BAB I
ORIENTASI UMUM
PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR DAN RUANG LINGKUP
KAJIAN
ILMU BUDAYA DASAR
Ilmu budaya dasar adalah suatu pengetahuan
yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan
pengertian pengertian dari berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong
dalam pengetahuan budaya.
Adapun tujuannnya
adalah :
1. Mengusahakan
kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya sehingga mereka akan lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru terutama dengan lingkungan kerja
mereka.
2. Memberi
kesempata bagi mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka tentang
masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan – persoalan yang meyangkut kedua hal tersebut.
3. Sebagai calon
pemimpin bangsa dan negara, serta ahli dalam bidang disiplin masing – masing
dikehendaki agar mereka jangan jatuh kedalam sifat – sifat kedaerahan dan
pengotakan disiplin yang tepat.
4.Berusaha
menjembatani akademisi kita, agar lebih dapat berdialog satu sama lain, dengan
memiliki bekal yang sama diharapkan agar para akademisi dapat lebih lancar
berkomunikasi.
RUANG LINGKUP
KAJIAN
Ada dua masalah yang bisa dipakai
sebagai bahan pertimbangan untuk mempertimbangkan ruang lingkup kajian mata
kuliah ilmu budaya dasar.
1.berbagai aspek
kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya
yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (pengetahuan
humanitis), baik dari segi masing – masing keahlian (disiplin) di dalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antara bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.
2. Hakikat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing – masing zaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi
lingkungan alam, sosial budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan –
kesamaan, akan tetapi ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam,
sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan,
pikiran dan persamaan, tingkah laku, Dan kelakuan mereka.
Menilik masalah pokok yang biasa
terjadi dalam mata kuliah ILMU BUDAYA DASAR tersebut diatas, Nampak dengan
jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian manusia tidak
saja sebagai subjek akan tetapi sekaligus objek kajian bagaimana hubungan
manusia degngan alam, sesama manusia, dirinya sendiri, nilai – nilai manusia
dan bagaimana pula hubungan manusia dengan tuhan menjadi sentral dalam ILMU
BUDAYA DASAR.
ILMU
ALAMIAH DASAR (IAD), ILMU SOSIAL DASAR (ISD), ILMU BUDAYA DASAR (ISD)
Biasanya yang
termasuk IAD adalah : Fisika, Kimia, Astronomi, Geologi, Meteorologi dan
Biologi.
Lima yang
terdahulu mewujudkan ilmu – ilmu fisis, dan yang terakhir ilmu biotis (Zologi,
Fitologi, Fisiologi manusia)
ISD meliputi dua
kelompok utama : studi manusia dan masyarakat dan studi lembaga – lembaga
sosial. Seperti psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi, dan politik.
IBD biasanya
dibagi atas tiga kelompok, pertama seni : sastra, musik, seni rupa, seni tari,
dan pidato. Kedua: Sejarah ketiga: agama dan filsafat
ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI KOMPONEN MATA KULIAH
DASAR UMUM
Hakikat pembangunan nasional adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat
Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu meningkatkan
harkat dan martabat manusia. Menumbuhkan sikap hidup yang seimbang, serasi,
berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta integritas sosial yang tinggi.
Manusia yang takwa kepada tuhan yang maha esa.
Oleh karena itu IBD perlu bagi
setiap mahasiswa. Sehingga perlu mempelajarinya. IBD juga dimasukkan ke dalam
satu mata kuliah dasar umum (MKDU) yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa di
perguruan tinggi.
Tujuannya ialah
untuk membentuk manusia yang :
1. Takwa kepada
tuhan YME, Bersikap dan bertindak sesuai agamanya, dan memiliki tenggang rasa
terhadap pemeluk agama lain.
2. Berjiwa
pancasila, sehingga segala keputusan dan tindakannya mencerminkan pengamalan
nilai – nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang
mendahului kepentingan nasional dan kemanusian sebagai sarjana Indonesia.
3. Memiliki
wawasan kehidupan yang luas dalam kehidupan bermasyarakat
4. Memiliki
wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan
baik sosial , ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.
HUBUNGAN IBD DENGAN ILMU – ILMU EKSAK
Pengetahuan budaya dasar itu
berkaitan sekali dengan ilmu – ilmu teknik, justru teknologi itu adalah hasil
dari busaya manusia. Karena itu tidak mengherankan, jika karya budaya itu
menuntut kekuatan, keindahan, kepraktisan dan sebagainya. Hal itu dapat kita
perhatikan pada hasil yang berbentuk bangunan – bangunan, seperti bangunan
rumah, bangunan jembatan, motor, robot, dan lain sebagainya.
HUBUNGAN IBD DENGAN ILMU – ILMU PERTANIAN
Sesuai dengan hubungan IBD dengan ilmu – ilmu
teknologi, maka hubungan IBD dengan ilmu – ilmu pertanian juga sama.
Hasil kesadaran budi manusia
berkaitan erat dengan ilmu – ilmu pertanian. Hal itu sejak masyarakat kita
bersifat agraris. Berperhatian pada tanah sebagai fokusnya, Pada tanam –
tanaman, Pada hama dan penyakitnya dan berperhatian kepada perekonomiannya dan
seterusnya.
Bahasan mengenai tanam – tanaman pun
sering menjadi masalah yang rumit untuk diatasi. Hal itu terasa sekali ketika
kita akan mengubah tanaman padi jenis wulu dengan tanaman padi jenis PB.
Begitulah pula bagaimana cara kita menjelaskan untuk dapat izin menanam jenis
tanaman tertentu dicampur dengan tanaman lain yang berguna, tetapi tidak
merugikan tanaman yang pokok.
Jelas tidak benar jika para budayawan akan
mencapai tujuannya itu dengan cara melawan adat. Disinilah para budayawan
pertanian berperan sekali untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam
pengembangan disektor pertanian. Untuk meningkatkan pengembangan itu para ahli
yang berbudaya selalu menghasilkan penelitiannya terhadap tanam - tanaman. Yang
cocok dengan tanah kita.
HUBUNGAN IBD DENGAN ILMU KEDOKTERAN
Sejak dengan ilmu – ilmu kedokteran
yang sifatnya lebih kearah manusia. Maka sudah jelas kiranya bahwa pengetahuan
budaya yang berkaitan dengan hasil kesadaran manusia akan parallel dengan ilmu
– ilmu kedokteran.
Segala penalaran dokter sebagai
manusia akan sama dengan penalaran budi manusia. Ilmu kedokteran yang selalu
memikirkan jasmani dan rohani manusia akan selalu dituntut oleh keadaan
lingkungan masyarakat. Salah pikir dari seorang dokter berarti akan
bertentangan dengan hati nurani manusia yang melekat dalam pribadi sang dokter.
Sebaliknya kesuksesan dokter akan selalu menjunjung tinggi dan mengangkat nama
harumnya. Karena segala kesuksesan itu tentu dilandasi oleh budi manusia secara
sadar.
Justru karena itulah, fakultas
kedokteran akan selalu parallel dan tidak akan seimbang dengan penalaran
manusia.
Contoh – contoh
kehidupan sang dokter, mereka tidak akan pilih kasih menghadapi pasiennya. Sang
dokter akan puas sekali, jika ia mampu menyembuhkan pasiennya yang mungkin
sekali ia akan sudah tak tertolong menurut perhitungan ilmiah.
KONSEP ILMU DASAR DAN FILSAFAT
Filsafat (bahasa indonesia) dari
kata PHILOO (yunani) berarti mencintai dan SOPHIA (yunani) berarti
kebijaksanaan. Secara riil filsafat berarti pengetahuan dari segala sesuatu,
tentang sebab - sebab yang sedalam – dalamnya tercapai dengan budi.
BEDA FILSAFAT DENGAN PENGETAHUAN LAIN
Filsafat / Filosofi mempunyai objek
material yang sama dengan jenis pengetahuan keturunan phisycal sciences
(Fisika, Biologi, Dll) tetapi yang dikaji tidak sama (Berbeda). Filosofi
memandang atau mengkaji sebab – sebab yang sedalam – dalamnya. Sedangkan pada
pengetahuan lain tersebut dalam memandang objek formal tidak begitu dalam. Jika
pengetahuan lain tadi sudah sampai batasnya, Pada filosofi baru mulai. Jika
dibandingkan dengan theology (pengetahuan ketuhanan) objeknya kadang kadang
sama tapi cara memandangnya yang berbeda. Theologi memandang dengan melalui
wahyu sedangkan filsafat melalui budi murni.
PEMBAGIAN
FILSAFAT :
Filsafat teoritis
(spekulatif) yang terdiri dari :
a. Metafisika
umum = Ontologi (Ilmu yang berhubungan
dengan hakikat hidup manusia)
b. Metafisika
khusus
1) Kosmologi (Ilmu kejadian alam)
2) Psikologi (Ilmu yang berkaitan dengan proses mental normal / abnormal)
3) Teodice (Teologi)
Filsafat praktis
(Buat pegangan kerja)
a. Logika (Tentang pemikiran)
b. Moral (Tentang kemanusiaan)
Filsafat teoritis terus menambah
pengetahuan yang mengutamakan teoritis namun dapat dilanjutkan dengan praktek.
Sedangkan filosofi praktek itu mengutamakan prakteknya seperti bagaimana kita
menggunakan pikiran dan kehendak dengan benar. Maka dari itu filosofi teoritis
digunakan sebagai bahan pengetahuan praktek hidup.
DIsamping tinjauan filosofi dalam
bentuk teoritis dan praktik, ada tinjauan filosofi dari segi sejarah dan
sistematika. Tinjauan sejarah ini mengikuti perkembangan sejarah dari satu
zaman beralih kezaman berikutnya, dari satu daerah kedaerah lainnya, maka dari
itu ada filsafat tiongkok, india barat, yunani, jaman abad tengah, jaman batu
dan jaman modern.
Sedangkan
tinjauan dari sistem tertentu (sistematik) ialah :
1. Tinjauan yang
memetingkan hakikat, objek segala sesuatu dan jenis ini dikenal sebagai
metafisika.
2. Filsafat logika
yaitu dalam mendasarkan sesuatu berdasarkan akal.
3. Filsafat
mengenal yaitu dalam meninjau segala sesuatu itu dari prosesnya, kita menyadari
barang sesuatu itu dipikirkan dan direnungkan.
4. Filsafat ilmu
pengetahuan yaitu dalam menghadapi sesuatu dicari sebab – sebabnya, menguasai
hokum – hukumnya, kebiasaannya, pedomannya.
5. Filsafat alam
kodrat
6. Filsafat
kebudayaan itu merenungkandan mengkaji kebudayaan hasil pengolohan manusia.
7. Filsafat
sejarah
8. Estetika yaitu
mengenai baik buruknya, melalui rasa, rasa -
rasa keindahan, harmoni manusia dengan sekitarnya.
9. filsafat
antropologi yaitu meninjau tentang manusia itu apa, hakikatnya bagaimana, apa
sebab manusia dapat menampak, bahagia atau tidak dan sebagainya
BAB II
MASALAH KEBUDAYAAN
PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
Kebudayaan (culture) bahasa inggris
berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan terutama mengolah
tanah atau bertani.
Budaya adalah daya dari budi yang
berupa cipta, karsa dan rasa. Dan kebudayaan adalah hasil dari cipta karsa dan
rasa tersebut.
Hasil buah budi
(budaya) manusia itu dapat kita bagi menjadi dua macam :
1. Kebudayaan
material (lahir) , yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya : rumah ,
gedung, alat – alat, senjata, mesin – mesin, pakaian dan sebagainya.
2. Kebudayaan
immaterial (spiritual = batin) yaitu kebudayaan, adat – istiadat, bahasa, ilmu
pengetahuan dan sebagainya.
KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
Peradaban berasal dari kata adab
yang artinya kesopanan, kehormatan, budi bahasa, etiket, dan sebagainya.
Lawannya yaitu biadab = kasar, kurang ajar, tidak tahu pergaulan dll.
Menurut ahli antropologi dee haan,
peradaban diperlawankan dengan kebudayaan. Peradaban adalah seluruh kehidupan
sosial, politik, ekonomi dan ilmu teknik. Jadi semua bidang kehidupan untuk
kegunaan praktis. Sedangkan kebudayaan adalah semua yang berasal dari hasrat
dan gairah yang lebih tinggi dan murni yang berada diatas tujuan praktis dalam
hubungan masyarakat. Misalnya music, puisi, etik, agama, ilmu filsafat dll.
Jadi lapisan atas adalah kebudayaan dan lapisan bawah adalah peradaban.
PENGABURAN PERADABAN DAN KEBUDAYAAN
Pada masa sekarang kedua istilah ini
boleh dikatakan kabur dalam pemakaiannya. Pengertian yang umum dipakai yaitu
bahwa peradaban adalah bagian dari kebudayaan yang bertujuan untuk meudahkan
dan mensejahterakan hidup.
Misalnya :
1. Ilmu teknik
yang melahirkan alat – alat atau mesin – mesin untuk mempraktiskan, memberi
comfort pada manusia.
2. Auto mobil
sebagai pengganti pikulan, memberi comfort.
3. Pulpen sebagai
pengganti bulu , memberi comfort dan sebagainya.
Wujud kebudayaan
dan unsur – unsurnya
Prof. Dr.
koentjoroningrat menguraikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Wujud
kebudayaan sebagai kompleks dari ide – ide, gagasan, nilai – nilai, norma –
norma, peraturan, dan sebagainya.
2. Wujud
kebudayaan sebagai salah satu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
3. Wujud
kebudayaan sebagai benda – benda hasil karya manusia
Adapun unsur
kebudayaan yang bersifat universal yang dapat kita sebut sebagai isi pokok tiap
kebudayaan didunia ini, ialah :
1. Peralatan dan
perlengkapan hidup manusia sehari – hari. Misalnya pakaian, perumahan, alat –
alat rumah tangga.
2. Sistem mata
pencaharian dan sistem ekonomi. Misalnya pertanian, peternakan, sistem
produksi.
3. Sistem
kemasyarakatan. Misalnya kekerabatan, sistem perkawinan, sistem perkawinan.
4. Bahasa sebagai
media komunikasi, baik lisan maupun tulis
5. Ilmu
pengetahuan
6. Kesenian.
Misalnya seni suara, seni rupa, seni gerak.
7. Sistem religi.
Masing masing unsur budaya universal
ini pasti menjelma kedalam ketiga wujud budaya tersebut diatas, yaitu wujud
budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan unsur budaya fisik.
Perlu dimengerti bahwa bukan hanya
sekedar merupakan jumlah dari unsur – unsur saja. Melainkan merupakan
keseluruhan dari unsur – unsur tersebut yang saling berkaitan erat (integrasi)
yang membentuk kesatuan yang harmonis. Masing – masing unsur saling
mempengaruhi secara timbal balik apabila terjadi salah satu perubahan pada
suatu unsur, maka akan menimbulkan perubahan pada unsur yang lain pula.
Contohnya :
Modernisasi di bidang pertanian.
Misalnya dalam bentuk mekanisasi akan membawa perubahan pada masyarakat desa.
Alat mesin pertanian akan mengganti peranan hewan lembu dan alat – alat
tradisional (bajak, cangkul,sabit). Disamping itu juga bisa menghambat sikap
gotog royong dan menghilangkan berbagai macam upacara tradisional. Misalkan
sesaji kepada dewi sri, bersih desa, selametan dan sebagainya. Dengan faktor
itu bisa terjadi pengangguran dan kegoncangan dalam masyarakat.
HUBUNGAN MANUSIA, MASYARAKAT, KEBUDAYAAN
Masyarakat tidak dapat dipisahkan
dari pada manusia, karena hanya manusia saja yang hidup bermasyarakat yaitu hidup
bersama – sama dengan manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung
kewajiban dan hak. Sebaiknya manusiapun tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.
Seorang manusia yang tidak pernah
mengalami hidup bermasyarakat tidak dapat menunaikan bakat – bakat manusianya
yaitu mencapai kebudayaan. Dengan kata lain, dimana prang hidup bermasyarakat,
pasti akan timbul kebudayaan.
PENGARUH BARAT DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
Pertemuan dengan bangsa – bangsa
eropa telah memperkenalkan kepada kita unsur – unsur budaya seperti : Iptek,
sistem sosial ekonomi, peralatan, bahasa, kesenia, dan agama keristen.
Disamping itu mereka juga memperkenalkan huruf dan tulisan.
Sistem pengetahuan dan teknologi
ekonomi barat telah mampu memecahkan problema sosial masyarakat di eropa.
Demikian juga hal yang sama pasti bisa kita terapkan kepada masyarakat kita.
Masyarakat Indonesia yang sudah ditakdirkan hidup di tengah alam yang berlimpah
ini. Agaknya telah terbuai oleh karunia tersebut. Ungkapan – ungkapan
tradisional jawa agaknya bisa menggambarkan situasi itu.
“Ana dina Ana upa “ “Ada hari ada nasi”
“Akeh anak akeh rejekine” “Banyak anak banyak rejeki”
Masyarakat yang sudah dimanja oleh
alam, akan lemah dalam juangnya, bila suatu saat menghadapi situasi yang sukar
dan gawat, karena tidak terlatih untuk menghadapi tantangan. Dalam kenyataan
dewasa ini jelas alam kita tidak lagi begitu bermurah dan bermanfaat bagi
manusia Indonesia. Berbeda situasinya dengan dahulu kala. Kepadatan penduduk
dan tidak baiknya proses eksploitasi alam menyebabkan ketimpangan –
ketimpangan. menghadapi kenyataan ini tidak bisa tidak kita harus berani
melepaskan diri dari buaian yang menjerumuskan itu, dan bangkit untuk
menaklukkan alam, demi mempertahankan hidup.
Cara satu – satunya adalah meguasai
teknologi modern itu. Metode tradisional sudah ditinggalkan karena tidak
relavandan tidak mampu lagi memecahkan masalah kehidupan sosial ekonomi yang
emakin menekan ini.
KEBUDAYAAN NASIONAL INDONESIA
Kebudayaan nasional adalah berupa
puncak dari budaya suku yang menghuni bumi nusantara ini.
Menurut sejarah perkembangan
kebudayaan Indonesia sebagaimana telah terpapar dimuka, Nampak jelas betapa
heterogenitas bangsa Indonesia ini. Berbagai macam ras yang datang. Gelombang
demi gelombang diikuti pula dengan pencampur bauran darah antara penduduk
setempat maka makin memantapkan keragaman tersebut. Isolasi geografis dan
sistem ekonomi juga berpengaruh.
Bila kita amati lebih lanjut, akan
Nampak bahwa dari perbedaan itu akan Nampak adanya kesamaan. Kesamaan yang bisa
diterima dan dihayati oleh seluruh bangsa Indonesia secara nasional. Inilah
yang dimaksud kebudayaan nasional itu. Sesuatu yang sudah diterima menjadi
milik nasional.
Misalnya :
-Pancasila
-UUD 1945
-Sumpah pemuda 28
oktober 1928
-Bendera merah
putih, Lagu Indonesia raya, Burung garuda
-Bahasa Indonesia
-Percaya pada roh
nenek moyang
-Sikap ramah dan
gotong royong
-Modernisasi dan
pembangunan
KEBUDAYAAN DAN AGAMA
Agama sumbernya adalah wahyu dari
tuahn sedangkan kebudayaan sumbernya dari manusia. Jadi agama tidak dapat
dimasukkan ke dalam lingkungan kebudayaan. Selama manusia menganggap bahwa
tuhan tidak dapat dimasukkan ke dalam hasil cipta manusia.
Orang – orang atheis umumnya
beranggapan bahwa tuhan adalah ciptaan manusia yang timbul dari perasaan takutnya.
Semuanya bersumber pada materi. Jadi tuhan juda hasil perkembangan perpautan
materi – materi akal manusia. Oleh golongan ini agama di pandang sebagai cabang
kebudayaan karena agama merupakan cara berpikir dan merasa dalam kehidupan.
Suatu kesatuan sosial mengenai hubungan dengan yang maha kuasa. Agama ini dapat
diidtilahkan “agama budaya” seperti animisme, dinamisme, naturalism,
spiritualisme, konghucu, sinto, hindu, budha.
AGAMA ISLAM SEBAGAI SUMBER KEBUDAYAAN
Untuk memberi gambaran bahwa islam
itu agama yang lengkap sebagai sumber kebudayaan dapatlah dibuktikan bahwa isi
alquran itu meliputi segala persoalan hidup dan kehidupan. Diantaranya:
1. Dasar dasar
kepercayaan dan ideology
2. Hikmah dan
filsafat
3. Budi pekerti,
kesenian dan kesusteraan
4. Sejarah umat
dan biografi nabi – nabi
5. Undang –
undang masyarakat
6. Kenegaraan dan
pemerintah
7. Kemiliteran
dan undang – undang perang
8. Hukum perdata
(Mu’amalat)
9. Hukum pidana
(Jinayat
10.Undang –
undang alam dan tabiat
Mengenai kebudayaan, Bnagsa bangsa
mana yang lebih tinggi, tidak ada perbedaan dalam islam. Bagi islam ketinggian
itu hanya di dalam takwanya kepada tuhan.
BAB III
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Dalam
kamus umum bahasa Indonesia, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang,
perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam
kasih sayang ini sadar atau tidak dari masing – masing pihak dituntut tanggung
jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Jika salah
satu unsur kasih sayang hilang, misalnya tanggung jawab, maka retaklah rumah
tangga itu. Kasih sayng yang tidak disertai kejujuran, akan terancam
kebahagiaan rumah tangga itu.
Dapat
disimpulkan bahwa kasih sayang dialami oleh setiap manusia, karena kasih sayang
merupakan bagian hidup manusia. Sejak lahir anak telah mengenal kasih sayang,
meskipun ada pula kelahiran anak tidak diharapkan, umumnya bukan lahir karena
kasih sayang . Kasih sayang yang berlebihan cenderung berupa pemanjaan.
Pemanjaan anak cenderung kurang baik, karena anak yang terlalu dimanjakan
umumnya akan menjadi sombong, pemboros, tidak saleh, dan tidak menghormati
orang tua.
KASIH SAYANG DALAM KELUARGA
Bila
percintaan pria dan wanita diakhiri dengan perkawinan. Maka didalam kehidupan
berumah tangga, keluarga ini akan menemukan kebahagiaan mereka. Cinta yang
semula hanya terbatas pada muda – mudi. Kini berkembang dengan kasih sayang
terhadap si buyung mungil.
Zaman
sekarang ini banyak orang merasakan bahwa kebahagiaan itu adalah suatu keadaan
abstrak yang sulit dicapai. Sebetulnya masih ada banyak jalan untuk menemukan
kebahagiaan atau setidaknya untuk mengurangi pukulan badai kehidupan. Memang
seringkali manusia tidak dapat lolos darikesulitan ekonomi dan sosial. Namun
dengan membangun kasih sayang yang erat dalam keluarga maka setidaknya kita
mempunyai suatu tempat damai dan teduh ditengah kemerlutnya persoalan hidup.
MAKNA KEMESRAAN
Kemesraan
pada dasarnya merupakan perwujudan kasih yang telah mendalam. Kemesraan adalah
hubungan akrab antara pria dan wanita atau suami – istri. Kemesraan merupakan
bagian hidup manusia. Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai kasus
kemesraan. Kemesraan dapat membangkitkan daya kreatifitas manusia untuk menciptakan
atau menikmati seni budaya, seni sastra, seni musik, seni tari, seni lukis, dan
sebagainya.
MAKNA PEMUJAAN
Pemujaan
adalah perwujudan cinta manusia kepada tuhan. Kecintaan manusia kepada tuhan
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini, dikarenakan pemujaan
kepada tuhan adalah inti, nilai, dan makna kehidupan, yang sebenarnya. Penyebab
hal itu terjadi adalah karena tuhan pencipta alam semesta.
a. cara pemujaan
Dalam
kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan
kondisi, dan situasi. Sembah yang dirumah, dimasjid, di gereja, di pura. Bahkan
di tempat tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan
kepada tuhan atau yang dianggap tuhan. Oleh karena itu, penujaan – pemujaan itu
sebenarnya karena manusiaingin berkomunikasi dengan tuhannya. Hal itu berarti
manusiamemohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan
kebijaksanaan, agar ditunjukan jalan yang benar, dan lain – lain.
b. Tempat pemujaan
Masjid,
gereja, candi, pura, dan lain – lain lagi adalah tempat manusia berkomunikasi
dengan tuhannya atau yang dianggap tuhan. Di tempat itu dianggap tuhannya
“berada” karena itu orang islam menganggap masjid “rumah allah” maka wajarlah
tempa – tempat itu dibuat sebagus mungkin, sesuai dengan kemampuan masing –
masing. Dan karena tempat itu dianggap suci, maka tidak pantas dan wajar jika
tempat itu digunakan untuk segala keperluan, kecuali keperluan untuk
membesarkan nama allah.
Apabila
masyarakat berhasil membangun tempat memuja, tempat manusia berkomunikasi
dengan tuhan atau yang dianggap tuhan sebesar dan seindah mungkin, maka
banggalah masyarakat itu. Kebanggaan itu adalh kepuasan batinnya akan
kemaksilmalaan cintanya, pengabdiannya kepada tuhan.
c.seni sebagai manifestasi pemujaan
Cinta
menimbulkan daya kreatifitas pencintanya. Kreatifitas adalah mencipta. Dalam
seni pahat banyak kita jumpai arca – arca yang menggambarkan dewa – dewa atau
sesuatu yang dipuja. Sudah tentu tinggi rendahnya hasil seni itu bergantung
kepada kemampuan menciptannya.
Seni
taripun ada juga yang bersifat mengagungkan tuahan. Misalnya tari sanghyang
dadari dan tari sanghyang jaran dibali adalah tarian bersifat agama. Tari
tersebut hanya boleh ditonton oleh sedikit orang dan ditarikan pada waktu dini
hari dan tidak sembarang waktu.
MAKNA BELAS KASIHAN
Menurut yohanes cinta dibagi menjadi 3 macam
1. Cinta manusia kepada tuhan (cinta agape)
2. Cinta kepada ayah, ibu, saudara (cinta
philia)
3. Cinta antara pria dan wanita (Cinta eros /
amor)
Cinta
eros = Cinta antara kodrat laki –
laki dan perempuan
Cinta
amor = Cinta karena unsur – unsur
yang sulit dinalar
Ex
: perempuan cantik mencintai dan mau dinikahi oleh pria jelek.
4. Cinta kepada tanah air
5. Cinta sesama = cinta karena penderitaan
(Belas kasihan)
Misalkan kasihan kepada orang tua, orang yang
sakit – sakitan, yatim, piatu, penyakit yang diderita. Dll
CINTA KASIH EROTIS
Adalah
kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya.
Biasanya bersifat eksklusif, bukan universal, cinta kasih yang tidak dapat
dipercaya.
BAB IV
MANUSIA
DAN KEINDAHAN
Makna
Keindahan
Keindahan
adalah identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran
adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai
daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tak
indah. Karena itu tiruan lukisan monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak
benar.
Keindahan
juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu
dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
a.
Apakah keindahan itu ?
berbicara tentang keindahan mau tak
mau kita harus menengok jauh kebelakang yaitu ke jaman yunani kuno, abad ke-18.
Pada saat itu pengertian keindahan telah dipelajari oleh para filsuf. Menurut
the Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (filsafat keindahan) dalam
bahasa Inggrisnyakeindahan itu diterjemahkan “beautifull”, perancis “beau”,
italia dan spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa latin “bellum”.
Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk
pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “
bellum”.
Menurut
cakupannya orang harus membedakan antara kein dahan sebagai suatu kualitas
abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk membedakan ini
dalam bahasa Inggris sering digunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the
beautiful” (benda atau hal yang indah). Dalam pembahasan filsafat kedua
pengertian itu kadang-kadang dicampur adukkan saja. Selain itu menurut luasnya
dibedakan pengertian : 1. Keindahan dalam arti luas. 2. Keindahan dalam arti
estetik murni. 3. Keindahan dalam artiterbatas dalam hubungannnya dengan
penglihatan.
1. Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan,
bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya
Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Plotinus
mengatakan tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunani
berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah.
Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam Arti estetik
disebutnya “symmetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya pada
seni pahat dan arsitektur) dan “harmonia” untuk keindahan berdasarkan
pendengaran musik.
Jadi
pengertian yang seluas-luasnya meliputi :
-
Keindahan seni
-
Keindahan alam
-
Keindahan moral
-
Keindahan
intelektual
2. keindahan dalam arti estetik murni menyangkut
pengalaman estetik seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. keindahan dalam arti yang terbatas
mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda
yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Dalam
pembagian dan pembedaan terhadap keindahan tersebut di atas masih belum jelas
apakah sesungguhnya keindahan itu. ini memang persoalan filsafati yang
jawabannya beraneka ragam. Salah satu jawaban ialah mencari ciri-ciri umum yang
ada pada semua benda atau kualitas hakiki atau dengan pengertian keindahan.
Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas pokok tertentu yang
terdapat pada suatu hal. Kualitas yang paling sering disebut adalah kesatuan
(unity), keseimbangan(balance), dan kebalikan (contrast).
Dari
ciri-ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada
pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
Filsuf
seni dewasa ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat
antara penerapan-penerapan indera ( beauty is unity of formal realitions of our
sense perceptions).
b.
Nilai estetik
Dalam
rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian
keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral,
nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan
segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Masalah
sekarang ialah apakah nilai estetik itu ? dalam bidang filsafat, istilah nilai
seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhagaan
(worth) atau kebaikan (goodness). Dalam “Dictionary of sociology and Related
Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut :
“The believed capacity of any object to
saticgy a human desire. The quality of any object which causes it be of
interest to an individual or a group” (kemampuan yang dianggap ada pada suatu
benda yang dapat memuaskan keinginan manusia; sifat dari suatu benda yang
menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Hal
itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata relita psikologi yang harus
dibedakan secara tegas dari kegunaan karena terdapat dalam jiwa manusia dan
bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada
sesuatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Nilai
ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya (‘instrumental/contributory value”), yakni nilai yang
bersifat sebagai alat untuk membantu. Nilai intrinsik adalah sifat baik dari
benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, atau pun demi kepentingan
benda itu sendiri.
Contoh
:
1. puisi, bentuk puisi yang terdiri dari
bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan
pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat,benda) puisi itu
disebut nilai intrinsik.
2. Tari, tarian damarwulan – Minakjinggo suatu
tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan
gerak-geriknya adalah tari perang antara Damarwulan-Minakjinggo merupakan nilai
ekstrinsik. Sedang pesan yang disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan
melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.
c.
Apa sebab manusia mencipta keindahan ?
keindahan
itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa
keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu wajar, tidak berlebihan tidak pula
kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya, justru
tidak indah, karena akan ada ucapan “lebih cantik dari warna aslinya”. Bila ada
pemakaian drama yang berlebih-lebihan, misalnya marah dengan meluap-luap
padahal kesalahan kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tak berharga
kemudian menangis, meraung-raung, itu berarti tidak alamiah.
Dapat disimpulkan bahwa :
Keindahan
berasal dari kata “indah” berati bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya.
Benda yang mengandung keindahan ialah segala hasil seni dan alam semesta
ciptaan tuhan. Sangat luas kawasan keindahan bagi manusia. Karena itu kapan,
dimana, dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan
identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama: abadi dan
mempunyai bdaya tarikyang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran
berarti tidak indah. Keindahan bersifat universal.
Makna
Renungan
Setiap
orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sama lain berbeda,
meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya
berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
Setiap
kegiatan untuk merenungkan atau mengevaluasi segenap pengetahuanyang telah
dimiliki dapat disebut befilsafat. Akan tetapi tidak semua orang mampu berfikir
kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran.
Penalaran adalah proses berpikir logik dan analitik.
Penalaran
merupakan kegiatan berpikir yang juga menyandarkan diri kepada suatu analisis.
Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu,
sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak langsung.
Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada logika
analitik. Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai karakteristik sendiri
yang berbeda dengan karakter keilmuan.
Pemikiran
kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu :
-
Menyeluruh
artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandangan
tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang
satu dengan ilmu-ilmu lain, hubungan ilmu dengan moral, seni dan tujuan hidup.
-
Mendasar artinya
pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar dari gejala),
sehingga dapat dijadikan dasar berpijak
bagi segenap bidang keilmuan
-
Spekulatif
artinya hasil pemikiran yang dapat dijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran
selanjutnya. Hasil pemikiran selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah
wilayah pengetahuan yang baru.
Metafisika adalah cabang filsafat yang
paling umum, mendasar dan kritik spekulatif.
Renungan atau pemikiran yang
berhubungan dengan keindahan atau penciptaan keindahaan didasarkan atas 3 macam
teori ialah teori pengungkapan, teori metafisika, dan teori psikologis.
Masing-masing teori itu ada tokohnya. Dalam teori pengungkapan dikatan oleh
Benetto Croce, bahwa seni adalah pengungkapan kesan-kesan.
Dalam teori metafisika, plato
mendalikan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi, sebagai realita illahi
itu. karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan imitasi (tiruan) dari
realita dunia. Sedangkan dalam dalam teori psikologik dinyatakan bahwa proses
penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan, keinginan bawah sadar dari seorang
seniman. Adapun karya seninya itu adalah bentuk terselubung atau diperhalus
yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
Dari teori permainan yang tergolong
teori psikologik dengan tokohnya Frisdick Schiller dan Herbert Spencer;
Schiller menyatakan, bahwa asal mula seni adalah dorongan batin untuk
bermain-main (play impulse).
Dalam proses jiwa seniman pada waktu
merenung dalam rangka menciptakan seni, menurut keats selalu diliputi rasa
ragu-ragu, takut, ketidaktentuan, misterius. Justru seniman yang tidak memiliki
negatif tidak mampu menciptakan keindahan. Kemampuan negatif ini identik dengan
proses mencari. Mencari yang dimaksud adalah mencari keindahan, karena yang
bersangkutan merasa belum puas atas keindahan yang telah diciptakan.
Selain daripada itu keats menyatakan,
bahwa untuk mengatasi ketakutan adalah berkuasanya hal-hal yang sesaat. Baginya
hal-hal sesaat itu merupakan pelatuk yang meledakkan imajinasi, dan imajinasi
ini membentuk konsep keindahan.
Selanjutnya konsep keindaha adalah
abstrak. Konsep itu baru dapat berkomunikasi setelah diberi bentuk. Seperti
halnya Gesang, setelah ia bermain bengawan Solo ia merenung, ia menemukan
konsep keindahan. Tetapi konsep keindahan belum berkomunikasi, barulah
berkomunikasi setelah diberi bentuk, yaitu lagu “Bengawa Solo” yang terkenal
itu.
Makna
Keserasian
Keserasian
berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai,
atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena mengandung unsur pengertian
perpaduan, ukuran, dan seimbang. Perpaduan misalnya orang berpakaian antara
kulit dan warna yang diapakai cocok. Sebaliknya orang hitam memakai baju warna
hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang berkulit
kuning.atau kepasar mempergunakan pakaian pesta, atau sebaliknya berpesta
mempergunakan pakaian santai, dan lain-lain.hal ini tentu tidak serasi atau
kurang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang “sayang” atau kata-kata
lain yang menunjukkan kekecewaan.
Karena
itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada
dasarnya adalah sejumlah kualita/pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.
Kualita yang paling disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan
(harmony),kesetangkupan ( synmetry), keseimbangan (balance) dan pertentangan
(contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari
berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada, dan
kata-kata. Tetapi adapula yang berpendapat bahwa keindaha adalau suatu kumpulan
hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si
pengamat.
Pendapat
lain mengatakan, bahwa pengalaman estetik sebagai suatu keselarasan dinamik dan
perenungan yang menyenangkan. Dalam keselarasan itu seseorang memiliki perasaan
seimbang dan tenang dan mempunyai citarasa akan sesuatu yang berakhir dan
merasa hidup sesaat di tengah-tengahkesempurnaan yang menyenangkan hati dan
ingin memperpanjangnya.
Dengan
ini dapat disimpulkan bahwa keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata
dasar rasi yang artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok, kena, dan
sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan ukuran, dan seimbang.
Dalam memadu rumah dan halaman orang
harus mempertimbangkan perbandingan ukuran, kalau tidak tentu hasilnya akan
mengecewakan orang yang melihatnya.
Makna
Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus yang artinya
tidak kasar(perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan
berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan, dan atau keadaban. Halus bagi
manusia itu sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap yang halus. Sikap halus
adalah sikap lembut dalam menghadapi orang lain. Lembut dalam mengucapkan
kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya.
Halus
itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil
maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar
atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku,
sikap orang yang sedang bermusuhan.
Sikap
halus dan lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap
sesama. Sebab itu orang yang bersikap halus atau lembut biasanya suka
memperhatikan kepentingan orang lain, dan suka menolong orang lain. Sikap
lembut merupakan perwujudan pola dari sifat-sifat ramah, sopan, sederhana dalam
pergaulan.
Sikap
halus juga dimiliki orang yang bersikap rendah hati. Karena orang yang bersikap
rendah hati adalah orang yang halus tutur bahasanya, sopan tingkah lakunya,
tidak sombong, tidak membedakan pangkat, dan derajat dalam pergaulan.
Menurut
Alex Guntur dalam bukunya yang berjudul “etika” menjelaskan, bahwa anggota
badan yang melahirkan sikap kehalusan dan kekasaran ialah: kaki, tangan,
kepala, mulut, bahu, bibir, mata, roman muka.
Kaki
dapat digerakkan, dan gerakan kaki dapat menggambarkan tingkah laku orang,
seperti melipat kaki, mengangkang kaki, menggoyang-goyangkan kaki, dan
sebagainya. Orang yang kesadaran etisnya tinggi sikap kakinya akan dikendalikan
sebaik-baiknya tidak akan mengganggu atau merugikan orang lain.
Tangan,
termasuk jari-jarinya, dapat mewujudkan macam-macam sikap dengan
gerakan-gerakannya, seperti meraba, mengusap, memukul, berjabat-tangan,
mengerjakan sesuatu dan sebagainya.
Bahu,
juga dapat melahirkan beberapa wuju tingkah laku, misalnya mengangkat bahu,
membuka atau melebarkan bahu.
Kepala,
dapat mewujudkan macam-macam sikap tingkah laku dengan gerakan-gerakannya,
seperti gerakan mengangguk tanda setuju, menggeleng-gelengkan tanda tidak
setuju dan sebagainya.
Mulut,
bibir dan matajuga dapat mewujudkan beberapa tingkah laku; dengan
gerakan-gerakannya, seperti mata terbuka lebar, melihat ke sana-sini, mulut
menganga, terkatub, bibir mencong dan
sebagainya.
Roman
muka adalah bagian permukaan dari muka manusia yang dapat mewujudkan sikap atau
tindakan tingkah laku. Misalnya roman muka pucat dan lesu mewujudkan sikap
dalam keadaan susah, sedih, atau sakit. Roman muka merah dan berkerut
mewujudkna sikap sedang keadaan marah, roman muka berseri-seri mewujudkan sikap
sedang gembira dan sebagainya.
Bahasa
melahirkan sikap
Perkataan
Tentang
perkataan, Alex Guntur menjelaskan, bahwa perkataan yang tersusun dalam
kalimat-kalimat merupakan ungkapan atau gambaran isi hati, maksud keinginan,
pendapat/buah pikiran atau sikap kita terhadap orang lain. Perkataan itu
keluarnya melalui 2 saluran yakni saluran lisan dan tulisan.
Bagian-bagian
rohaniah yang melahirkan sikap
Kemauan
Kemauan
merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam bagian rohaniah manusia. Unsur
kemauan itu penting, karena kemaunlah yang menentukan pilihan, yakni :
-
Berbuat atau
tidak berbuat sesuatu
-
Berbuat baik atau
tidak berbuat baik
Perasaan
Perasaan
juga datangnya dari jiwa manusia, yang terwujud luarnya tampak pada tingkah
lakunya, perbuatan atau tindakan. Karena itu, perasaan pun merupakan salah satu
sikap.
Perasaan
yang disini adalah perasaan yang ada jiwa atau yang lazim ada pada hati manusia. Karena dia menyuruh
hati manusia, maka perasaan yang ada pada jiwa atau yang lazim ada pada hati
manusia. Sebab itu perasaan perlu dikendalikan dengan baik.
Pikiran
Pikiran
adalah bagian rohani manusia yang dapay menciptakan pengetahuan, gagasan,
pendapat, ide, daya upaya (akal), teori, pertimbangan, ruangan, kesadaran
kebijaksanaan, dan sebagainya, demikian penjelasa Alex Guntur dalam bukunya
yang berjudul “ETIKA”. Dari semua itu lahir macam-macam sikap, seperti sikap
tahu dan ingin tahu, sikap mengerti, sadar, rasional, dan sebagainya.antara
pikiran dan badaniah tak dapat dipisahkan, karena merupakan kesatuan.
Kelembutan dalam Pergaulan
Agar
dalam pergaulan terjaga kehalusan dan kelembutannya maka harus berdasarkan
prinsip : cinta kasih, kejujuran, keadilan, kesetiaan dan keloyalan. Dan bagi
orang tua harus berpegang kepada satu komando dan kesatuan sikap.
Pergaulan dalam Masyarakat
Keluarga
adalah masyarakat, sudah tentu masyarakat terkecil. Namun keluarga itu
peranannya dalam masyarakat sangat penting. Hal itu, karena masyarakat itu
sebenarnya terjadi dari keluarga-keluarga kecil. Sebab antara keluarga dan
masyarakat saling berpengaruh.
Keindahan
Objektif dan Subjektif
ternyata bahwa dalam urusan keindahan itu
tersangkut dua pihak, yaitu benda atau apa saja yang berperan sebagai objek dan
siapa yang menanggapi sebagai pihak yang berperan sebagai sinjek. Tidak setiap
objek yang indah akan diterima atau ditanggapi oleh setiap sunjek sebagai yang
indah. Sebaliknya tidak setiap yang indah bagi seseorang akan dinilai indah
pula bagi orang lain. Bukan tidak mungkin sesuatu yang sebenarnya tidak indah
akan diterima sebagai yang indah oleh seseorang.
Atas
dasar itu, sebenarnya keindahan itu menurut kenyataannya dapat dibedakan
menjadi dua macam; yaitu keindahan objektif dan keindahan subjektif. Dengan
keindahan objektif dimaksudkan ialah keindahan yang secara hakiki ada pada
suatu benda atau apa saja. Keberadaan keindahan objektif ini tidak bergantung
pada pihak-pihak luar benda atau objek itu. dengan kata lin, disenangi atau
tidak objek tersebut tetap indah. Menurut Alexius Meinong (1838-1914) dan juga
Christian Ehrenfels (1859-1932). “keindahan adalah kekayaan yang melekat pada
objek itu sendiri”. Sejalan dengan pendapat diatas adalah ialah pendapat Pater
Dick Hartoko. Menurut Pater Dick, “keindahan merupakan sesuatu yang melekat
pada segala sesuatu yang ada, baik pada Tuhan maupun makhluk-makhluk ciptaan-Nya.
Selanjutnya oleh Pater Dick dikatakan bahwa sifat-sifat keindahan seperti itu
disebutkan sebagai keindahan trasendental, yang mengatasi batas-batas yang
memisahkan segala sesuatu yang ada. Keberadaannya tidak dapat dan tidak boleh
diterapkan secara “univoque” melainkan secara “analog”. Keindahan sebutir
mutiara berbeda dengan keindahan sekuntum bunga mawar atau anggrek, berbeda
pula pula dengan keindahan sebuah bangunan artistik dari suatu gedung modern,
tidak sama pula dengan keindahan jiwa seseorang yang saleh. Dalam hubungan ini
S. Suharianto dalam bukunya “Menuju Manusia Berbudaya” menambahkan, sejauh
benda-benda tersebut belum berubah dari bentuk atau keadaannya semula
(S.Suharianto,1987). Sebuah hutan misalnya, secara asasi ia telah memiliki
keindahan. Tetapi jika kemudian hutan tersebut oleh tangan-tangan jahil
dirusak, hutan itu akan kehilangan keindahaannya. Keindahan objektif tidak
terikat oleh perkembangan mode atau perubahan zaman. Ia pun tidak bergantung
kepada asas manfaat lahiriah atau kegunaan yang bersifat material.
Berbeda
halnya dengan keindahan subjektif. Keberadaan keindahan ini sangat bergantung
kepada asas manfaat. Keindahan subjektif sangat bergantung kepada
kepentingan-kepentingan subjek penanggapnya. Karena itu sesuatu benda mungkin
dianggap indah oleh seseorang, tetapi dianggap orang lain sebagai sesuatu yang
tidak indah. Hal itu terjadi karena bagi orang pertama, benda tersebut
mendatangkan manfaat atau menyenangkannya, sedangkan bagi orang kedua justru
sebaliknya. Itulah sebabnya keindahan subjektif sangat relatif.
Sekitar
Masalah Kesenian
Banyak pernyataan tentang kesenian telah
dilahirkan oleh para tokoh kesenian. Semuanya menunjuk tentang hasil karya seni
(art) atau kesenian (arts) dan apa-apa yang dapat diberikan hasil karya
kesenian tadi bagi para penghayat
(penghayatannnya adalah manusia bukan anjing atau kerbau). Pernyataan tentang
kesenian ini biasanya kita katakan batasan (definisi) atau pengertian
(conception) misalnya : “kesenian adalah karya cipta rasa dan karsa manusia
untuk memberi rasa nikmat atau keindahan”,”seni itu indah dan dapat memberi
kehalusan perasaan dan budi manusia”,”seni itu pancaran hati yang halus”,seni
itu indah mempesona” dan banyak lagi yang lain.
Jika
melihat batasan seni atau kesenian menurut Read diturunkan pembagiannya sebagai
berikut :
-
Seni Visual
Seni yang hanya dapat ditangkap oleh mata
(khas) yaitu seni lukis karena lukisan hanya bisa ditangkap oleh indera mata.
-
Seni Plastis
Seni jenis ini mestinya dapat digolongkan juga
seni visual, seperti misalnya seni gerak dan patung, juga arsitektur serta
pahat.
-
Musik
Hasil dari susunan (komposisi) lagu dan karya
musik dalam ekspresi bunyi. Yang termasuk ialah musik instrumen dan vokal serta
koor.
-
Sastra yang
termasuk karya-karya sastra meliputi :
a. Tertulis misalnya :
a. Tertulis misalnya :
1. sajak
2. cerpen, novel,esesi, dan
3. Drama
b.
lesan
BAB V
MANUSIA
DAN PENDERITAAN
Makna
Penderitaan
Penderitaan dari kata derita. Kata derita
berasal dari kata bahasa sansekerta dhra yang artinya menahan atau menanggung.
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan itu dapat lahir atau batin. Yang termasuk penderitaan itu antara
lain keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan
lain-lain.
Baik
dalam Al-Qur’an maupun kitab suci lain banyak surat dan ayat yang menguraikan
tentang penderitaan yang dialami manusia itu sebagai peringatan bagi manusia
akan adanya penderitaan. Tetapi umumnya manusia itu kurang memperhatikan
peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
Hal
itu, misalnya dalam surat Al-Balad ayat 4 dinyatakan “manusia ialah makhluk
yang hidupnya penuh dengan perjuangan”. Ayat tersebut diartikan, bahwa manusia
bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidupnya manusia
harus menghadapi alam dan tidak boleh lupa untuk bertaqwa pada Tuhan.
Hampir
semua karya besar dalam bidang seni dan filsafat lahir dari imajinasi
penderitaan. Epos Ramayana dan Mahabrata merupakan cerita yang penuh
penderitaan.
Dalam
epos ini kita dihadapkan pada sifat-sifat manusia yang tamak,kejam,amoral,tidak
manusiawi,dengki, dan lain-lain. Tetapi juga dihadapkan dengan pada sifat-sifat
manusia yang sabar,jujur,, menerima takdir (tawakal), mengalah, tak mudah putus
asa dan harga diri. Kita semua dapat menilai tokoh-tokoh epos itu.
Dalam
riwayat Nabi Muhammad SAW, diceritakansebagai anak yatim, dan kemudian yatim
piatu; dibesarkan kakeknya kemudian pamannya, yang semuanya penuh penderitaan.
Ia mengembala kambing, bekerja pada orang (buruh), dan sebagainya. Bahkan lebih
dari 75% dari hidupnya mengalami penderitaan yang luar biasa.
Nabi
Isa As pun hidupnya penuh dengan penderitaan. Bahkan lahirnyapun di palungan.
Dalam riwayat hidup Budha Gautama yang
dipahatkan dalam bentuk relief pada dinding candi Borobudur kita melihat juga
adanya penderitaan. Biarpun berupa Relief, namun hati kita pilu dan haru, pada
saat melihatnya. Seorang pangeran (sidarta) yang meninggalkan istana yang
bergemerlapan, masuk hutan dan menjadi biksu dan makan dengan cara mengemis.
Mengembara di hutan yang penuh penderitaan dan tantangan.
Kalau kita baca buku riwayat hidup
(biografi) dan riwayat hidup diri sendiri (otobiografi) orang-orang besar,
semuanya dimulai dengan penderitaan, jarang ada orang yang besar yang langsung saja
menjadi orang besar.
Makna
Siksaan
Berbicara
tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang neraka dan dosa, dan
akhirnya firman Tuhan dalam kitab suci Al-Qur’an. Seperti kita maklumi di dalam
kitab suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakan
tentang siksaan ini.
Macam
siksaan dan bentuk siksaan bertebaran antara 69 buah dari surat Al-Ankabut,
antara lain ayat 40 yang menyatakan :
“masing-masing bangsa itu kami siksa dengan
ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada di antaranya kami hujani dengan
batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar
bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan kedalam
tanah seperti Qarun, dan adapula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh.
Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak menganiaya mereka, namun mereka jualah
yang menganiaya diri mereka sendiri, karena dosa-dosanya”.
Berbicara
tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan
mungkin mendirikan bulu kuduk kita. Betapa tidak, di dalam benak kitaterbayang
seseorang yang tinggi besar, kokoh kuat dan dengan muka yang seram sedang
memegang cemeti yang siap dicambukkan ke orang yang disiksa dan lain-lain
sebagainya.
Siksaan
semacam itu banyak terjadi dan banyak dibaca diberbagai media massa. Bahkan
kadang-kadang ditulis dihalaman pertama dengan judul huruf besar, dan
kadang-kadang disertai gambar si korban.
Siksaan
manusia ini ternyata menimbulkan kreatifitas baik bagi yang pernah mengalami
siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung
ataupun tidak langsung.
Hal
ini dibuktikan dengan banyaknya tulisan baik berupa berita, cerpen,, ataupun
novel yang mengisahkan siksaan orang. Bahkan siksaan itu juga banyak difilmkan.
Dengan
membaca hasil seni yang berupa siksaan kita akan dapat mengambil hikmahnya.
Karena kita dapat menilai manusia, harga dikuasai nafsu setan, kesadisan, tidak
mengenal peri kemanusiaan, dan sebagainya.
Kita
dapat menilai diri kita sendiri, di mana kita berdiri, dimana kita berpihak,
dan sejauh mana ketakwaan kita.
Makna
Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak
bagi sipenderita. Rasa sakit akibat
menderita penyakit, atau sakit. Sakit perut akibatnya terasa sakit perutnya.
Sakit gigi akibatnya terasa nyeri. Sakit hati akibatnya hatinya terasa sakit.
Sakit cinta akibatnya hati selalu dirungdung rasa ingin ketemu orang yang
dicintainya, dan sebagainya.
Segala macam rasa sakit atau penyakit
yang diderita manusia tak dapat dipisahkan dari kehidupan, karena setiap orang
mengalami rasa sakit atau penyakit. Bermacam rasa sakit yang diderita manusia.
Sakit hati, sakit syaraf, dan sakit fisik. Setiap rasa sakit ada sebabnya,
tetapi tidak semua rasa sakit atau penyakit mudah diketahui sebabnya.
Rasa sakit atau penyakit dapat
menimbulkan daya kreatifitas manusia. Banyak hasil budaya seperti cerpen,
novel, film, ataupun seni foto yang mengungkapkan berbagai rasa sakit.
Rasa sakit banyak hikmahnya, antara
lain dapat mendekatkan diri penderita KEPADA Tuhan, dapat menimbulkan rasa
kasihan terhadap penderita, dapat membuka rasa keprihatinan manusia, rasa
sosial, rasa dermawan, dan sebagainya.
Tiap rasa sakit atau penyakit ada
obatnya. Hanya tergantung kepada penderita atau keluarga penderita, apa ada
usaha atau tidak. Bagi yang berusaha sungguh-sungguh dengan disertai
mendekatkan diri kepada Tuhan dan Pasrah kepada-Nya, maka Tuhan akan
mengabulkan doa dan usahanya.
Neraka
Berbicara tentang neraka, maka lazimnya kita
tentu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam ingatan kita yang luar biasa.
Tergambar pula dalam ingatan kita suatu rasa sakit dan penderitaan yang hebat.
Jelaslah
bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan dan
tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan rangkaian
sebab-akibat.
Pengertian
neraka sering kali dihubungkan dengan dengan kematian. Neraka sesudah mati
dibahas oleh para agama. Penderitaan hidup yang sering pula dikatakan “neraka
dunia” di bicarakan dalam bagian ini.
Banyak
penderitaan yang di alami orang di dunia. Karena hebatnya penderitaan itu tak
ubahnya dengan :”neraka” saja. Karena itu banyak orang yang mengatakan misalnya
si A itu hidupnya bagaikan di neraka saja. Neraka atau penderitaan yang hebat
itu menimbulkan daya kreatifitas manusia. Banyak seniman yang menganggap
penderitaan yang hebat atau neraka sebagai budaya yang menggambarkan manusia di
“neraka”.
Selain
itu banyak media massa yang mengkomunikasikan penderitaan yang hebat membuat
pilu dan haru membacanya, sehingga banyak orang yang mengulurkan tangannya
untuk meringankan beban sesama.
Jadi,
karya budaya, tulisan dan penderitaan dapat mengubah sikap mental manusia.
Beberapa
Kasus Penderitaan
Kata penderitaan berasal dari kata derita.
Menurut Suyadi derita berasal dari bahasa sansekerta “dhra” yang berarti
menahan atau menanggung (Suyadi 1985). Kata ini dapat pula diberi makna
merasakan.
Persoalan
yang muncul adalah mengapa manusia mengalami penderitaan, apakah penderitaan
itu membahayakan kesehatan, dan jika penderitaan itu membahayakan kehidupan
manusia persoalan berikutnya adalah bagaimana upaya untuk dapat menghindari
dari penderitaan.
Banyak
dari beberapa kasus bahwa penderitaan yang berat dan yang tidak tertahankan lagi, dapat meletus
berupa kemarahan dan tindakan-tindakan yang eksplosif. Penderitaan yang tidak
tertahankan lagi dapat mendorong timbulnya emosi yang dapat berakibat menutup
pertimbangan-pertimbangan akal sehat. Lalu, ada juga penderitaan seseorang yang
harus terpaksa berpisah dengan orang yang dicintai. Jika penderitaan itu
dirasakan begitu berat dan sampai meninggalkan emosi keadaan ini dapat
menyebabkan fungsi organ lain tidak dapat bekerja dengan baik seperti sulit
atau tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik
menyangkut kasus-kasus penderitaan ini yaitu :
-
Penderitaan dapat
di alami oleh setiap orang
-
Penderitaan dapat
muncul karena adanya konflik antara ciri-ciri kepribadian dengan kondisi
lingkungan yang tidak sesuai dengan harapannya, berpisah dengan sesuatu yang dicintai,
dan adanya rasa ketakutan.
-
Penderitaan
terjadi apabila manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya (biologis,
psikologis, dan sosial) mengalami hambatan.
-
Penderitaan yang
dialami dan dirasakan terlalu berat dapat meningkatkan dan dapat mengganggu
jiwa seseorang
-
Penderitaan itu
dapat dihilangkan.
Sumber
Penderitaan
1. Hakikat Manusia
Manusia
pada hakikatnya adalah makhluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun
dari perpaduan dan saling hubungan dan pengaruh antara unsur-unsur jasmani dan
rohani. Karena itu oenderitaan dapat pula terjadi pada tingkat jasmani maupun
rohani.
Jasmani
disebut juga sebagai tubuh, badan, badan wadaq, jasad, materi, wadah, atau
unsur konkrit dari pada pribadi. Jasmani merupakan unsur yang hidup pada
pribadi manusia
Rohani
sering disebut dengan istilah lain seperti misalnya jiwa, badan halus, dan mind
merupaka unsur yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Dalam
kehidupan seharihari rohani menjiwai, mendasari, dan memimpin unsur pribadi
manusia. Rohani memiliki alat dan kemampuan. Alat dan kemampuan itu adalah :
-
Nafsu
-
Perasaan
-
Pikiran
-
Kemauan
Dalam rangka pembicaraan mengenai penderitaan
ini akan dibahas sedikit mendasar tentang nafsu.
Nafsu
adalah semua dorongan yang yang ditimbulkan oleh segala macam kebutuhan,
termasuk pula instink, sehingga menimbulkan keinginan. Batas antara nafsu dan
keinginan tidak terlalu jelas. Poedjawijatna (1984) menyamakan antara keinginan
dan nafsu. Nafsu dapat menimbulkan gairah hidup pada manusia. Jika nafsu
dipenuhi akan menimbulkan kepuasan dengan rasa enak dan senang
Kasmiran
(1985) menjelaskan bahwa nafsu menurut kerohanian Indonesia mencakup lima
macam, ialah empat macam seperti yang ada pada tasawuf Islam dan satu macam
lagi yang merupakan perpaduan dari keempat macam yang lebih dahulu, yang secara
keseluruhan disebut “sedulur papat lima pancer”. Lima macam nafsu ialah : 1.
Mutmainah 2. Ammarah 3. Supiah 4. Lawwanah 5. Kombinasi dari empat nafsu.
Kelima
nafsu itu dimiliki atau berada dalam pribadi manusia. Tetapi tidak memiliki
kekuasaan atau pengaruh yang sama. Intensitas pengaruh masing-masing nafsu itu
pada diri manusia dipengaruhi oleh proses sosialisasinya, khususnya sosialisasi
pada masa anak-anak.
Perasaan
merupakan gejala psikis. Perasaan menyangkut suasana batiniah manusia. Kalau
seorang merasa cinta, benci dan sebagainya perasaan cinta atau benci ini
tinggal didalam batin manusia. Perasaan itu timbul akibat dari kontak antara
manusia dengan lingkungannya. Adanya rangsangan dari lingkungan yang menibulkan
reaksi dalam kaitanya reaksi ini adalah emosional. Reaksi emosional ini dapat
sesuai dengann kehendak pribadi atau akan melahirkan rasa puas, senang, dan
sikap positif, tetapi dapat pula terjadi pula reaksi emosional ini tidak sesuai
dengan kehendak pribadi sehingga akibat yang ditimbulkannya yaitu rasa tidak
senang, marah, sikap negative. Rasa seperti marah, tidak senang dan sikap
negative inilah salah satu penderitaan batiniah manusia.
2. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan sebagai
sumber penderitaan
Untuk mempertahankan keberadaan dan
kehidupanya, manusia di tuntut untuk memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan
fisik, maupun kebutuhan psikis, dan social. Dorongan memenuhi kebutuhan ini
juga sebagai sumber penderitaan. Di dalam usaha memenuhi kebutuhan ini nafsu
memegang peran penting. Nafsu atau dorongan ini cenderung menuntut untuk
dipenuhinya kepuasan dan keinginan. Dalam usaha memenuhi dorongan atau nafsu
ini menusia menggunakan daya kehendak dan akal budi serta perasaan yang di
milikinya untuk memilih dan mempertimbangkan jalan untuk objek yang di tuju.
Kehendak akal dan budi mempertimbangkan jalam dan meteri yang merangsang
manusia untuk di realisasikan dalam bentuk perbuatan.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan ini
mungkin saja terjadi bahwa tujuan ialah sesuatu yang dibutuhkan dan yang di
inginkan dapat tercapai sesuatu yang di kehendaki. Tapi mungkin pula sesuatu
yang di inginkan atau di kehendaki tidak tercapai. Jika yang di inginkan atau
yang di kehendaki dapat tercapai maka yang akan di dapatkan atau yang akan di
rasakan adalah kepuasan, kegembiraan atau kesenangan. Namun jika apa yang di
inginkan atau yang di kehendaki tidak tercapai maka yang akan di dapatkan atau
yang akan di rasakan adalah hanya perasaan kecewa, marah, sedih atau yang di
sebut dengan penderitaan.
Upaya
Menghindarkan diri dari Penderitaan
Menurut
Huijbers (1986) hidup objetif mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan
hidup, dalam mengejarnya dan dalam menghayatinya. Hidup efektif atau ersaan
justru menjadi motor yang kuat untuk mengembangkan suatu hidup menjadi bagian
suatu situasi hidup yang telah dicapai. Perkembangan hidup menusia terjalin
dengan eratnya dengan hidup emosionalnya. Bila hidup emosionalnya baik maka
kemungkinan sebagian besar hidupnya akan baik pula. semua apa yang ada pada
diri manusia sesungguhnya bisa dirubah, begitu pula dengan penderita. Meskipun
banyak yang berpendapat bahwa penderitaan adalah suatu takdir yang telah di
tentukan dari yang maha kuasa, namun penderitaan ini bisa kita hindari,
tentunya ada upaya atau usaha yang orang lakukan untuk menghindari suatu
penderitaan, meskipun manusia hidup tidak akan pernah terlepas dari
penderitaan. pada dasarny banyak upaya yang orang bisa lakukan untuk menghidari
penderitaan, antara lain upaya yang bisa orang lakukan optimis, yaitu seseorang
dalam melangkah atau melakukan sesuatu harus mampu bersifat optimmis, dari
bersifat optimis inilah seseorang akan mampu menepis rasa takut yang bisa
menyebabkan penderitaan. Seseorang yang mampu menahan diri untuk menjaga nafsu
terutama nafsu kejelekan itu akan menghindarkan diri seseorang dari
penderitaan. Kita tahu bahwasanya manusia hidup tidak akan pernah terlepas dari
penderitaan, namun setidaknya kita bisa meminimalisir penderitaan tersebut.
BAB VI
MANUSIA
DAN KEADILAN
Makna Keadilan
Manusia
adalah makhluk Tuhan tertinggi dikarenakan memiliki tiga jenis gejala istimewa
yakni akal, rasa, dan kehendak asal. Rasa dan kehendak ini menyatu dalam diri
manusia yang terdiri atas jiwa dan raga yang kemudian menjadikan sumber
kemampuan, kecerdasan atau kecakapan manusia dalam mengatur hidupnya. Manusia
berpikir untuk memenuhi hasrat memperoleh pengetahuan, untuk mencapai kebenaran
dan kenyataan, berusaha untuk memenuhi hasrat memperoleh seni dalam arti luas,
untuk mencapai keindahan, kehendak, untuk memenuhi hasrat memperoleh hal yang
baik dan kebaikan. Semua hal tersebut menjadi sumber kemampuan manusia untuk
menciptakan sesuatu dalam kebutuhan hidupnya baik jasmani dan rohani.
Manusia
adalah makhluk individu yang merupakan bagian dari makhluk sosial. Manusia
dianggap sebagai makhluk individu karena dapat mengatur kehidupannya sendiri,
sedangkan manusia dianggap sebagai makhluk sosial karena manusia tidak dapat
hidup sendiri tanpa orang lain.
Manusia
selain menjadi makhluk individu dan makhluk sosial juga merupakan makhluk
Tuhan. Manusia dalam mengatur hubungan dengan kodrat manusia perlu adanya
keserasian, keseimbangan, kesesuaian ataupun kesamaan dalam tingkah laku yang
adil yang menjadi tujuan manusia dalam hidupnya.
Keadilan
adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Masing-
masing orang menginginkan hak hidup mereka dengan cara bekerja keras dan
berusaha tanpa merugikan orang lain. Orang lain juga memiliki hak hidup untuk
kehidupan mereka sendiri, maka dari itu kita sebagai orang yang ingin
mempertahankan hak hidup kita harus memberikan kesempatan pada orang lain juga.
Keadilan disini mencakup keseimbangan dan keharmonisan antara hak dan kewajiban
masyarakat.
Keadilan
yang dibantu dengan kesadaran dan keinsyafan akan memenuhi rasa, cipta, karsa
manusia terhadap sesama manusia, sehingga akan membentuk hati nurani manusia
yang kita sebut dengan cinta kasih. Keadilan dan cinta kasih merupakan hal yang
berbeda tetapi jika kedua hal tersebut dipisahkan maka akan menimbulkan
ketidakselarasan. Keadilan yang tidak diiringi dengan cinta kasih akan
menimbulkan dasar hak dan hukum yang berlaku kejam dan memungkinkan terjadi
penipuan dan sebagai macamnya. Bahkan ada manusia yang demi keadilan dan cinta
kasih rela mengurangi dan mengorbankan hak sendiri untuk kepentingan umum demi
kepentingan negara dan bangsanya, yang disebut sebagai rela berkorban. Jika
seseorang atau golongan tertentu hanya mementingkan hak dan kewajiban sendiri
tanpa memikirkan kepentingan orang lain akan menimbulkan keadilan semu. Contoh
keadilan semu yaitu :
·
Bagi pengusaha
keadilan akan tercipta jika keuntungan terbesar jatuh pada pihak pedagang atau
pengusaha.
·
Bagi buruh
keadilan akan tercipta jika upah dibayar tepat waktu dan dibagi wajar pada kaum
buruh.
ü Khong Hu Tsu, seorang filosof China menuturkan
: “Bila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja,
masing-masing telah melaksanakan kewajibannya, maka itulah keadilan.” Lewat
perkataan beliau menjelaskan bahwa jika masing-masing melakukan tugas mereka
dengan baik maka akan tercipta keadilan dalam hidup.
ü Aristoteles mengatakan bahwa keadilan adalah
suatu kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan disini dimaksudkan titik
tengah diantara kedua ekstrim baik dikiri atau dikanan.
ü Plato menganggap bahwa keadilan adalah
kewajiban tertinggi dalam kehidupan negara yang baik, sedangkan orang yang adil
adalah orang yang mampu mengendalikan diri, perasaannya dikendalikan oleh akan
sehat.
ü Menurut Ensiklopedi Indonesia adil berarti :
Ø Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah
satu pihak.
Ø Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai
dengan hak yang harus diperolehnya.
Ø Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana
yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tepat menurut peraturan
atau syarat dan rukun yang telah ditetapkan. Tidak sewenang-wenang dan tidak
maksiat atau berbuat dosa.
Berdasarkan bentuk atau sifatnya, keadilan
dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Keadilan legal atau keadilan moral
Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil,
orang melakukan pekerjaan sesuai sifat dasar yang cocok dengan dirinya. Plato
menyebutnya sebagai keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan
legal. Keadilan akan terlaksana jika masing-masing orang mengerjakan pekerjaan
dan tanggung jawabnya dengan baik tanpa ikut campur atau ikut ambil bagian
dalam pekerjaan orang lain yang tidak cocok dengan dirinya
2. Keadilan Distributif
Aristoteles
berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana jika hal yang sama diperlakukan
secara sama dan hal yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama. Contoh :
Ali bekerja selama 10 tahun di PT. ABECE, Budi bekerja selama 5 tahun di PT.
ABECE. Jika Ali menerima komisi sebesar 100.000, maka Budi seharusnya menerima
50.000.
3. Keadilan Komutatif
Keadilan ini
bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
Aristoteles mengatakan bahwa keadilan adalah asas pertalian dan ketertiban
dalam masyarakat. Di dalam masyarakat sendiri pun terdapat petunjuk agar warga
bisa hidup tentram, damai, dan sejahtera. Masing-masing masyarakat diwajibkan
berbuat adil terhadap sesamanya agar menciptakan ketertiban dalam masyarakat.
Keadilan
dan ketidakadilan sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak
karya sastra yang lahir dari visualisasi keadilan dan ketidakadilan seperti
dalam seni drama, seni puisi, novel, musik, film, filasafat dll.
1. Kejujuran dan kebenaran
Kejujuran
atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya
apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Kenyataan adalah
kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya
dari perbuatan yang dilarang agama dan hukum. Masyarakat dituntut satu kata dan
perbuatan yang berarti apa yang dikatakannya harus selaras dengan perbuatan
nyata. Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran
mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan
keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya
budi pekerti.
Kebenaran
atau benar dalam arti moral berarti tidak palsu, tidak munafik, yakni bila
perkataannya sesuai dengan keyakinan batin atau hatinya. Kebenaran dan
kejujuran yang dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi adalah kesadaran
tentang akan sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap perbuatan salah.
Kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri sendiri, kesadaran melihat
dirinya sendiri berhadapan dengan pilihan hal yang baik dan buruk, yang boleh
dan tidak boleh dilakukan. Kejujuran dan kebenaran merupakan landasan untuk
keadilan.
Hal
yang menyebabkan orang berbuat tidak jujur yaitu pengaruh lingkungan, sosial
ekonomi, ingin populer, dan lain sebagainya. Untuk mempertahankan kejujuran
berbagai cara dan sikap perlu dipupuk. Namun demi sopan santun dan pendidikan
orang diperbolehkan berkata tidak jujur sampai pada batas yang dibenarkan.
2. Kecurangan
Kecurangan
atau curang artinya apa yang dikatakan tidak sesuai dengan hati nuraninya.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan
yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap orang yang berlebih dalam materi
atau hal lainnya dan senang jikalau masyarakatnya disekitarnya hidup menderita.
Padahal agama apa pun tidak membenarkan orang mengumpulkan harta
sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, apalagi dengan jalan yang
tidak seharusnya.
Bermacam-macam
sebab orang melakukan kecurangan ditinjau dari hubungan manusia dengan alam
sekitarnya, ada empat aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek
peradaban, dan aspek teknik. Jika keempat aspek telah dilaksanakan secara wajar
maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma moral atau norma hukum. Tetapi
jika didalam hati manusia telah digerogoti oleh jiwa tamak, iri, dengki, maka
manusia akan melanggar norma dan terjadilah kecurangan.
3. Pemulihan Nama Baik
Nama
baik adalah salah satu tujuan utama orang hidup, nama yang tidak tercela.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan
masyarakat dalam hidupnya. Yang dimaksud dengan tingkah laku atau perbuatan itu
antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara
menghadapi orang, perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya.
Tingkah
laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik pada hakikatnya sesuai dengan
kodrat manusia yaitu :
ü Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk
moral.
ü Ada aturan yang berdiri sendiri yang harus di
patuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Pemulihan
nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya , bahwa apa yang
diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai akhlak. Akhlak
berasal dari bahasa Arab dalam bentuk jamak “khuluq” dari akar kata “khlaq”
yang berarti penciptaan. Tingkah laku dan perbuatan manusia harus disesuaikan
dengan akhlak yang baik.
Terdapat
tiga macam godaan yang derajat/pangkat, harta dan wanita. Bila orang tidak
dapat mengendalikan dirinya, tidak dapat menguasai hawa nafsunya, maka akan
terjerumus ke hal-hal negatif seperti haus akan harta, wanita dan menghalalkan
segala cara untuk mendapat jabatan tertentu.
Untuk
memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tentunya tobat bukan
hanya dimulut saja, tetapi direalisasikan dalam tingkah laku yang sopan, ramah,
berbudi budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kekpada sesama
hidup dengan penuh kasih sayang, tanpa pamrih, takwa kepada Tuhan, mempunyai
sikap rela, jujur, dll.
4. Pembalasan
Pembalasan
adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa
perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa,
tingkah laku yang seimbang. Contoh dari pembalasan dalam kehidupan yaitu : Si A
memberikan bantuan kepada si B , kemudian si B kembali memberikan bantuan lain
kepada si A.
Pembalasan
pun meliputi pembalasan negatif dan pembalasan positif. Pembalasan disebabkan
oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang
bersahabat. Sebaliknya pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang
tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk
sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma untuk mewujudkan moral itu.
Perbuatan amoral disebabkan oleh pengaruh lingkungan masyarakat.
BAB VII
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
1. Manusia dan Tanggung Jawab
Pertanggungjawaban berasal dari kata tanggung jawab yaitu beban
psikis (kejiwaan) yang melandasi pelaksanaan kewajiban (atau dalam melakukan
kewajiban) dari tugas tertentu. Kesanggupan seseorang terhadap suatu tugas
wajib disebut kewajiban, akan berakibat pada suatu celaan atau menerima akibat
tertentu karena tidak dilaksanakan.
Dalam
agama islam ada tugas yang bersifat :
1. Wajib (fardhu), artinya suatu tugas yang harus
dilaksanakan atau tugas yang tidak boleh ditinggalkan kalau tidak dikerjakan
menerima sanksi berupa dosa.
2. Sunnah artinya tugas atau perintah Allah, yang
bila dikerjakan mendapat pahala, dan jika tidak dikerjakan tidak berdosa.
Lahirnya
kewajiban karena adanya hubungan hidup manusia diantaranya :
a. Manusia dengan manusia lain
b. Manusia dengan Tuhan
Tanggung
jawab dapat diperoleh sebagai makhluk Tuhan, karena menerima perintah untuk
berbakti pada Allah. Kemudian kewajiban juga timbul dari dalam diri sendiri
dikaitkan dengan nilai yang diterima dalam dirinya lalu dijadikan sebagai
harapan hidup.
Kebutuhan
hidup manusia meliputi : kebutuhan hidup jasmani, rohani (kejiwaan), kebutuhan
hidup sosial kemasyarakatan. Di Amerika terdapat pendidikan 4 H yaitu : hean
(daya pikir), heart (daya perasaan), hand (daya keterampilan motorik), health
(kesehatan). Pendidikan tersebut dapat dilakukan oleh orang tua, kaum agama,
guru, dll. Mendidik anak merupakan tanggung jawab orang tua, tetapi orang tua
yang memiliki keterbatasan pengetahuan melimpahkan tanggung jawabnya pada orang
lain yaitu guru di sekolah atau guru les.
Menurut
Prof. Drijarkara mengatakan manusia jika dilihat dari hubungannya dengan
tanggung jawab mempunyai hukum kodrat. Setiap manusia dikatakan baik jika
memiliki sikap dasar yang dapat membentuk karakter itu. Salah satu sikap dasar
itu adalah tanggung jawab. Tanggung jawab bila dihubungkan dengan kewajiban
memiliki arti bahwa tanggung jawab dapat digunakan sebagai landasan untuk
melakukan kewajiban.
Anak
kecil belum mampu diberikan tanggung jawab, dikarenakan masih belum dapat
menghayati nilai tanggung jawab. Apabila dipandang dari segi kemerdekaan
individu, maka tanggung jawab berarti sikap atau pendirian yang menyebabkan
seseorang menetapkan bahwa ia hanya akan menggunakan kemerdekaan untuk
melaksanakan perbuatan susila, karena manusia sadar dan mengerti akan tuntutan
kodratnya.
2. Makna Tanggung Jawab
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Manusia
adalah makhluk pribadi yang memiliki pendapat sendiri, perasaan sendiri dan
dengan itulah manusia bertindak atau berbuat. Manusia tidak luput dari
kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja ataupun tidak.
a. Tanggung jawab kepada keluarga
Keluarga adalah
suami, istri, ayah, ibu, dan anak-anak, dan orang lain yang menjadi anggota
keluarganya. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
Tanggung jawab merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
b. Tanggung jawab kepada masyarakat
Manusia adalah
makhluk sosial merupakan anggota masyarakat, karena itu dalam berpikir,
bertingkah laku, berbicara , dsb yang terikat dengan masyarakat. Tingkah laku
dan perbuatan masyarakat harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas.
c. Tanggung jawab kepada bangsa/negara
Manusia juga
merupakan warga negara, maka dari itu sebagai warga negara yang baik tiap
individual terikat oleh norma atau ukuran yang dibuat oleh negara. Setiap
tingkah laku warga negara yang melanggar norma maka harus bertanggung jawab
pada negara.
d. Tanggung jawab kepada Tuhan
Manusia merupakan
makhluk yang diciptakan oleh Tuhan. Manusia dapat mengembangkan diri sendiri
dengan sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, anggota tubuh, dan alam
sekitarnya. Manusia dapat melakukan perbuatan yang salah atau benar dalam
mengembangkan dirinya. Semua perbuatan itu harus dipertanggungjawabkan kepada
Tuhan. Dalam firman Tuhan juga dikatakan bahwa manusia dalam hidupnya harus
bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya. Jika manusia tidak bekerja keras
dalam hidup ini maka mereka akan menanggung sendiri hasil perbuatan mereka
sendiri.
3. Makna Pengabdian
Pengabdian
adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau
suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian berbeda dengan
memberi bantuan. Meskipun memiliki arti yang mirip tetapi memiliki tujuan yang
berbeda. Bantuan diberikan karena perasaan kasihan, tetapi pengabdian
disebabkan karena cinta atau kasih sayang. Pengabdian merupakan rasa tanggung
jawab seseorang.
a. Pengabdian kepada keluarga
Manusia hidup
berkeluarga yang didasarkan atas cinta dan kasih sayang. Didalam kasih sayang
terdapat pengorbanan dan pengabdian. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian.
Jika terdapat kasih sayang tanpa pengabdian, maka kasih sayang tersebut adalah
semu.
b. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia adalah
anggota masyarakat, tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan. Kita
harus saling membaur dalam masyarakat tidak boleh mengasingkan diri. Anggota
masyarakat harus mengabdi pada masyarakat.
c. Pengabdian kepada negara
Manusia adalah
bagian dari bangsa atau negara. Warga negara harus mencintai negaranya dengan
cara mengabdi pada masyarakat. Wujud nyata dari pengabdian negara misalnya ikut
serta dalam memperjuangkan kemerdekaan negaranya.
d. Pengabdian kepada Tuhan
Sebagai makhluk
ciptaan Tuhan, manusia wajib mengabdi pada Tuhan. Pengabdian disini berarti
penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan merupakan pertanggungjawabannya
kepada Tuhan.
4. Makna Kesadaran
Kesadaran
adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, tahu, ingat kepada
keadaan yang sebenarnya, ingat akan dirinya, siuman, bangun dari pingsan.
Contoh kesadaran yaitu rakyat telah
sadar akan bahaya korupsi. Secara umum makna kesadaran adalah hati yang telah
terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan.
Seseorang
ketika melakukan suatu hal yang salah bisa melanggar lebih dari satu norma.
Kesadaran moral mutlak dimiliki oleh masyarakat agar dapat menjaga nama baiknya
dan menghindari kepincangan dalam hidupnya. Banyak orang yang melakukan sesuatu
baik salah atau benar dengan kesadaran, hanya sedikit orang yang melakukan
sesuatu dengan tidak sadar. Anak kecil tidak akan diberi hukuman jika melakukan
kesalahan karena masih belum mengerti yang benar dan yang salah.
5. Makna Pengorbanan
Pengorbanan
berasal dari kata korban, artinya berikan secara ikhlas harta benda, waktu,
tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan
sesuatu atau demi kesetian dan kebenaran. Pengorbanan merupakan akibat dari
pengabdian. Pengorbanan dapat dilakukan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada
perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
a. Pengorbanan kepada keluarga
Manusia hidup
berkeluarga karena dilandasi dengan kasih sayang. Kasih sayang memerlukan
pengorbanan. Tanpa pengorbanan tidak ada kasih sayang atau tidak ada cinta.
Baik suami, istri, dan anak-anak, masing-masing dapat berkorban demi
keluarganya.
b. Pengorbanan kepada masyarakat
Manusia merupakan
makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat. Manusia tidak dapat hidup sendiri
karena saling membutuhkan masyarakat. Demi pengabdiannya kepada masyarakat ia
tidak bebas dari pengorbanan.
c. Pengorbanan kepada bangsa dan negara
Setiap orang di
bumi ini tinggal dan hidup di suatu bangsa atau negara. Semua orang pasti
menjadi anggota atau warga dari suatu bangsa dan negaranya dan memiliki
kewajiban yakni membela negara. Pembelaan tersebut disebut pengorbanan.
d. Pengorbanan kepada kebenaran
Demi sebuah
kebenaran, orang tidak takut menghadapi apapun. Sesuai dengan pribahasa “Berani
karena benar, takut karena salah.” Orang yang melakukan kebenaran sepatutnya
tidak perlu takut atau bimbang, karena tindakan beliau sudah tepat. Perang
kemerdekaan dengan penjajah misalnya, hal tersebut patut diperjuangkan karena
hak hidup masyarakat dalam negara adalah hal yang benar.
e. Pengorbanan kepada agama
Berkorban kepada
agama berarti berkorban demi cintanya kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena manusia
diciptakan oleh Tuhan maka dari itu manusia wajib berkorban kepada agama dan
Penciptanya, bahkan manusia rela kehilangan harta, tenaga, waktu bahkan nyawa
sekalipun.
BAB VIII
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
1.
Pandangan
Hidup dan Ideologi
Ideologi nenurut Wiliam (1959) mengandung dua
hal yaitu : (1) unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau unsur yang digunakan
sebagai dasar suatu kegiatan, dan (2) pemebenaran intelektual untuk seperangkat
norma-norma. Munandar Sulaiman (1987: 76) menyimpulkan pendapat Lenski (1974)
yang mneyatakan bahwa ideologi merupakan komponen dasar terakhir dari
sistem-sistem sosiobudaya. Bagi masyarakat, ideologi tersusun dari tiga unsur
yaitu:
1.
Pandangan Hidup
2.
Nila-nilai, dan
3.
Norma-norma
Masyarakat modern dalam berbagai hal telah
mencipatakan adanya konflik pandangan-pandangan untuk pengabdian dirinya.
Sebagai contoh, masyarakat industri berpandangan hidup bukan merupakan sumber
integrasi seperti masyarakat lama tetapi cendrung melaksanakan reideologi, dan
retradisionalisasi.
Pandangan hidup cendrung diikat oleh
nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap nilai-nilai. Pandangan hidup
memeberi semangat pada nilai-nilai. Norma berbeda dengan nilai karena digunakan
untuk hampir seluruh aturan khusus, sebaliknya nilai digunakan untuk pengertian
umum. Norma berlaku untuk menentukan prilaku perintah, atau larangan untuk
suatu kewajiban dari peranan spesifik dalam suatu spesifik pula. Dengan
demikian ideologi lebih luas dari pada pandangan hidup. Ideologi tidak
digunakan untuk hubungan individu tetapi untuk hal yang lebih luas, seperti
ideologi negara, masyarakat atau kelompok tertentu. Ideologi sebagai pedoman
hidup merupakan cita-cita yang ingin dicapai banyak individu di dalam
masyarakat.
Selanjutnya Roeslan Abdoelgani (1962)
menegaskan pula bahwa Pancasila merupakan Filsafat negara yang lahir sebagai
ideologi kolektif dari seluruh bangsa Indonesia. Setiap bangsa ingin dicapainya
sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa
akan memandang persoalan-persoalanynag di hadapinya dan menentukan arah serta
cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan tadi. Tanpa memiliki
pan dengan hidup maka sesuatu bangsa akan merasa terus terombang-ambing dalam
menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti timbul, baik persoal-persoalan
di dalam masyarakatnya sendiri maupun dalam persoalan besar manusia dalam
pandangan hidup yang jelas suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana ia memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya
yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju, denga berpedoman pada
pandangan hidup itu pula sesuatu bangsa akan membangun dirinya.
Karena itulah pandangan hidup suatu bangsa
merupakan masalah yang sangat asasi bagi kekokohan dan kelas tarian suatu
bangsa. Kita merasa sangat bersyukur bahwa pendahulu-pendahulu kita,
pendiri-pendiri Republik ini, dapat merumuskan secara jelas apa sesungguhnya
pandangan hidup bangsa kita, yang kemudian kita namakan Pancasila. Seperti yang
ditunjukan dalam Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978, maka Pancasila itu adalah
jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, padangan hidup
bangsa Indonesia dan dasar negara kita. Karena itu, Pancasila merupakan
pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai
dasar negara yang mengatur ketatanegaraan.
Dasar negara itu jelas dikehendaki oleh
seluruh bangsa Indonesia, karena sebenarnya ia telah tertanam dalam kalbu
rakyat, oleh karena itu ia maka yang kita maksud adalah Pancasila juga
merupakan dasar negara ynag mampu mempersatukan seluruh rakyat
Indonesia........akhirnya perlu juga ditegaskan, bahwa apabila dibicarakan
mengenai Pancasila maka yang kita maksud pancasila yang dirumuskan dalam
Pembukaan Undang-Udang Dasar 1945, yaitu:
Ø Ketuhanan
Yang Maha Esa;
Ø Kemanusiaan
yang adil dan beradab;
Ø Persatuan
Indonesia;
Ø Kerakyatan
yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan;
Ø Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 itulah yang kita gunakan, sebab rumusan yang demikian
itulah yang ditetapkan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia pada tanggal 18
Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
2.
Makna
Cita-cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita,
kebijakan, dan sikap hidup. Cita-cita, kebijakan dan sikap hidup itu tak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat
melepaskan diri dari cita-cita, kebijakan dan sikap hidup itu.
Contoh cita-cita yang berarti harapan,
mislanya Adi teman dan mendapat nilai C, bukan main kecewanya. Ia mengharapkan
nilai A, sebab persiapan yang dilaksanakannya cukup lama dan ia merasa telah
menguasai benar materi yang diujikan keluhnya; “Keadaan itu tidak sesuai dengan
cita-cita saya.”
Cita-cita, keinginan, harapan, banyak
menimbulkan day; kreatifitas para seniman. Banyak hasil seperti drama, novel
film, musik, tari, filsafat yang lahir dari kandungan cita-cita keinginan,
harapan, dan tujuan. Cita adalah Hati; cita-cita adalah suatu keinginan yang
terkandung di dalam hati. Karena itu cita-cita juga berarti angan-angan,
keinginan, harapan, atau tujuan.
Cita-cita tak dapat di pisahkan dari kehidupan
manusia, karena tnapa cita-cita berarti manusia tanpa dinamika. Tak ada
dinamika brarti tak ada kemajuan dan hidup asal hidup saja, statis.
Keinginan ada yang baik dan ada yang buruk.
Keinginan yang baik bersifat luhur. Keinginan itu dicapai dengan tidak
merugikan ornag lain. Keinginan buruk adalah keinginan yang dapat merugikan
orang lain.
Ada tiga katagori keadaan hati seseorang;
keras, lunak dan lemah. Orang yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum
cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala
kesulitan yang dihadainya. Orang yang berhati keras biasanya mencapai hasil
yang gemilang dan sukses hidupnya. Orang yang berhati lunak dalam usaha
mencapai cita-citabya menyesusaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia
tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena itu biarpun lambat ia akan
berhasil juga mencapai cita-citanya.
3.
Makna Kebijakan
Kebijakan atau kebaikan atau perbuatan
yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral,
perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika.
Jadi kebijakan itu adalah perbuatan
yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan.
Kebijakan berarti berlaku sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik,
ramah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
4.
Makna
sikap Hidup
Sikap hidup ialah keadaan hati dalam
menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau negatif ?
Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau negatif ? Apakah kita mempunyai
sikap optimis atau pesimis ? Apakah kita mempunyai sikap apatis?
Sikap itu ada di dalam hati kita dan hanya
kitalah yang tahu. Orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sebagai
contoh : A datang kepada B, A marah-marah karena perlakuan B yang tidak dapat
diterima oleh A. Sekarang bagaimana sikap B ini? Apakah B menghadapi A dengan
sikap tak bersahabat atau sebaliknya, yaitu dengan sikap ramah? itu semua
bergantung kepada sikap si B.
Sikap hidup adalah perasaan hati dalam
menghadapi hidup ini. Sikap itu bisa positif, bisa negatif, bisa apatis, atau
sikap optimis atau pesimis, bergantung kepada pribadi orang itu dan juga
lingkungannya.
5.
Manusia
dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup berupa sesuatu penggaris yang
mungkin dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai rumusan/formula, tetapi juga
tak dapat dinyatakan dengan rumusan, sebab di samping :
a.
Orang sulit menyusun perasaan, pikiran dan
kejiwaannya.
b.
Juga karena ia sendiri menyadari bahwa mungkin
ia dapat berbuat/bertindak yang melanggar prinsip-prinsip yang di katakan.
c.
Dan khawatir kalau-kalau ada kritik besar dan
penyelewengan pandangan hidup dari anak-anak atau orang yang dibimbing.
Pandangan hidup adalah juga filsafat hidup.
Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta akan kebenaran tentulah bentuk
kebenaran yang akan dicapai adalah kebenaran yang dapat diterima oleh siapa
saja. Pandangan hidup dimiliki oleh semua orang atau semua golongan. Maka
penggolongan yang paling ringan adalah pandangan berdasar :
a.
Beragama, beriman.
b.
Tidak beragama tetapi mengikutiu garis ajaran
satu atau lebih dari agama yang ada.
c.
Materialistik dan sekuler.
Pandangan hidup berbeda dengan cita-cita. Cita-cita misalnya :
ü Ingin
punya istri cantik, terpelajar tapi setia.
ü Ingin
punya suami tinggi, tampa (simpatik), pilot dan setia.
ü Ingin
jadi insiyur, dokter atau pilot
ü Ingin
hidup selamat, bahagia alias tidak kekurangan apapun dan sebagainya.
Sedangkan pandangan hidup :
1.
Hidup bahagia, sejahtera.
2.
Hidup sejahtera, penuh kebahagian dan cinta
kasih.
3.
Hidup panjang umur untuk sanak kerabat dan
dirinya serta bahagia, penuh cinta kasih.
BAB
IX
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
1.
Kegelisahan
dan Sumber-sumbernya
Pada prinsipnya manusia marupakan makhluk yang
diarahkan oleh motivasi dan cita-citanya. Hampir semua tingkah laku manusia
dapat dipandang sebagai usaha untuk memuaskan hasrat biologis mereka. Tetapi
tujuan itu sering sulit atau bahkan kemungkinan kecil untuk dicapai.
Kegelisahan disini diartikan suatu kondisi dimana orang menghadapi halangan
atau rintangan dalam mengatasi rintangan tersebut. Pada hakekatnya kegelisahan
menunjukan pada motivasi yang terhalang dan dalam keadaan tak terpuaskan.
Banyak orang berfikir bahwa kegelisahan
merupakan keadaan yang tak diinginkan. Tetapi para ahli jiwa berfikir bahwa
kegelisahan merupakan kondisi hidup manusia atau sebagai kawan akrab yang
memberi stimulus kepada tingkah laku manusia. Kegelisahan itu berkaitan dengan beberapa
hal diantaranya :
1.
Kegelisahan dan kompleksitas manusia
2.
Kegelisahan dan kondisi lingkungan
3.
Kedaan fisik manusia
4.
Lingkungan sosial
5.
Motif yang bertentangan/ konflik
2.
Makna
Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah. Gelisah
artinya rasa tidak tentram dihati atau selalu merasa khawatir tidak dapat
tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Penyebab
kegelisahan dapat pula dikatakan akibat mempunyai kemampuan untuk membaca dunia
dan mengetahui misteri kehidupan. Kehidupan ini membuat mereka menjadi gelisah.
Alasan mendasar mengapa manusia gelisah adalah
karena manusia memiliki hati dan perasaan. Bentuk kegelisahanya berupa
keterasingan, kesepian, dan ketidak pastian. Perasaan perasaan semacam ini
silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia.
Perasaan seseorang yang sedang gelisah, ialah hatinya tidak tentram, merasa
khawatir, cemas, takut, jijik dan sebagainya.
Perasaan cemas menurut Sigmund freud ada
tiga macam, yaitu :
1)
Kecemasan
obyektif. Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan, seperti anaknya
yang belum pulang, orang tua sakit keras, dan sebagainya.
2)
Kecemasan
neurotic (saraf). Hal ini timbul akibat pengamatan tentang bahaya dari naluri.
Contohnya dalam penyasuaian diri dengan lingkungan, rasa takut yang irrasional
semacam fobia, rasa gugup, dan sebagainya.
3)
Kecemasan
normal. Hal ini muncul dari emosi diri sendiri seperti perasaan iri, dengki,
hasud, dendam, marah, rendah diri, dan sebagainya.
Usaha-usaha mengatasi kegelisahan
Mengenai
mengatasi kegelisahaan inin pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri,
yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir
tenang, dan segala kesulitan dapat kita atasi. Dengan ketenangan ini orang yang
mengancam kita mungkin akan mengurungkan niatnya.
3.
Makna ketersaingan
Ketersaingan berasal
dari kata tersaing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing.
Berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata tersaing berarti,
tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain, atau terpencil. Jadi
ketersaingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan,
terpencil, atau terpisah dari yang lain.
Tersaing
atau ketersaingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah
mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang
berbeda satu sama lain.
Bila
kita simpulkan, kedua sebab hidup ketersaingan itu bersumber pada :
1)
Perbuatan yang
tidak dapat diterima oleh masyrakat. Perbuatan itu antara lain : mencuri, bersikap
angkuh, sombong, atau kaku.
2)
Sikap rendah
diri. Sikap yang sejenis dengan angkuh atau sombong ialah sikap kaku, pemarah
dan suka berkelahi. Sikap seperti itu, sebab takut terjadi konflik batin maupun
konflik fisik. Umumnya orang tidak senang akan konflik fisik karena hal itu
merupakan perbuatan anak kecil.
Sebab-sebab sikap
rendah diri antara lain sebagai berikut :
a.
Keterasingan
karena cacat fisik
b.
Ketearsingan
karena social ekonomi
c.
Keterasingan
karena rendah pendidikan
d.
Keterasingan
karena perbuatannya
Usaha-usaha untuk mengatasi keterasingan
Keterasingan
biasanya terjadi karena sikap sombong, angkuh, pemarah, kaku, tapi jua karena
rendah diri, perbuatan yang melanggar norma hukum. Pada hakikatnya sikap
tersebut untuk mengatasi keterasingan ini perlu kesadaran yang tinggi. Orang
yang bersikap disadarkan, karena apa yang mereka lakukan dianggapnya sudah
benar semua.
4.
Makna kesepian
Kesepian berasal dari
kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada atau kendaraan, tidak
banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya.
Sebab-sebab terjadinya
kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya
kesepian. Frustasi pun dapat mengakibatkan kesepian. Yang bersangkutan tidak
mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan
sebagainya.
5.
Makna ketidakpastian
Ketidakpastian berasal
dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannnya) atau mendua, atau apa
yang dipikirkan tidak searah, kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua adalah
akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan
oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Sebab-sebab terjadinya
ketidakpastian :
1.
Obsesi
2.
Phobia
3.
Kompulsi
4.
Hysteria
5.
Delusi
6.
Halusinasi
7.
Keadaan emosi
Dapat disimpulkan bahwa :
Ketikpastiaan berasal
dari kata tidak pasti artinya tidak menentu pikirannya kacau, tidak dapat
berkonsentrasi, bingung, tidak dapat berpikir dengan baik.
Orang yang tidak dapat
berpikir dengan baik itu biasanya karena mentalnya terganggu. Gangguan mental
itu bermacam-macam tanda-tandanya, misalnya yang tersebut diatas dan sebgainya.
Orang yang sedang dilanda tanda-tanda itu pikirannya kacau, tidak dapat
berpikir dengan baik. Andaikata bisa berpikir dengan baik, makna waktu cukup lama.
Untuk mengatasi atau
menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu dicari penyebabnya, andaikata telah
diketahui penyebabnya tetap masih sakit, penderita perlu diajak pergi atau
pergi sendiri ke psikolog.
BAB X
MANUSIA DAN HARAPAN
Setiap manusia memiliki
sangat banyak keinginan dan harapan-harapan yang harus di wujudkan. Harapan
adalah sesuatu yang ingin di capai pada masa yang akan datang, dengan melakukan
berbagai usaha yang dapat mencapaian
harapan tersebut.
1. Pelbagai Contoh dalam kehidupan
“Mohammad Husni Thamrin” merupakan seorang
tokoh pejuang, yang di dalam sebuah buku di ceritakan tentang awal kehidupannya
bahwa ketika ia masih kanak-kanak, Ibunya mengharapkan anaknya agar menjadi anak yang pandai dan
dapat memanfaatkan kepandaianya untuk memikirkan kehidupan masyarakat di
sekitarnya. Mengenai kehidupan bersama di sekitar pada masa itu keadaan yang
sangat menyedihkan akibat penjajahan serta menunjukan situasi penderitaan.
Harapan sang ibu ternyata terkabul, setelah
M.Husni Thamrin menamatkan sekolahnya, ia diterima bekerja sebagai pegawai
Pamong Praja. Kemudian ia berhenti, dan
di terima bekerja sebagai karyawan perusahaan perkapalan.
Dengan latar belakang pengalaman hidupnya,
M.Husni Thamrin dapat menghayati penderitaan rakyat, maka ia bertekad untuk
menghilangkan penderitaan tersebut.
Seperti Ibu dari Muhammad Husni Thamrin,
banyak orang tua yang menginginkan anak-anaknya berhasil dan menjadi seorang
yang disegani. Seperti, menjadi pegawai.
Mengenai penderitaan, ada contoh lain seperti
penderitaan seorang ibu yang akan melahirkan. Rasa sakit saat akan bersalin
sering di lukiskan oleh tokoh Ibu sebagai seribu rasa sakit yang berpadu jadi
satu dalam satu waktu. Yang di harapkan oleh Ibu adalah anaknya lahir dengan
selamat dan sehat. Setelah lahir, Ibu akan memeluk dan menyusui buah hatinya
dengan penuh kasih sayang dan rasa syukur.
Penderitaan lainnya seperti penderitaan orang
yang sedang sakit, mereka pergi berobat ke dokter hingga bisa sehat kembali.
Kemudian penderitaan para pejuang kemerdekaan yang pantang menyerah merebut
kemerdekaan walaupun nyawa menjadi taruhannya, penderitaan para mahasiswa yang
sedang menimba ilmu dengan pengorbanan waktu,tenaga dan biaya. Serta
penderitaan para bujangan dan gadis yang memasuki periode perkembangan jasmani
dan rohani tertetu untuk bertemu dengan pujaan hati.
Upaya untuk mewujudkan harapan menimbulkan
pemikiran, teori dan hipotesis yang berbeda. Sehingga membentuk beberapa blok
dan cara berbeda untuk mewujudkan harapan. Setiap teori untuk mencapai kebahagiaan
didukung oleh argumen yang kuat.
Perbedaan-perbedaan itu sering menciptakan
penderitaan yang luar biasa bagi umat manusia, seperti pembunuhan yang terjadi di Asia dan Afrika.
2. Nilai- Nilai Budaya sebagai Tolok Ukur Harapan
Di dalam suatu sastra terkandung nilai budaya,
pada hakikatnya memantapkan harapan seseorang tentang ide mereka yang terwakili
di dalam sastra tersebut. Seperti di dalam Sastra Jawa, terdapat nilai budaya
berupa Nilai Kejuangan dan semangat pengorbanan. Nilai Kejuangan yang dapat
menjadi tolok ukur di harapkan di miliki oleh warga masyarakat, berupa
Kesetiaan,kesungguhan, mengutamakan
mengabdi kepada tugas, memberi penghargaan kepada setiap
pekerjaan,disiplin dan berwatak pejuang.
Ada pula nilai Kerumah tanggaan yang di
harapkan berkembang di dalam setiap rumah tangga ialah di bentuk melalui proses
pernikahan menurut agama, hubungan suami dan istri berdasarkan cinta kasih,
jati diri yang baik dan benar, hubungan antara orang tua dan anak menurut
kewajiban dan hak masing-masing, pembinaan keluarga sejahtera. Nilai-nilai
lainnya yang harus di miliki yaitu kemandirian kaum wanita yang suatu saat akan
menjadi seorang Ibu, yang harus mengurus rumah tangga dan mendidik
anak-anaknya.
Terdapat istilah-istilah dalam sastra Jawa
mengenai nilai- nilai kejuangan, kerumah tanggaan, dan kemandirian tersebut,
yaitu mantep,tenan,taberi (mantap, serius, tekun), Patitis(teliti,cermat),
Satuhu (setia), nasiti, ngati ati, merak ati
(berencana,berhati-hati,menarik),dan mawa denga lawan watara (penuh perhitungan),
serta masih banyak lagi.
Dalam bahasa Jawa “Kudangan” ialah harapan
yang terpendam di dalam hati orang tua mengenai masa depan anaknya. Merupakan
kristalisasi aspirasi seorang Ayah atau Ibu mengenai sosok kemanusiaan dan
kedudukan yang diharapkan pada sang anak. Kudangan dirumuskan berdasarkan
perbendaharaan yang hidup di dalam diri dan persepsi mengenai kenyataan yang
ada dalam masyarakat.
Pengalaman Bangsa Indonesia yang mengalami
perubahan fisik serta mental selama masa penjajahan menyebabkan lahirnya suatu
nilai baru yaitu keberanian dan kesedian pengorbanan demi kehormatan bangsa,
menimbulkan kudangan untuk menjadi Jendral, prajurit atau tentara, setelah
memasuki kemerdekaan.
Mengenai “Manusia Pembangunan” adalah manusia
yang atas kemauannya sendiri melakukan tindakan untuk menyempurnakan sesuatu
dalam hidupnya yang masih kurang memadai.
3. Makna Harapan
Harapan (Kata Harap) artinya keinginan agar
sesuatu terjadi, hati yang mempunyai harapan atau keinginan, setiap manusia
memiliki harapan yang bermacam-macam.
Jika
seseorang putus harapan berarti ia tidak
dapat diharapkan.Untuk mewujudkan harapan harus di sertai usaha yang maksimal,
agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Namun, tetap Tuhan yang menentukan
hasilnya.
Menurut kodratnya di dalam diri manusia ada 2
dorongan, yaitu dorongan kodrat dan dorongan hidup (kebutuhan). Dorongan kodrat
ialah menangis, tertawa,berpikir,berkata, mempunyai keturunan dan bercinta.
Sedangkan dorongan hidup beruupa kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani
seperti pangan, sandang,papan dan kebutuhan rohani seperti
kebahabiaan,kesejahteraan,kepuasan serta hiburan.
Menurut Abraham Malow ada 5 macam kebutuhan
sekaligus harapan manusia, yaitu:
1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
(survival)
2. Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
3. Harapan untuk memilki hak dan kewajiban untuk
mencintai
4. Harapan memperoleh status, diterima dan diakui
lingkungan
5. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan
cita-cita.
4. Makna Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya
mengakui atau meyakini akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Semakin besar kewibawaan dan kejujuran seseorang maka makin besar pula
kepercayaan orang kepada berita yang ia sampaikan.
Kepercayaan di dalam agama adalah keyakinan
yang paling besar. Keyakinan seseorang di dalam suatu agama harus di hormati.
Karena hak atas keyakinan pribadi merupakan dasar dan penghargaan yang di sebut
toleransi.
Apakah Kebenaran itu?
Kebenaran
menurut Poedjawiyatna di dalam buku Etika Filsafat Tingkah Laku
merupakan Cita-cita orang yang tahu.Maksudnya cita-cita orang yang mengetahui
sesuatu yang benar. Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran yang logis. Tidak ada seorangpun yang suka akan
kekeliruan, maka orang rela bersusah payah, dan mengeluarkan biaya untuk
mencapai kebenaran.
Manusia memiliki bahasa sebagai alat
komunikasi dalam pergaulan, yang di rangkai dari kata-kata menjadi suatu
kalimat, dengan berbicara tersampaikanlah suatu keputusan yang merupakan hasil
pengetahuan. Seperti pengetahuan mengenai segitiga siku-siku.
Manusia
yang bertindak menurut keyakinannya baik dan benar maka dia merupakan manusia
susila. Sedangkan manusia yang berkepribadian etis adalah manusia yang dalam
tindakannya memilih yang baik dan benar sesuai dengan penerangannya. Jika tidak
ada kesesuaian antara putusan dan objek maka ada 2 kemungkinan, yaitu: orang
yang mengatakan putusan itu keliru atau orang yang mengutarakan sengaja
mengatakan yang tidak sesuai.
Berbagai
Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya.
Kepercayaan
berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan terbagi menjadi:
1. Kepercayaan kepada diri sendiri
Percaya
kepada diri sendiri menganggap diri benar, menang, mampu mengerjakan yang
diserahkan dan dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan kepada orang lain
Percaya
terhadap kata hati, perbuatan yang sesuai dengan kata hati terhadap kebenaran,
terhadap ucapan orang lain.
3. Kepercayaan kepada pemerintah
Percaya
kepada pemerintah baik pemerintah di suatu lembaga atau negara, seperti
Presiden, Raja, direktur atau menejer.
4. Kepercayaan kepada Tuhan
Percaya
kepada Tuhan sangat penting, karena menghubungkan antara Tuhan dengan manusia.
Karena Tuhan selalu menyertai dan memberi pertolongan. Untuk mendekatkan diri
kepada Tuhan, manusia melakukan usaha yang sesuai dengan pribadi, kondisi dan
situasi. Usaha yang dapat di lakukan, seperti meningkatkan ketakwaan dengan
cara beribadah,meningkatkan pengabdian kepada masyarakat, meningkatkan rasa
cinta kepada sesama manusia, mengurangi nafsu pengumpulan harta, menjauhi
perasaan negatif.
BAB XI
PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN
HIDUP (PKLH)
1.
Latar Belakang
Perlunya PKLH
Secara umum dapat dikatakan bahwa lingkungan
hidup adalah jumlah benda dan kondisi-kondisi yang ada dalam ruang yang kita
tempati dan berpengaruh kepada kehidupan kita, termasuk tingkah laku manusia.
Kondisi dapat di artikan sebagai
hal-hal yang menyangkut keadaan tingkah laku manusia. Masalah lingkungan hidup
di hadapi oleh masyarakat yang hidup bersahaja maupun modern.
Beberapa Informasi:
Perang
Dunia II membawa efek demografis dan masalah-masalah baru menyangkut lingkungan
dan sumber-sumber hidup manusia. Meningkatnya kelahiran secara pesat
menyebabkan terjadi ledakan penduduk di berbagai negara. Seperti di RRC, banyak
anak-anak yang tidak memiliki izin tempat tinggal karena mereka lahir
melebihi jumlah yang di targetkan
pemerintah. Sehingga Pemerintah Cina memberlakukan kebijakan pembatasan jumlah
anak, seorang wanita hanya boleh mempunyai satu anak.
Karena jumlah penduduk dunia terus
bertambah, maka dibutuhkan tambahan pangan,energi, rumah dan pakaian. Kebutuhan
itu diperlukan oleh negara-negara yang
sedang berkembang yang kurang mampu untuk mendukung hal itu. Sehingga lahan di
gunakan secara berlebihan untuk memenuhi bebutuhan tersebut, yang mengakibatkan
kerusakan lingkungan yang semakin parah. Seperti di Mali, yang menyebabkan
Gurun Sahara meluas ke selatan sampai
ratusan kilometer.
Pertumbuhan penduduk yang cepat
menyebabkan angka ketergantungan yang tinggi. Sehingga hasil pembangunan yang
telah tercapai sebagian hanya di gunakan untuk konsumsi penduduk yang tidak
produktif. Serta penyebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan pemanfatan
sumber daya alam atau SDM tidak efektif.
Kualitas penduduk yang rendah
tingkat pendidikan, kesehatan dan pendapatan perkapita, akan menjadi hambatan
dalam upaya mempercepat laju pembangunan. Beberapa langkah untuk mengatasi
kependudukan adalah program keluarga
berncana dan pendidikan kependudukan yang diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan penduduk yang baik.
Masalah lainnya yaitu semakin maraknya
pencemaran lingkungan, seperti pencemaran udara yang berasal dari asap
kendaraan dan pabrik-pabrik yang terjadi di kota-kota besar. Pencemaran air
yang di sebabkan oleh limbah yang di buang ke sungai atau laut, sehingga
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Seperti yang terjadi di Jepang, terjadi pencemanaran oleh logam kadmium yang
di buang ke sungai sehingga memyebabkan timbulnya penyakit “itai-itai” yang
mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan
patah tulang.
Penggarapan lahan yang berlebihan
dan tidak sesuai aturan dapat menyebabkan tanah menjadi tandus dan kering,
sehingga tidak dapat di garap kembali, seperti keadaan daerah gunung kidul yang dulunya subur kini
menjadi tandus karena akibat kegiatan tanam paksa (menanam kopi). Begitu juga
kekeringan yang terjadi di Etiopia dikarenakan penggarapan lahan yang
berlebihan di samping faktor keadaan iklim.
Karena pencemaran dan polusi yang
demikian hebat, maka para ahli,peneliti dan para menteri dari berbagai negara berkumpul di Toronto,Kanada
pada tahun 1988 untuk membicarakan kekhawatiran bersama naiknya suhu udara di
bumi. Serta di bahas mengenai masalah
lapisan ozon di atmosfer yang semakin tipis sehingga menyebabkan sinar
ultraviolet bebas masuk ke permukaan bumi, sehingga bisa menyebabkan pengaruh
buruk pada mahluk di bumi. Pada manusia berupa kanker kulit, katarak
mata,tekananan sistem kekebalan tubuh. Akibat pada yang lainnya seperti
turunnya hasil panen dan gangguan terhadap rantai pangan biota laut. Maka, hal
ini harus cepat di tanggulangi.
Dalam GBHN di sebut bahwa
Pembangunan Nasional Jangka Panjang di bidang Ekonomi di arahkan antara lain
kepada usaha untuk pengaturan pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga
berencana serta penyebaran penduduk yang lebih wajar dengan memindahhkan
penduduk ke luar Jawa dan Bali (Sekretariat Negara RI,1986 : 113).
Pelaksanaan pembangunan di bidang
ekonomi yaitu kelestarian sumber-sumber alam dan lingkungan hidup manusia untuk
generasi selanjutnya perlu mendapat perhatian. Pembangunan di Indonesia adalah
pembangunan yang mempertimbangkan faktor kependudukan dan faktor kelestarian
lingkungan sehingga pembangunan dapat berlangsung secara berkelanjutan.
2. Tujuan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup (PKLH)
Tujuan
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup adalah mewujudkan terbinanya
kualitas penduduk yang lebih baik. Serta menggunakan disiplin ilmu yang
relevan.
Tujuan PKLH secara terperinci yaitu:
1. Mengembangkan pengetahuan tentang konsep
kependudukan dan lingkungan hidup.
2. Mengembangkan kesadaran terhadap adanya
masalah Kependudukan dan limgkungan hidup
3. Kesadaran untuk mengatasi masalah Kependudukan
dan lingkungan hidup
4. Mengembangkan pengetahuan tentang adanya
hubungan timbal balik antara mahluk dan lingkungannya.
5. Mengembangkan sikap positif terhadap
lingkungan hidup.
6. Mengembangkan keterampilan untuk membina
keluarga dan kelestarian lingkungan hidup
7. Berpartisipasi aktif meningkatkan kualitas
penduduk dan kelestarian lingkungan hisdup.
3. Objek Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup
Objek yang menjadi kajian PKLH adalah
kependudukan dan kelestarian lingkungan hidup, seperti pokok masalah
kependudukan dengan parameternya, masalah pencemaran lingkungan, ekonomi
mengenai hubungan konsep pertumbuhan dan biaya-biaya sosial, masalah mengenai
kerjasama yang mengakibatkan baik buruk nya kondisi lingkungan,serta persepsi
manusia terhadap kualitas lingkungan hidup.
Di suatu Seminar Pelaksanaan Pendidikan
Kependudukan dan Lingkungan Hidup di ungkapkan bahwa PKLH mencakup
beberapa disiplin , yaitu:
1. Ekosistem
2. Populasi
3. Ekonomi dan Teknologi
4. Keputusan yang berkaitan dengan lingkungan
5. Etika Lingkungan.
Etika lingkungan merupakan rasa
menghargai,menghormati lingkungan yang berawal dari rasa cinta terhadap
lingkungan dan kesadaran akan peranan keseimbangan dalam lingkuungan hidup.
Bahan kajian PKLH secara garis besar adalah:
1. Masalah kependudukan dengan segala
parameternya
2. Pencemaran lingkungan
3. Persepsi manusia terhadap kualitas lingkungan,
mengenai pemantauan lingkungan.
4. Implikasi sosial dan kaitannya dengan
pelestarian lingkungan hidup
5. Etika lingkungan yang menunjang tumbuhnya
sikap dan prilaku positif terhadap lingkungan.
4. Pertumbuhan Penduduk dan Kelestarian
Lingkungan Hidup
1. Masalah Lingkungan
Bumi dan isinya merupakan anugerah yang harus
di jaga kelestariannya. Lingkungan hidup dapat berfungsi dengan baik apabila di
manfaatkan dengan bijak dan benar. Untuk dapat mengolah lingkungan hidup,
manusia di beri Tuhan berupa akal dan budi yang luar biasa sehingga dapat di
gunakan untuk mengolah lingkungannya ke arah yang lebih maju.
2. Pengertian Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada
di sekitar tempat hidup atau tempat tinggal kita. Ilmu yang mempelajari khusus
mengenai tempat tinggal adalah ekologi. Lingkungan terdiri dari Lingkungan
Hidup (biotik) dan Lingkungan tak hidup (abiotik).
3. Kelestarian Lingkungan
Dalam setiap lingkungan hidup antara komponen
satu dengan yang lainnya saling terkait dan ketergantungan. Ketergantungan yang
tampak hanya yaitu pada rantai makanan. Keterkaitan ini adalah antara produsen
dan konsumen, seperti rumput dimakan kambing, kambing di makan harimau.
Dalam melestarikan lingkungan hidup, sering
kali manusia mengabaikan keseimbangan alam.
4. Peranan Manusia Dalam Lingkungan Hidup
Seperti saat bertani, supaya panen padi
melimpah maka hama harus di basmi dengan memberi racun hama, sehingga hama
seperti tikus, wereng banyak mati, yang juga perpengaruh pada populasi pemakan
hama tersebut. Dengan di basminya hama tersebut, menyebabkan berkurangnya
saingan manusia. Populasi manusia yang semakin banyak ternyata dapat menjadi
ancaman kesejahteraan manusia itu sendiri.
5. Pertumbuhan Penduduk dan Sumber Alam.
Sumber Alam adalah semua kekayaan alam, berupa
mahluk hidup dan benda-benda mati yang dimiliki oleh suatu tenpat yang dapat
memenuhi kebutuhan manusia. Sumber alam terbagi atas Sumber alam Biotik (hidup)
dan Sumber Alam Abiotik (tak hidup). Sumber alam biotik dapat di perbaharui,
contohnya: hewan dan tumbuhan. Sumber alam abiotik tak dapat diperbaharui,
seperti minyak bumi dan batu bara. Dalam memanfaatkan kedua suumber alam ini
tergantung pada kebijakan manusia.
6. Pemanfaatan Sumber-Sumber Alam.
Dengan akal serta budi manusia memungkinkan
timbulnya Ilmu pengetahuan, teknologi yang dapat di gunakan untuk mengolah
sumber-sumber alam sehingga menghasilkan manfaat dan kesejahteraan manusia dan
lingkungannya.
Sumber alam Abiotik
1. Tanah, dengan adanya ilmu dan teknologi dapat
menghasilkan manfaat berlipat danga dari tanah. Seperti hasil panen yang
melimpah.
2. Air, merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi
kehidupan manusia. Baik air tawar maupun air asin dapat di manfaatkan untuk
kehidupan manusia dan mahluk lainnya.
3. Hutan
4. Pertambangan
Hasil pertambangan sangat bermanfaat bagi
kelancaran dan kemakmuran manuusia,
seperti minyak bumi untuk bahan bakar kendaraan, gas bumi untuk
penerangan, batu bara untuk industri dan penerangan.
C. Tambang-Tambang
Lainnya
Hasil tambang di Indonesia sangat melimpah, seperti
besi,mangan, emas, perak, nikel, timah, tembaga, platina dan lainnya. Dengan
menggali dan mengolahnya, manusia dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Tetapi sifat manusia yang ti dak pernah puas, kadang melakukan sesuatu secara
berlebihan sehingga dapat merugikan orang lain dan merusak lingkungan.
7. Pertumbuhan Penduduk dan Terjadinya Polusi
Polusi atau pencemaran adalah suatu keadaan
atau kondisi suatu habitat tidak murni lagi,di karenakan pengaruh terhadap habitat itu. Salah satu
penyebab polusi adalah laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat.
Pencemaran-pencemaran Lingkungan sebagai
berikut:
1. Pencemaran Tanah
disebabkan oleh banyaknya sampah yang
pengelolaan nya kurang baik, penggunaan pupuk terlalu banyak yang tidak sesuai
aturan pemakaian.
2. Pencemaran Udara
Disebabkan oleh asap yang dihasilkan pabrik
dan kendaraan, dari asap tersebut menimbulkan banyak gas-gas beracun yang
membahayakan kesehatan.
3. Pencemaran Air
Pencemaran dapat di sebabkan oleh masuknya
limbah ke dalam air, seperti ke sungai,danau dan laut. Limbah bisa berupa
zat-zat kimia dari pengolahan pabrik dan rumah tangga.
Untuk menghindari semakin parahnya polusi,
seharusnya manusia depat menggunakan alat atau bahan kimia dengan bijaksana,
tidak berlebihan dan membuang sisa kotoran pada tempat yang tepat, sehingga
lingkungan tetap terjaga kelestarian dan keindahannya. Serta pemerintah telah
mengatur bagi orang yang akan mendirikan industri agat meminta izin terlebih
dahulu, supaya penerapan industri dapat di atur sesuai dengan peraturan,
sehingga tidak menimbulkan polusi.
0 komentar:
Posting Komentar