan kering, sehingga tidak dapat di garap kembali, seperti keadaan    daerah gunung kidul yang dulunya subur kini menjadi tandus karena akibat kegiatan tanam paksa (menanam kopi). Begitu juga kekeringan yang terjadi di Etiopia dikarenakan penggarapan lahan yang berlebihan di samping faktor keadaan iklim.
            Karena pencemaran dan polusi yang demikian hebat, maka para ahli,peneliti dan para menteri dari  berbagai negara berkumpul di Toronto,Kanada pada tahun 1988 untuk membicarakan kekhawatiran bersama naiknya suhu udara di bumi. Serta di bahas mengenai masalah  lapisan ozon di atmosfer yang semakin tipis sehingga menyebabkan sinar ultraviolet bebas masuk ke permukaan bumi, sehingga bisa menyebabkan pengaruh buruk pada mahluk di bumi. Pada manusia berupa kanker kulit, katarak mata,tekananan sistem kekebalan tubuh. Akibat pada yang lainnya seperti turunnya hasil panen dan gangguan terhadap rantai pangan biota laut. Maka, hal ini harus cepat di tanggulangi.
            Dalam GBHN di sebut bahwa Pembangunan Nasional Jangka Panjang di bidang Ekonomi di arahkan antara lain kepada usaha untuk pengaturan pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga berencana serta penyebaran penduduk yang lebih wajar dengan memindahhkan penduduk ke luar Jawa dan Bali (Sekretariat Negara RI,1986 : 113).
            Pelaksanaan pembangunan di bidang ekonomi yaitu kelestarian sumber-sumber alam dan lingkungan hidup manusia untuk generasi selanjutnya perlu mendapat perhatian. Pembangunan di Indonesia adalah pembangunan yang mempertimbangkan faktor kependudukan dan faktor kelestarian lingkungan sehingga pembangunan dapat berlangsung secara berkelanjutan.
2.      Tujuan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)
 Tujuan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup adalah mewujudkan terbinanya kualitas penduduk yang lebih baik. Serta menggunakan disiplin ilmu yang relevan.


Tujuan PKLH secara terperinci yaitu:
1.      Mengembangkan pengetahuan tentang konsep kependudukan dan lingkungan hidup.
2.      Mengembangkan kesadaran terhadap adanya masalah Kependudukan dan limgkungan hidup
3.      Kesadaran untuk mengatasi masalah Kependudukan dan lingkungan hidup
4.      Mengembangkan pengetahuan tentang adanya hubungan timbal balik antara mahluk dan lingkungannya.
5.      Mengembangkan sikap positif terhadap lingkungan hidup.
6.      Mengembangkan keterampilan untuk membina keluarga dan kelestarian lingkungan hidup
7.      Berpartisipasi aktif meningkatkan kualitas penduduk dan kelestarian lingkungan hisdup.

3.      Objek Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Objek yang menjadi kajian PKLH adalah kependudukan dan kelestarian lingkungan hidup, seperti pokok masalah kependudukan dengan parameternya, masalah pencemaran lingkungan, ekonomi mengenai hubungan konsep pertumbuhan dan biaya-biaya sosial, masalah mengenai kerjasama yang mengakibatkan baik buruk nya kondisi lingkungan,serta persepsi manusia terhadap kualitas lingkungan hidup.
Di suatu Seminar Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup di ungkapkan bahwa PKLH mencakup beberapa  disiplin , yaitu:
1.      Ekosistem
2.      Populasi
3.      Ekonomi dan Teknologi
4.      Keputusan yang berkaitan dengan lingkungan
5.      Etika Lingkungan.
Etika lingkungan merupakan rasa menghargai,menghormati lingkungan yang berawal dari rasa cinta terhadap lingkungan dan kesadaran akan peranan keseimbangan dalam lingkuungan hidup.
Bahan kajian PKLH secara garis besar adalah:
1.      Masalah kependudukan dengan segala parameternya
2.      Pencemaran lingkungan
3.      Persepsi manusia terhadap kualitas lingkungan, mengenai pemantauan lingkungan.
4.      Implikasi sosial dan kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup
5.      Etika lingkungan yang menunjang tumbuhnya sikap dan prilaku positif terhadap lingkungan.

4.      Pertumbuhan Penduduk dan Kelestarian Lingkungan Hidup
1.      Masalah Lingkungan
Bumi dan isinya merupakan anugerah yang harus di jaga kelestariannya. Lingkungan hidup dapat berfungsi dengan baik apabila di manfaatkan dengan bijak dan benar. Untuk dapat mengolah lingkungan hidup, manusia di beri Tuhan berupa akal dan budi yang luar biasa sehingga dapat di gunakan untuk mengolah lingkungannya ke arah yang lebih maju.
2.      Pengertian Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar tempat hidup atau tempat tinggal kita. Ilmu yang mempelajari khusus mengenai tempat tinggal adalah ekologi. Lingkungan terdiri dari Lingkungan Hidup (biotik) dan Lingkungan tak hidup (abiotik).

3.      Kelestarian Lingkungan
Dalam setiap lingkungan hidup antara komponen satu dengan yang lainnya saling terkait dan ketergantungan. Ketergantungan yang tampak hanya yaitu pada rantai makanan. Keterkaitan ini adalah antara produsen dan konsumen, seperti rumput dimakan kambing, kambing di makan harimau.
Dalam melestarikan lingkungan hidup, sering kali manusia mengabaikan keseimbangan alam.

4.      Peranan Manusia Dalam Lingkungan Hidup
  Seperti saat bertani, supaya panen padi melimpah maka hama harus di basmi dengan memberi racun hama, sehingga hama seperti tikus, wereng banyak mati, yang juga perpengaruh pada populasi pemakan hama tersebut. Dengan di basminya hama tersebut, menyebabkan berkurangnya saingan manusia. Populasi manusia yang semakin banyak ternyata dapat menjadi ancaman kesejahteraan manusia itu sendiri.

5.      Pertumbuhan Penduduk dan Sumber Alam.
 Sumber Alam adalah semua kekayaan alam, berupa mahluk hidup dan benda-benda mati yang dimiliki oleh suatu tenpat yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Sumber alam terbagi atas Sumber alam Biotik (hidup) dan Sumber Alam Abiotik (tak hidup). Sumber alam biotik dapat di perbaharui, contohnya: hewan dan tumbuhan. Sumber alam abiotik tak dapat diperbaharui, seperti minyak bumi dan batu bara. Dalam memanfaatkan kedua suumber alam ini tergantung pada kebijakan manusia.

6.      Pemanfaatan Sumber-Sumber Alam.
Dengan akal serta budi manusia memungkinkan timbulnya Ilmu pengetahuan, teknologi yang dapat di gunakan untuk mengolah sumber-sumber alam sehingga menghasilkan manfaat dan kesejahteraan manusia dan lingkungannya.
Sumber alam Abiotik
1.      Tanah, dengan adanya ilmu dan teknologi dapat menghasilkan manfaat berlipat danga dari tanah. Seperti hasil panen yang melimpah.
2.      Air, merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Baik air tawar maupun air asin dapat di manfaatkan untuk kehidupan manusia dan mahluk lainnya.
3.      Hutan
4.      Pertambangan
Hasil pertambangan sangat bermanfaat bagi kelancaran dan kemakmuran manuusia,  seperti minyak bumi untuk bahan bakar kendaraan, gas bumi untuk penerangan, batu bara untuk industri dan penerangan.
                        C. Tambang-Tambang Lainnya
Hasil tambang di  Indonesia sangat melimpah, seperti besi,mangan, emas, perak, nikel, timah, tembaga, platina dan lainnya. Dengan menggali dan mengolahnya, manusia dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Tetapi sifat manusia yang ti dak pernah puas, kadang melakukan sesuatu secara berlebihan sehingga dapat merugikan orang lain dan merusak lingkungan.
7.      Pertumbuhan Penduduk dan Terjadinya Polusi
Polusi atau pencemaran adalah suatu keadaan atau kondisi suatu habitat tidak murni lagi,di karenakan  pengaruh terhadap habitat itu. Salah satu penyebab polusi adalah laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat.
Pencemaran-pencemaran Lingkungan sebagai berikut:
1.      Pencemaran Tanah
 disebabkan oleh banyaknya sampah yang pengelolaan nya kurang baik, penggunaan pupuk terlalu banyak yang tidak sesuai aturan pemakaian.
2.      Pencemaran Udara
Disebabkan oleh asap yang dihasilkan pabrik dan kendaraan, dari asap tersebut menimbulkan banyak gas-gas beracun yang membahayakan kesehatan.
3.      Pencemaran Air
Pencemaran dapat di sebabkan oleh masuknya limbah ke dalam air, seperti ke sungai,danau dan laut. Limbah bisa berupa zat-zat kimia dari pengolahan pabrik dan rumah tangga.
Untuk menghindari semakin parahnya polusi, seharusnya manusia depat menggunakan alat atau bahan kimia dengan bijaksana, tidak berlebihan dan membuang sisa kotoran pada tempat yang tepat, sehingga lingkungan tetap terjaga kelestarian dan keindahannya. Serta pemerintah telah mengatur bagi orang yang akan mendirikan industri agat meminta izin terlebih dahulu, supaya penerapan industri dapat di atur sesuai dengan peraturan, sehingga tidak menimbulkan polusi.

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com